42. Janji yang tidak pernah kamu wujudkan.

11.5K 587 18
                                    

Jangan lupa vote dan komen.
Happy reading.😘

Aku cuma takut Janji yang kamu ucapkan seperti yang sudah-sudah, dan hanya menjadi harapan untukku yang tidak pernah kamu wujudkan.
💗💗💗.

Hari semakin sore, ziena duduk didepan teras bersama bintang sambil menunggu penjual sate kambing lewat. Semenjak hari dimana ziena menemui saka, ia sudah kembali kerumah itu. Melupan semua kejadian itu dan mencoba tidak terjadi apa-apa.

"Kakak cantik, ko lama ya satenya"sebal bintang.

"Ho'oh..kayaknya ngak lewat deh" ujar ziena melirik jam dihandphonenya.

Tidak lama ziena melihat mobil saka masuk kedalam rumah.

"Yang ditungu lain yang datang lain" gerutu ziena saat melihat kania yang turun degan saka yang banyak membawa paperbag ditanganya.

"Kamu ngapain diluar?" Tanya saka.

"Nunggu sate" acuh ziena, ia masih kesal degan pria didepanya ini, pasalnya ia ingin ikut pergi ke mall tapi kania malah merajuk membuat saka tidak memperbolehkan ziena ikut.

"Masuk yuk" ujar kania menarik tangan saka. Mau tidak mau saka mengikuti langkah kania meningalkan ziena yang mencibirnya dari belakang.

"Nenek lampir manja" ejek ziena membuat bintang tertawa mendegarnya.

"Bintang, kita jalan-jalan sore aja yuk" ajak ziena, mengingat kehamilan ia sekarang sudah memasuki kesembilan bulan dan disarankan untuk lebih banyak berjalan

"Ayuk" semangat bintang.

Ziena mengandeng tangan bintang sayang, membawa bocah itu keliling komplek. Sesekali banyak laki-laki yang lewat menebar senyum ke arah ziena, kecantikam ziena memang semakin bertambah diusia kandungannya kali ini.

"Kakak cantik, kita duduk ditaman aja yuk"ajak bintang menarik tangan ziena. Ziena hanya menurut dan mengikuti langkah bocah itu.

"Kakak tunggu disini aja ya, bintang main aja kesana" ujar ziena duduk. Bintang menganguk melepaskan gengaman ziena dan berlari mencoba perosotan yang disediakan ditaman komplek.

"Hai sayang, kamu kapan keluar sih, bunda ngak sabar tau liat kamu main-main seperti kakak bintang" ujar ziena mengelus perutnya.

"Saya cari'in kamu, ternyata disini" ujar saka ikut duduk disamping ziena. Ziena menoleh acuh.

"Kamu marah sama saya?" Tanya saka.

"Ngak" jawab ziena santai.

"Terus kenapa jutek gitu mukanya" ujar saka mencubit pipi ziena gemas.

"Ih sakit" ujar ziena melepaskan tangan saka.

"Saya tau kamu marah" ujar saka.

"Udah tau, masih aja nanya" cibir ziena tetap memperhatikan bintang yang bermain degan riangnya.

"tadi kania ngidam pengen pergi berdua zie, makanya saya larang kamu, ditambah kanduangan kamu yang udah besar" jelas saka memberi pengertian.

"Hmm" gumam ziena.

"Saya minta maaf ya" ujar saka, tapi ziena masih saja acuh.

"Kamu ngak mau maafin saya?" Ujar saka.

"Udah aku maafin" ketus ziena. Saka tersenyum, lalu ia membelai rambut ziena sayang.

"Gini deh, saya turutin semua permintaan kamu, tapi kamu harus maafin saya, kamu ngidam apa?" ujar saka membuat ziena menoleh pada saka.

Dosen (PA). Tahap Revisi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang