Kania masih terbaring lemah di atas brankar rumah sakit. Hanan pun sama, dia juga mendapatkan luka di bagian lutut dan keningnya. Sedangkan Kania semua tubuhnya dikelilingi dengan banyak luka.
Selly dan Zidan beserta keluarga Kania selalu mendoakan Kania agar terbangun dari pingsannya, Selly merasakan dingin di sekujur tubuhnya. Selly melirik ke kanan. Dan benar saja ada seorang anak laki-laki yang sudah tidak bernyawa ada di sebelahnya.
Zidan menoleh ke arah Selly. Dia menahan tawanya saat melihat ekspresi Selly yang kesal dengan hantu anak laki-laki itu, karena hantu itu terus-menerus meniup-niup ujung baju yang di kenakan Selly.
“Kayaknya dia pengen bantu lo biar nggak kepanasan,” bisik Zidan di telinga Selly.
“Dihh, aku nggak kepanasan kali. AC nya aja udah full gini,” ketus Selly mengerucutkan bibirnya. Dengan segera Selly mendekati ranjang Kania agar tidak di ganggu oleh hantu anak laki-laki itu, Zidan tertawa kecil dan menyusul Selly dari belakang.
Selang beberapa menit ada seorang dokter yang mengabari kalau Hanan sudah sadar, sekarang tinggal Kania yang belum juga siuman. Zidan dan berpamitan kepada kedua orang tua Kania karena ingin menengoki Hanan terlebih dahulu.
Zidan dan Selly berjalan menuju ruang inap Hanan, disana terlihat Hanan yang masih melamun di atas ranjangnya. Kemudian Zidan mendekati Hanan sambil menepuk pundaknya.
“Lo kenapa?” tanya Zidan penasaran.
“Gue nggak kenapa-kenapa, ohh iya. Kania udah siuman belum?” Hanan balik nanya kepada mereka.
“Belum!”
Hanan mengangguk. Dia pun sudah mengira kalau Kania akan lebih parah darinya. Selly duduk di atas ranjang Hanan sambil meletakan beberapa cemilan.
“Han, kamu kok bisa kecelakaan kayak gini?” tanya Selly penasaran.
Hanan menghela nafas panjang. “Awalnya gue bantuin Kania mobilnya mogok. Nah, berhubung ban Kania bocor gue ganti. Pas udah selesai gue sama Kania pulang bareng, tapi saat diperjalanan gue lihat ada cewek berdiri di tengah jalan sambil nunduk gituh, pas kita lewat harusnya cewek itu ketabrak. Tapi ini nggak—”
“Lah, bukan orang dong,” celetuk Selly memotong pembicaraan.
Hanan menggeleng tidak tahu. “Iya, jadi gue ngira itu siswi bukan manusia. Dan akhirnya Kania kehilangan keseimbangannya saat nyetir mobilnya, dan pada akhirnya kita disini,” jelas Hanan melanjutkan ceritanya yang tadi.
Selly dapat menyimpulkan kalau siswi yang Hanan maksud adalah seorang siswi kelas 11 IPA, karena terlihat dari wajahnya saja. Wanita itu berbeda dengan yang lainnya.
Setelah menengoki kedua sahabatnya. Selly pulang bersama Zidan, berhubung masih ada waktu luang. Jadi Selly bermain dulu ke rumah Zidan.
***
Sepi. Itulah yang dirasakan Selly saat masuk ke rumah Zidan, padahal ini bukan satu atau dua kalinya dia kesini. Tetapi kenapa rasanya sangat beda sekali.
Zidan kembali dari kamarnya. Dia membawakan cemilan untuknya dan untuk Selly. “Sell, gue mau nganterin dokumen dulu ke perusahaan bokap. Lo mau ikut atau disini sendiri?”
Selly menggelengkan kepalanya. “Ya ikut dong, masa aku sendirian disini, mana rumahnya sepi lagi,” ketus Selly beranjak dari duduknya.
Zidan terkekeh kecil, rupanya gadis yang dia kenal pemberani itu takut juga dengan yang namanya kesepian. Setelah itu Zidan mengajak Selly untuk masuk ke dalam mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lorong Kematian [TERBIT]
Ужасы[FOLLOW TERLEBIH DAHULU!] Sekolah SMA GARDENIA. terkenal dengan sekolah angker, karena terdapat lorong yang panjang di ujung toilet perempuan, sekolah yang dulunya ramai dengan siswa-siswi, sekarang lenyap bagaikan sekolah tak berpenghuni. Banyak or...