13. Liontin Gardenia.

4.1K 496 26
                                    

~Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda dan kebohongan adalah kejujuran  yang tertunda.~

----- Claudya Selly Monica ----

***

Pada malam yang sunyi, serta rintik-rintik hujan tak terlalu deras membuat semua orang menikmati masa tidurnya. Namun tidak dengan Selly yang tidak bisa tidur malam ini, mungkin karena badannya yang kurang sehat serta cuaca dingin membuat Selly semakin tidak mood untuk tidur.

Selly berusaha memejamkan matanya dan tidak tergoda dengan bisikan mawar yang terus memanggilnya. Entah ada apa mawar selalu menyuruh Selly membaca buku itu sebelum tidur, padahal Selly sekarang sedang sakit.

“Aku tahu kamu nggak bisa tidur, jadi tolong bacalah buku itu. Aku sudah lelah di jerat di pertengahan, aku ingin pulang Sell, bantuin aku,” Mawar terus saja berdiri di dekat jendela kamar Selly.

Mawar menyibakkan selimut yang pakai Selly membuatnya terbangun, Selly menatap Mawar sekilas sambil bersedekap.

“Mawar, apa mau mu? Kenapa kamu ganggu aku tidur mulu sih!” Geram Selly mengambil selimutnya yang jatuh.

Mawar melayang dan duduk di sebelahnya. “Cepat pecahkan misteri lorong itu, kalau tidak aku akan selamanya berkeliaran tak tentu arah. Sell, aku ingin pulang ke sisi Tuhan, aku tidak ingin tinggal di alam gaib selamanya. Bersama iblis-iblis pengikut pesugihan lorong kematian.” jelas Mawar kepada Selly. Setelah Mawar menceritakan apa sebabnya lantas Selly mengiyakan, mungkin dengan ini dia bisa tidur nanti.

Selly mengambil buku tebal yang berada di atas meja belajarnya. Ia membawa buku itu ke ranjangnya, Mawar tersenyum senang, karena Selly membaca buku itu. Otomatis dia akan mudah untuk kembali ke sisinya yang tak lain adalah sang pencipta.

Cahaya yang selalu ku bawa, sama seperti permata yang mengikat keluarga kita. Benda yang membuat hubungan kita kuat. Permata Garden

Selly membaca tulisan tebal yang kusam serta berdebu di atasnya, ia mengetuk-ngetuk dagunya berpikir. Apa maksudnya permata yang mengikat keluarga kita, tatapannya beralih pada Mawar. Berharap dia mengerti apa yang di maksud oleh buku itu.

“Aku nggak tau apa maksudnya,” jawab Mawar menggelengkan kepalanya.

Selly menghela nafas panjang. “Ku kira kamu tau, ya udah. Besok aku tanya sama temen-temen, mungkin mereka tau apa maksudnya,” ucap Selly yang di angguki Mawar.

Dilihatnya jam dinding sudah menunjukkan 12:55 dengan segera Selly tidur. Selang beberapa menit Mawar pergi menembus dinding rumah Selly, dia tau kalau Selly pasti lelah karena kemarin habis hujan-hujanan.

***

Jam pelajaran sudah berakhir para murid-murid berbondong-bondong berlarian ke kantin. Namun tidak dengan Selly dan teman-temannya yang masih di kelasnya, mereka tengah berdiskusi tentang pelajaran yang baru saja mereka dapatkan dari Bu Hilda.

Selesai mereka mengerjakan tugasnya, lantas Kania mengajak teman-temannya untuk ke kantin. Selly mengeluarkan jaket Nando untuk memulangkannya.

“Kalian duluan aja, aku mau nganterin jaket ini dulu,” pamit Selly membawa keresek yang berwana putih.

Baru saja Selly melangkah, tiba-tiba Zidan mencekal lengannya membuat Selly menghentikan langkahnya. Kemudian Selly berbalik sambil memberikan tatapan bingung kepada Zidan. “Jaket punya siapa?”

“Ini punya Nando,” ucap Selly to the poin.

Teman-temannya menatap Selly tak percaya. Bagaimana bisa jaket Nando berada di Selly, dan sejak kapan Nando yang dingin ingin meminjamkan jaket kepada perempuan yang baru saja dia kenal.

Lorong Kematian [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang