24

6.8K 888 14
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hello i'm back!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
100 vote=UP^^
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading

"Jaemina."

Jaemin melotot melihat Johnny berdiri di dekat mobilnya, Jaemin sangat malas menghadapi Johnny hari ini. Lelaki itu seakan tidak mengenal lelah mengikutinya kemanapun.

Jaemin ingin mengumpat setiap bertemu dengan lelaki ini, tapi...

"Aku sudah ijin ke Grandma, beliau mengijinkan ku untuk makan malam bersamamu."

Ya, lelaki bernama lengkap Johnny Suh ini terlanjur dekat dengan Boa. Boa selalu mengijinkan Johnny membawa Jaemin kemanapun, padahal Boa tau siapa pemilik hati Jaemin, tapi Boa seakan buta dan tuli tentang perasaan Jaemin.

"Aku akan naik mobilku-"

"Mobilmu akan dikembalikan orang suruhan ku, kamu ikut aku."

"Tapi-"

"Ayo." Johnny menarik pelan tangan Jaemin. Satu dari banyaknya sifat Johnny yang Jaemin benci, Johnny selalu memaksakan kehendaknya dan tidak mendengar ucapan orang lain.

Selama perjalanan Jaemin terus diam, melihat jalanan Chicago yang tak pernah sepi. Mengabaikan Johnny yang berusaha mengajaknya berbicara, pikiran Jaemin tertuju pada Jeno.

'Ini udah 7 tahun, kenapa kamu nggak ada kabarin aku sama sekali?' Keluh Jaemin dalam hatinya.

Mobil Johnny terparkir rapi di parkiran restoran terkenal di Chicago. Jaemin merindukan masa SMA nya, daripada restoran mewah. Jeno selalu membawa Jaemin makan di angkringan pinggir jalan, ditemani suara riuh kendaraan.

"reservation on behalf of Johnny Suh." Kata Johnny pada pramusaji yang berdiri didepan pintu, pramusaji itu berjalan mendahului Johnny dan Jaemin.

Pramusaji itu berhenti didepan meja outdoor yang tampak cantik dengan vas bunga mawar merah dan lilin ditengah meja, ada 2 kursi yang saling berhadapan dan 2 piring steak serta wine merah yang sudah Jaemin kenal akrab.

"Enjoy your time, sir." Ucap pramusaji itu, Johnny menarik kursi, mempersilahkan Jaemin untuk duduk. Mau tidak mau Jaemin menuruti Johnny,

"Thank you." Gumam Jaemin sedikit tersenyum.

Jaemin memakan steak dihadapannya penuh dengan keterpaksaan, rasa steak ini nggak masuk sama sekali di lidahnya. Jaemin tidak bisa minum, karna ia tak melihat air selain wine, Jaemin memiliki toleransi rendah terhadap alkohol, ia tak mau ambil resiko terburuk.

Galakasa (Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang