10

7.7K 1K 18
                                    

Mobil Jeno berhenti didepan rumah Jaemin, Jaemin mengerutkan dahinya melihat Jeno mematikan mesin mobil dan melepas seltbeat nya.

"Ngapain?"

"Pamitan lah sama camer," kata Jeno menarik turunkan alisnya.

"Jeno geli anjir." Ketus Jaemin keluar dari mobil Jeno.

"Ayah, Nana pulang." Kata Jaemin membuka pintu rumah, ia memasuki rumah dan menyuruh Jeno duduk dishofa ruang keluarga.

"Ayah, ada Jeno." Kata Jaemin membuka pintu ruang kerja Siwon dan benar saja Siwon berada disana.

Jaemin tersenyum kecil melihat Ayahnya tengah sibuk melihat figura foto keluarga kecil mereka, setidaknya Siwon masih mengingat Yoona.

"Aku minta ijin kamu Yoona, aku ingin menikahi Victoria. Tolong, tolong bantu aku yakinin anak anak kita." Suara Siwon terdengar lirih namun sangat jelas ditelinga Jaemin, Jaemin terpaku ditempatnya.

Jadi Siwon serius dengan hubungannya, apa Jaemin bisa memasang topeng lebih tebal lagi untuk menerima Victoria? Jaemin menyayangi Siwon, ia ingin melihat Siwon bahagia, tapi ia tidak ingin posisi bundanya digantikan oleh Victoria. Yoona pun belum tentu meninggal dan Jaemin yakin Yoona belum meninggal.

"Nana," panggil Siwon. Jaemin tersadar dari lamunannya, ia segera tersenyum pada Siwon.

"Sudah pulang? Sudah makan malam?" Tanya Siwon merangkul Jaemin, Jaemin mengangguk.

"Udah, diluar ada Jeno." Kata Jaemin, Siwon mengangguk, mereka berdua keluar dari ruang kerja Siwon.

"Halo om, maaf mulangin Jaemin telat." Kata Jeno menggapai tangan Siwon untuk salim.

"Iya nggak apapa, yang penting kalian sampai rumah." Kata Siwon.

"Jeno langsung pamit pulang ya Om, sudah malam."

"Nggak mau minum dulu Jen?"

"Enggak om, terima kasih."

"Yasudah, hati hati dijalan ya." Kata Siwon, Jeno mengangguk.

"Yah, aku anter Jeno dulu ke depan." Kata Jaemin, Siwon mengangguk.

"Jen, kita sembunyiin hubungan kita ya?" Pinta Jaemin, Jeno mengerutkan dahi bingung.

"Kenapa?"

"Lo tau kan gue nggak suka hubungan gue diurusin orang lain? Gue takut banyak orang yang sok ngurus hubungan kita kedepannya." Jelas Jaemin memainkan jari jarinya, Jeno mengangguk, walaupun sebenarnya ia tak setuju.

"Yakin?"

"Iya. Nanti kita bisa go pub waktu kita lulus, ya?"

"Oke, apapun selagi lo nyaman." Kata Jeno mengacak rambut Jaemin gemas.

Jeno membawa Jaemin kedalam pelukannya, ia sangat menyayangi Jaemin. Jaemin menerima pelukan Jeno, ia menaruh kepalanya dipundak kiri Jeno.

"Besok gue jemput ya? Kita berangkat bareng, pulsek gue anter lo cari barang barang buat ke Yogyakarta." Kata Jeno, Jaemin mengangguk.

"Eh? Jeongin gimana?" Tanya Jaemin merenggangkan pelukan mereka berdua,

"Aku bawa mobil Na."

"Oke." Kata Jaemin kembali memeluk Jeno.

"Gue nginep sini aja deh ya, Lo kok jadi manja gini sih, gue kan gemes." Keluh Jeno membuat Jaemin melepas pelukan mereka.

"Nggak usah ngadi ngadi ya, baru jadi pacar aja belagu."

"Na, jangan deket deket sama Hyunjin ya?"

"Lah kenapa?"

"Nggak enak aja gitu dilihat."

"Cemburu ya?" Goda Jaemin, Jeno melotot dan menggeleng rusuh.

"Alah, cemburu kan?" Ledek Jaemin membuat Jeno mendengus kesal.

"Gue balik deh, see you tomorrow." Kata Jeno membuka pintu mobil ya,

"Hati hati di jalan, sampek rumah kabarin gue ya."

"Oke. Bye." Kata Jeno membawa laju mobilnya menjauh dari rumah Jaemin.

Jaemin memasuki rumahnya, ia ingin menemui Siwon untuk ijin ke Yogyakarta Lusa, karna padatnya persiapan Hari jadi sekolah, Jaemin melupakan undangan itu.

Jaemin mendengar sayup sayup suara Siwon di taman belakang, ia mendekati Siwon dan langkahnya terhenti melihat Siwon sedang telfon.

"Aku tau, kamu sabar ya?"

"Rumah itu akan segera aku jual, Lucas akan tinggal dirumahku sama Jaemin dan Jeongin, tapi kamu harus sabar."

"Aku sudah ketemu sama calon pembeli rumahnya, besok dia akan lihat rumahnya langsung."

Jaemin terpaku ditempatnya, rumah? Siwon benar benar ingin menjual rumah lamanya? Jaemin melupakan ijinnya, ia berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya,

"Lah kak baru pulang?" Tanya Jeongin yang sibuk membaca komik Jaemin, Jaemin mengangguk.

"Je, pesenin americano ya," pinta Jaemin, Jeongin mengerutkan dahinya.

"Nggak! Inget lambung."

"Please, gue butuh."

"Kenapa sih?" Tanya Jeongin mendudukkan dirinya diatas kasur. Jaemin berjalan mendekati Jeongin dan duduk disebelah Jeongin.

"Ayah mau jual rumah lama yang sekarang ditempatin mas Lucas."

"Apa?!" Pekik Jeongin,

"Makanya sekarang gue mau telfon mas Lucas, ngabarin dia."

"Aku pesenin Caramel ya? Americano terlalu kuat kafeinnya, Caramel aja mau?" Tanya Jeongin, Jaemin mengangguk. Jeongin memesan online Kopi untuk Jaemin, sedangkan Jaemin menelfon Lucas.

Air mata Jaemin terus turun, ia juga tidak rela rumah itu dijual, rumah itu penuh kenangan keluarganya.

Air mata Jaemin terus turun, ia juga tidak rela rumah itu dijual, rumah itu penuh kenangan keluarganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, i'm back :)

Cara ngebalikin chapter yang acak acakan gimana sih? Padahal di draf runtut, kenapa pas dibook malah acak acakan ༎ຶ‿༎ຶ

Mohon maaf atas ketidak kenyamanannya.

Galakasa (Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang