Selly berjalan tak tentu arah. Di hadapannya ada cahaya yang berwarna biru, sedangkan di sebelah kanan dan kiri berwarna merah terang. Mawar dan Panji pun tidak ada di sana, Selly merasakan angin semakin lama semakin kencang dari segala arah.
Kemudian ada seseorang wanita paruh baya yang Selly tidak tahu itu siapa? Wanita itu melambaikan tangannya ke arah Selly. Angin kencang mendorong Selly agar menghampiri wanita itu.
“Sini Sell, ini bunda!” teriak wanita itu mencoba meraih tangan Selly.
“Kamu siapa?” Dalam pikiran Selly bertanya-tanya siapa wanita yang memanggilnya. Dan kenapa wanita itu menyebutkan dirinya sebagai bunda.
Baru saja Selly akan melangkah ke depan. Tiba-tiba dari belakang terdengar suara Monica yang memanggil namanya. Selly menoleh dan mendapati Monica yang tengah menangis sesenggukan.
“Pulang sama Mamah nak!” teriak Monica dari belakang tubuh Selly.
Dari sebelah kanan munculah Panji yang tengah menatap Selly. Sedetik kemudian dari arah kiri Mawar datang sambil membawa setangkai bunga mawar di tangannya. Cahaya yang berada di hadapannya semakin lama semakin mengecil. Wanita itu tersenyum ke arah Selly.
“Ikut bunda sayang. Bunda sudah menunggu kamu lahir saat di dunia. Ayo ikut Bunda, Bunda kesepian disini,” Wanita itu terus saja mengajak Selly agar ikut dengannya. Pandangan Selly beralih pada Monica yang terus menangis. Serta Mawar dan Panji yang mematung di tempatnya.
Selly pusing dengan semua ini. Apakah ia harus mengikuti cahaya yang berada di depan, atau kembali bersama Monica. Namun kakinya ingin sekali melangkah ke depan. Namun pikirannya ingin melangkah ke belakang.
Ikuti kata hatimu!
Suara yang merdu itu tiba-tiba datang begitu saja. Bukan Monica, Mawar, Panji, ataupun Wanita yang berada di hadapannya. Tetapi suara itu timbul dari atas kepala Selly. Sekarang ia sangat-sangat bingung ingin mengikuti jalan siapa.
“Sayang ikut Bunda yuk!” teriak wanita itu dari cahaya putih yang semakin mengecil.
“Siapa kamu!”
“Bundamu. Aku Bunda kamu Sell. Bunda!”
Selly menggelengkan kepalanya. Lantas tatapannya kini beralih pada Monica yang masih menangis di belakangnya. “Tapi Mamah aku Mamah Monica. Bukan kamu!”
“Kamu akan tahu aku nanti. Saat kamu ikut bersama Bunda,” ucapnya diiringi dengan senyuman yang merekah dalam lekukan bibirnya.
Selly memejamkan matanya. Ia berada di pertengahan, bingung! Itulah yang berada dalam pikiran Selly sekarang. Bingung dengan wanita paruh baya yang berada di hadapannya. Dan bingung kenapa kaki Selly susah di gerakan untuk kembali ke belakang. Yang tak lain adalah tempat Monica menangis.
Ikuti kata hatimu!
Yang Selly dengar hanya itu. Selalu terngiang-ngiang dalam pikirannya, suara yang Selly tidak kenal. Bahkan wujud suara itu pun tak terlihat olehnya. Asap hitam mulai menutupi cahaya-cahaya yang di keluarkan dari para ruh. Terlihat Wanita paruh paya itu menundukkan kepalanya pertanda kalau dia sedang sedih.
***
Seorang gadis terkapar lemas di atas brankar, terhitung dari dia kecelakaan saat itu. Kemungkinan besar sudah 1 bulan gadis itu menjalani koma, keluarga serta sahabatnya pun terus-menerus menengoki gadis itu. Berharap dia akan sadar secepat mungkin.
Mesin EKG berbunyi nyaring di telinga mereka. Jantung gadis itu melemah, sehingga mesin EKG bergurat lurus. Napas gadis itu terengah-engah membuat keluarganya kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lorong Kematian [TERBIT]
Horreur[FOLLOW TERLEBIH DAHULU!] Sekolah SMA GARDENIA. terkenal dengan sekolah angker, karena terdapat lorong yang panjang di ujung toilet perempuan, sekolah yang dulunya ramai dengan siswa-siswi, sekarang lenyap bagaikan sekolah tak berpenghuni. Banyak or...