21. Kita saudara?

3.7K 413 10
                                    

Selly terbangun dari tidurnya. Kebiasaannya setiap malam selalu begini, ahh kalian tahu bukan kalau nahan kencing itu tidak enak. Sama halnya dengan Selly yang sedari tadi ia menahan kencing, namun tidak tertahan. Malahan perutnya jadi sakit sekarang.

Selly berjalan ke arah kamar mandi yang berada di bawah. Karena kamar mandi Selly rusak dan alhasil kamar mandinya tidak bisa dipakai untuk sekarang. Selly berjalan menuruni tangga dan masuk ke kamar mandi dengan langkah tergesa-gesa.

Saat Selly ingin kembali ke kamarnya. Tiba-tiba ada Monica yang sedang melihat foto keluarga. Ia menangis di sana membuat Selly penasaran, ada apa dengan Monica?

Samar-samar ia mendengar kalau Monica Adah penghancur. Namun yang membuat Selly bingung. Memang Monica menghancurkan keluarga siapa? Selly bersembunyi di balik tembok dekat ruang tamu.

“Maafin aku, Aruna.”

Hanya itu yang dapat Selly dengar dari mulut Monica. Setelah itu ia masuk ke dalam kamarnya meninggalkan foto yang terpajang di dinding ruangan keluarga. Selly masih termenung di balik tembok. Ia memikirkan siapa Aruna? Dan kenapa Monica meminta maaf kepadanya? Kenapa Monica menangisinya?

Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang berada di kepala Selly. Namun satu titik pun tidak ada jawabannya. Mungkin Selly akan tahu nanti. Setelah itu Selly menaiki tangga untuk melanjutkan tidurnya yang tertunda.

Tanpa Selly sadari Mawar memperhatikannya dari tadi. Ia dapat melihat kalau Selly sedang kebingungan hari ini. Namun ia juga tidak bisa memberitahukannya sekarang. Biarkan waktu yang membongkar semuanya.

****

Hanan mencuri-curi pandang kepada Kania. Ya, sekarang mereka tengah mengerjakan ujian Nasional di tahun ini. Zidan yang melihat itupun dengan sengaja ia melemparkan kertas ke arah Kania. Namun bukan Kania yang kena, lemparannya meleset ke kening Selly.

Dukh!

“Awss. Siapa sih ini, jail banget,” cetus Selly yang sedang fokus dengan kertas ulangannya malah di gangguin.

Bu Dera menaikan satu alisnya. Kemudian ia mendekati bangku yang diduduki Selly. “Apa Selly. Kenapa kamu teriak-teriak?”

Selly menggeleng cepat. “Enggak ada Bu, tadi ada orang yang jail ngelempar ini,” Selly memberikan kertas itu kepada Bu Dera.

Zidan yang melihat itupun melotot. Ia lupa kalau ia pernah menuliskan nama Selly di kertas itu. Bu Dera maju ke depan dan membuka isi gulungan kertas itu. Kemudian ia mulai membacanya perlahan. Namun saat tahu ia mengencangkan suaranya.

“UNTUKMU CLAUDYA SELLY MONICA. I LOVE YOU MY FRIENDS!” Semua yang mendengar itupun saling pandang. Sebenarnya siapa yang mencintai Selly secara diam-diam?

Tiba-tiba Selly menghentikan aktivitasnya saat mendengar namanya tercantum dikertas tersebut. Kania menyenggol lengannya dan melirik ke arah Zidan. Ohh apakah Zidan mencintai Selly secara diam-diam?

Semua orang yang berada di kelas menatap ke arah Zidan dan Hanan. Karena mereka berdua yang bersahabat dengan Selly. Hanan yang merasa dirinya menjadi bahan sorotan teman sekelasnya ia pun bersuara. “Bukan gue yang tulis itu surat. Mungkin dia orangnya!”

Zidan yang ditunjuk oleh Hanan pun langsung melotot. Ia menahan malu sekarang dengan ekspresi yang biasa saja seperti tidak ada apa-apa. Nando yang mendengar teman sekelasnya menyoraki Hanan dan Zidan ia pun mengepalkan tangannya kesal. Entah apa yang membuatnya kesal sepeti ini. Namun yang pasti ada rasa yang belum di ungkapkan oleh Nando kepada Selly.

Lorong Kematian [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang