39. Akhir Segalanya.

5.7K 530 60
                                    

Brak!

Pintu gudang terbuka lebar. Monica yang sibuk membaca mantranya pun terganggu. Ia pun menoleh ke belakang dan kaget saat melihat Selly bersama teman-temannya datang ke sana. Tatapan Monica menjadi benci, entah apa yang membuatnya marah sehingga Monica melempar pisau ke arah mereka.

"ADA APA INI?!" bentak Monica menatap Selly dengan tatapan menusuk. Bahkan matanya pun kian memerah.

"Ada apa kamu bilang? Kita ke sini ingin segera menghancurkan lorong ini. Dan asal kamu tahu Monica. Saya sangat kecewa dengan hal ini. Kamu penipu, kamu iblis yang diciptakan Tuhan menjadi wanita cantik. Iya, cantik. Tapi busuk!" bentak Cleo dengan amarah yang mengembu. Geno mengusap pundak Cleo agar bersabar.

Monica tampak tidak takut sama sekali. "Suka-suka aku dong, mau jahat, mau baik, tetap saja aku adalah aku. Monica yang tidak ingin orang lain bahagia ha-ha-ha!"

Selly menggelengkan kepalanya. Kenapa Monica hari ini begitu menyeramkan, tidak biasanya dia seperti ini. Perlahan Selly mendekati Monica. Namun tangan Zidan menahannya, agar dia tetap berada disana.

Monica menyipitkan matanya. Lalu manaburkan bubuk hitam ke arah mereka. Zidan yang tau akan hal itu pun cepat-cepat menghindarinya.

Monica berdecak sebal karena senjatanya meleset. Namun bukan Monica namanya kalau dia langsung menyerah begitu saja. Ia mengeluarkan liontin kematian. Dan membacakan mantranya.

"Ahhhh... Kenapa pusing sekali!" teriak Fita yang memegangi kepalanya akibat mendengar mantra itu begitu mengerikan.

Satukan permatanya, panjangkan lorongnya, abadikan bulan purnama, matilah... Matilah....

Selly menggelengkan kepalanya agar tidak mendengarkan mantra itu. Nando memberi isyarat kepada Selly agar segera merebut liontin itu.

Saat Selly melangkah, tiba-tiba ada angin kencang yang datang dari mana saja. Bulu kuduk mereka seketika merinding. Langkah kaki mereka seakan kaku untuk di gerakan.

"Gardenia!" teriak Geno menatap Selly dalam.

Selly menoleh. "Apa?"

"Setiap melangkah. Kamu harus ingat keluarga Gardenia! Ingatkan semua memori tentang kejadian dimana semua orang pernah mati di lorong ini! Ingatkan semuanya yang berkaitan dengan Gardenia!" teriak Geno yang di angguki Selly.

Perlahan Selly melangkah dengan memejamkan matanya. Nando menggenggam tangannya agar ia bisa menahan tubuh Selly agar tidak terbawa angin. Nando membantu Selly mengingat kejadian itu.

"Bunda!" seru Selly saat melihat di belakang Selly ada Aruna. Bundanya yang sudah tiada.

Di sebelah Aruna ada Mawar yang tengah tersenyum ke arahnya. Mawar melayang ke arah Selly untuk membantunya mengingat siapa saja yang mati di lorong itu.

"Semua akan baik-baik saja. Sebutkan nama-nama yang telah mati di lorong ini, dan semuanya akan bebas dari jeratan hitam buatan Monica. Aku yakin kamu bisa." Nasehat Mawar tersenyum manis kepada Selly.

Perlahan tapi pasti, Selly memejamkan matanya dan menyebutkan nama-nama yang ada di pikirannya. Dari mulai keluarganya hingga sampai sahabatnya, tiba-tiba semua arwah berdatangan. Entah apa yang mereka lakukan, mereka hanya diam sambil menundukkan kepalanya.

"Jangan takut. Mereka memberi hormat kepadamu," bisik Mawar menjelaskan apa alasan arwah-arwah itu menghampirinya.

Selly mengembangkan senyumnya. Lalu ia mulai berjalan, namun sebelum itu, ia menarik tangan Nando agar membantunya sama seperti ia menghancurkan Gua Atra.

"Kamu harus membantuku. Aku tidak yakin bisa mengambilnya dengan mudah," ucap Selly yang melihat raut wajah Nando yang kebingungan.

Nando tersenyum lalu berjalan ke arah Monica dengan berjalan pelan. Dengan cepat Selly mengambil liontin itu dari tangan Monica.

Lorong Kematian [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang