54. Tampa Ada Pengumuman, Kamu akan Mendegar Kabar Kehilangan.

12.1K 668 32
                                    

Jangan lupa vote dan komen.
Aku suka ketawa sendiri tau baca komen kalian.
Aku bersyukur kalian begitu antusias.

Makasi ya😙

Happy reading😘

Pergi dan menjauh adalah salah satu caraku menghilangkan semua sesak yang sudah lama aku tahan.
❤❤❤

Ziena duduk dengan gelisah menunggu giliran, badannya panas dingin, tanganya pun gemetar.

"Udah lo tenang aja, gue yakin lo pasti bisa" ujar kimi menenangkan, trio cibon menganguk menyetujui ucapan kimi. Mereka sedang duduk diruang tunggu menunggu giliran sidang skripsi.

"Kalau gue nggak bisa jawab gimana?" Ujar ziena takut.

"Nggak mungkin lo nggak bisa jawab, sedangkan bonbon aja yang otaknya cuma segaris lulus dengan nilai memuaskan" jawab cio. Bondan yang namanya disebut menatap cio kesal.

"Kampret lo, gini-gini gue pintar tau"ujar bondan bangga menepuk dadanya.

"Doain gue ya" ujar ziena

"Pasti" ujar trio cibon serentak.

"Udah itu nama lo udah dipangil, buruan masuk" ujar kimi saat salah satu mahasiswa keluar. Ziena membuka pintu pelan, melihat para dosen yang sudah siap menyerangnya dengan beberapa pertanyan.

Ziena tidak asing dengan beberapa dosen disini, terutama pria yang berstatus sebagai suaminya itu menjadi penguji utama hari ini. Tapi walaupun begitu ziena tidak berharap banyak bisa dibantu karena mengigat hubungan mereka yang beberapa bulan ini penuh denggan konflik.

"Silahkan duduk" titah saka membuyarkan lamunan ziena. Ziena duduk dengan tenang mencoba meredakan detak jantungnya, saat sidang skripsi sama halnya dengan menunggu ajal bagi mahasiswa, semua skripsi yang kita buat harus dipertangung jawabkan dengan menjawab pertanyaan yang dilontarkan dosen.

Setengah jam berlalu ziena dengan gugup menunggu hasil putusan dosen didepanya ini yang sedang berembuk.

"Ziena azzahra, dengan berat hati saya harus menyatakan kalau kamu tidak lulus dengan nilai cum laude" tangis ziena pecah, kaki terasa tidak ada tenaga untuk berdiri.

"Kamu kenapa nangis?" Tanya saka saat melihat ziena terduduk dengan tanggan berpengangan disisi meja. Ziena menatap saka dengan mata memerah

"Gimana nggak nangis ma- eh pak hisk, jelas-jelas bapak bilang saya nggak lulus" ujar ziena disela tangisnya. Ziena menatap dosen disana dengan binggung saat mendapati mereka tertawa mencoba menerka apa yang sedang ditertawakan dosenya, apa pangilanya pada saka yang hampir meangilnya dengan sebutan mas atau apa.

"Kok bapak hisk, tega sama saya, saya ngga lulus lo pak harusnya bapak itu prihatin bukan ketawa" lirih ziena menunduk lesu.

"Hahaha ziena, siapa yang bilang kamu nggak lulus, dengan nilai cum laude itu kamu menjadi lulusan terbaik" ujar reyhan. Ziena mendongak menatap reyhan.

"Seriusan pak, saya lulus dengan nilai cum laude, aaa bunda ziena lulus" ujar ziena bertepuk tangan sambil melompat-lompat kecil membuat saka tersenyum melihat tingkah ziena sudah lama dia tidak melihat ziena tersenyum seperti ini, Saka berdiri memasangkan selempang di bahu ziena.

"Selamat sayang atas kelulusanya" bisik saka ditelinga ziena. Ziena tersenyum lalu menganguk.

"Mau foto dulu" ujar reyhan. Ziena menatap saka mencoba mengilangkan sedikit rasa sakitnya.

"Boleh pak" ujar ziena. Merangkul tangan saka lalu tersenyum kearah kamera.

"Makasi pak" ujar ziena sopan dan langsung keluar dengan senyum yang merekah.

Dosen (PA). Tahap Revisi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang