15

6.8K 941 107
                                    

75 vote=up^^
Happy reading 💚
.
.
.
.
.
.
.
.



Klinting

Suara lonceng kafe terdengar tanda pintu terbuka, Jaemin, Yangyang dan Zitao -kakak penanggung jawab- berjalan bersama memasuki cafe yang ada didekat hotel yang mereka tempati.

"Selamat sore kak,"

"Ya Tuhan, nikmat mana lagi yang kau dustakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya Tuhan, nikmat mana lagi yang kau dustakan." Gumam Zitao melihat penjaga cafe.

"Biar kakak aja yang pesen, kalian mau apa?"

"Aku americano 4 shoot ya kak." Kata Jaemin, 'mumpung nggak ada ayah' batin Jaemin bahagia.

"Aku hot chocolate kak." Kata Yangyang. Zitao mengangguk dan berjalan menuju kasir, sedangkan Jaemin dan Yangyang pergi mencari bangku yang strategis.

Prank! Suara gaduh terdengar, Jaemin dan Yangyang menoleh ke sumber suara dan menghampiri seorang wanita itu.

"Ya ampun, mbak nggak apapa?" Tanya Yangyang membantu wanita itu, sedangkan Jaemin mengambil gelas dan piring melamin dan menaruhnya diatas nampan yang wanita itu bawa.

Detak jantung Jaemin terhenti seketika begitu melihat wanita itu, air mata Jaemin meleleh seketika, beruntung nampan yang ia pegang tidak lagi jatuh karna ia melemas.

"Buna..." Lirih Jaemin, wanita yang sejak tadi memegangi kepalanya seketika melihat kearah Jaemin,

Jaemin tidak kuat lagi, ia menaruh nampan itu diatas meja dan berlari keluar kafe, wanita tadi masih terdiam ditempatnya.

"Asa...."

"Renjun?" Suara Jeno terdengar, mata lelaki sipit itu semakin menyipit melihat keberadaan Renjun dirumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Renjun?" Suara Jeno terdengar, mata lelaki sipit itu semakin menyipit melihat keberadaan Renjun dirumahnya.

"Hai Jen."

"Ada apa?"

"Eung..... Kita satu kelompok tugas Peluang matematika wajib, besok tugasnya dikumpulin."

"Hah? Emang iya?"

"Iya, tadi Bu Intan kasih tugasnya. Kamu nggak ada."

Jeno mengangguk paham, Jeno melewatkan mata pelajaran matematika wajib saat menyusul Jaemin ke bandara tadi.

"Dapet alamat rumah gue darimana?"

"Dari Hyunjin."

'awas lo memble!' batin Jeno mendengus.

"Kerjain disin-"

"Jen, ajak temennya ke kamar. Mau ada tamu Papa." Kata Tiffany memberi Jeno nampan berisi 2 gelas susu coklat dan nampan berisi cookies yang tadi Tiffany buat.

"Yaudah ayo." Ajak Jeno pada Renjun. Renjun mengangguk, ia tersenyum kecil pada Tiffany.

Jeno membuka pintu kamarnya dan mempersilahkan Renjun untuk duduk di kursi santai Jeno. Renjun patuh, matanya melihat interior kamar Jeno yang manly menurutnya.

Perabotan didominasi warna gelap kecuali dinding kamar yang bewarna putih, ada rak kaca dipojok ruangan, tersusun medali dan piala rak nomor 2 kebawah dan rak diatas sendiri terpajang foto,

Perabotan didominasi warna gelap kecuali dinding kamar yang bewarna putih, ada rak kaca dipojok ruangan, tersusun medali dan piala rak nomor 2 kebawah dan rak diatas sendiri terpajang foto,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari sudut manapun semua orang tau itu foto Jaemin dan Jeno.

'sedekat itu kah mereka sampe pajang foto berdua di kamar masing masing?' batin Renjun yang sedikit 'iri' pada Jaemin.

Renjun melanjutkan penelusuran matanya, ia melihat foto keluarga Jeno di figura atas headboard kasur Jeno. Dari foto itu Renjun tau kalau Jeno adalah anak bungsu dari 2 bersaudara, Renjun pun kagum melihat Jeno sangat mirip dengan Ayah dan kakaknya.

"Tugasnya mana?" Tanya Jeno sudah duduk dilantai beralaskan karpet dengan buku matematika diatas meja.

"Ah, ini," gumam Renjun mengeluarkan buku paket matematika wajibnya dan membuka lembaran buku yang sudah ia beri tanda.

"Oke, biar cepet lo kerjain genap, gue ganjil." Kata Jeno membuka buku paketnya dan mulai fokus mengerjakan bagiannya, sedangkan Renjun hanya tersenyum tipis.

Keberadaan Renjun hanya angin lalu bagi Jeno, lelaki yang kini memakai kacamata dihadapannya ini masih saja fokus mengerjakan tugas dengan sesekali melirik ponsel.

Ponsel Jeno berdering, dengan semangat lelaki itu melihat ponselnya, wajah yang tadinya sumringah perlahan murung melihat id caller "Haechan" disana. Jeno mengangkat telfon itu dan pergi meninggalkan Renjun menuju balkon kamarnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Tugas Mat wajib? Tuh tugas dikumpul Minggu depan, rajin banget lo ngerjain sekarang."

"Anjing!"

"Anjing!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halluuu

Terima kasih yang sudah vote dan comment, 1 vote dari kalian adalah semangat buat aku.

Having nice day 💚

Galakasa (Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang