17. Dunia lain.

3.6K 439 8
                                    

Nando terlihat sangat khawatir melihat Selly yang terkapar lemas di atas ranjang rumah sakit, alat medis yang melekat ditubuhnya membuat Nando semakin gelisah. Para dokter terus berusaha siapa Selly bisa sadar, namun Tuhan berkata lain. Tak ada tanda-tanda apapun untuk Selly sadar.

Dita Mamah Fita berjalan ke arah Monica. “Ini semua salah kamu Monic. Kenapa kamu tidak menjaga Fita dengan benar, nyesel aku nitipin Fita ke kamu!”

Monica bangkit dari duduknya dan menatap Dita tajam. “Ini bukan kesalahan Selly sepenuhnya. Mereka pun belum menceritakan kejadian yang sebenarnya gimana, jadi ini bukan salah Selly!”

Dita yang geram pun menjambak rambut Monica. “Gue nggak terima kalau anak gue kenapa-kenapa!”

Bersamaan dengan bentakan Dita. Mario dan Cleo datang bersama dengan Kania, Zidan dan Hanan. Mereka kaget saat melihat Monica dan Dita bertengkar.

Kania mendekati Nando dan menyenggol lengannya meminta penjelasan. Namun jawaban Nando hanya gelengan saja, Zidan mendekati ranjang Selly dan melihat banyak alat medis yang melekat di sekujur tubuhnya.

“Jangan kayak anak kecil deh. Kalian inget umur, malu tuh dilihatin sama anak-anak!” bentak Mario menarik tangan Dita, Istrinya.

Dita menyilangkan kedua tangannya dan berjalan menuju kamar Fita. Namun sebelum itu ia melirik ke arah Selly yang lebih parah dari Fita, Dita menghela nafas panjang. Ia tak bisa memaafkan Monica kalau belum mendapatkan penjelasan darinya.

Kania memeluk tubuh Selly. “Sell, bangun dong. Lo kenapa sih bisa kayak gini, padahal kemaren baik-baik aja.”

“Ini takdir kan, nggak ada yang bisa merubah takdir,” ucap Hanan duduk di kursi dekat ranjang Selly.

Zidan dan Nando hanya diam tak menanggapi ucapan keduanya. Mereka terus berdo'a untuk kesembuhan Selly saja dalam diam. Karena waktu mulai sore akhirnya Nando berpamitan kepada Cleo dan Monica untuk pulang terlebih dahulu.

“Tan, Om. Nando pulang dulu ya, semoga Selly cepat sadar,” pamit Nando menyalami kedua tangan Cleo dan Monica bergantian.

Setelah Nando berpamitan dengan kedua orang tua Selly, dengan segera ia pulang menggunakan motor sportnya. Saat diperjalanan ia terus saja memikirkan keadaan Selly.

“Ahhh. Kenapa gue mikirin dia terus sih, padahal Selly bukan siapa-siapa gue!”

***


Seorang gadis berjalan menyusuri taman bunga mawar yang sangat indah, suasana di taman sangat sejuk sehingga gadis itu ingin berlama-lama disana. Dari kejauhan terlihat kakek-kakek dan nenek-nenek sedang melempar tawa. Namun, bayang-bayang nenek-nenek serta kakek-kakek itu hilang dalam sekejap.

Gadis itu mengucek-ngucekan matanya, apakah yang dilihatnya itu nyata atau hanya halusinasi. Kemudian gadis itu berjalan lagi hingga bertemu dengan seorang gadis yang berbaju merah jambu. Namun yang membuat gadis itu bingung, kenapa dia terus saja menunduk.

Selly ... Bangun!

Terdengar tangisan yang sangat Selly kenal, namun entah dari mana asalnya. Ya, gadis yang sedang berada di taman itu adalah Selly. Ia pun tidak tahu kenapa dirinya sudah berada di taman yang indah itu.

“Mah, Mamah!”

Hening.

Selly celingak-celinguk mencari sumber suara yang memanggilnya, namun disana tidak ada siapapun. Ia dapat melihat Fita dari kejauhan, namun anehnya kenapa disana Fita tidak terluka sama sekali.

Lorong Kematian [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang