24. Bisikan Mawar.

3.4K 382 19
                                    

Sehabis dari pasar malam, Nando mengajak Selly untuk bermain ke rumahnya. Tujuannya hanya ingin memperkenalkan kakek dan neneknya kepada Selly, namun siapa sangka. Ternyata Selly disuruh menginap di sana karena hari sudah larut malam.

“Kamu tidur disini aja, udah malem juga.” Nenek Nando mengusap pelan kepala Selly seperti anaknya sendiri.

Namun Selly menggelengkan kepalanya. “Nggak usah Nek, takutnya Namah nyariin.”

Nando yang berada di sebelahnya pun menghela nafas berat. Padahal dia sudah senang karena Selly akan menginap di rumahnya. Tapi ternyata Selly menolak ajakannya itu.

“Ohh ya sudah, Nan, antarkan calon istrimu.” Goda Nenek Nando melirik ke arah Selly yang menunduk malu.

Nando mengangguk dan menarik tangan Selly. Namun sebelumnya mereka berpamitan terlebih dahulu dan berjalan keluar rumah. Nando membukakan pintu mobil untuk Selly. Dan akhirnya Selly pun masuk ke mobil dengan senyum yang terukir di bibirnya.

Saat diperjalanan Nando memperhatikan Selly yang terus menahan kantuknya. Sampai tidak sadar kalau Selly ternyata sudah terlelap di dalam mobil.

Ketika sudah sampai di depan rumah Selly, beberapa kali Nando membangunkan Selly. Namun Selly tak kunjung membuka matanya. Mungkin karena terlalu lelah mengobrol dengan Neneknya dan jadilah seperti ini.

“Sell, bangun. Udah sampe loh,” Nando menepuk-nepuk pipi Selly pelan.

“Euuhhhhh,” lenguhan Selly. Namun ia enggan membuka matanya.

Nando tersenyum kecil. Lalu ia menggendong tubuh Selly menuju rumahnya. Nando mengetuk pintu keras.

Tok

Tok

Ceklek.

Pintu rumah Selly terbuka lebar. Dan terlihatlah Monica yang tengah mengucek-ngucekan matanya. Saat sudah sadar ia kaget melihat Nando yang membopong Selly. “Kenapa Selly?”

“Dia ketiduran Tan, apa Nando bisa masuk. Soalnya badan Selly berat banget.”

Dengan segera Monica menyuruh Nando masuk dan menaruh Selly di kamarnya. “Saya izin ke atas dulu Tan.”

“Iya nak, makasih banget udah anterin Selly sampai gendong dia pula,” ucap Monica menatap Nando yang sudah berjalan ke arah tangga.

Bugh.

Nando menaruh badan Selly di ranjangnya. Saat Nando ingin pergi, tiba-tiba tangan Nando dicekal oleh Selly sehingga langkah kaki Nando berhenti.

“Cium dulu,” gumam Selly dengan mata yang terpejam.

Nando mengerjap-ngerjapkan matanya. Apakah dia harus mencium Selly sedang tidur? Nando menggelengkan kepalanya tidak mungkin ia mencuri ciuman Selly saat dirinya tertidur.

Nando mendekatkan badannya ke telinga Selly. “Maaf, untuk saat ini gue nggak bisa. Tapi nggak tau kalau nanti. Good night.”

Kemudian Nando menjauhkan badannya dan mengusap pelan pipi mulus Selly. Setelah itu ia melepaskan genggaman Selly dengan hati-hati. Lalu ia keluar dari kamar Selly sambil tersenyum manis.

****

Di pagi hari cerah Selly belum saja terbangun dari tidurnya. Sungguh sangat nyaman dan damai sehingga Selly tidak ingin bangun sama sekali dari tempat tidurnya. Padahal ia akan bersekolah. Namun dasar Selly yang pemalas, ia sangat enggan membuka matanya sedari tadi.

Beberapa kali Monica membangunkan Selly, namun Selly tak kunjung membuka matanya. Hingga Cleo pun datang dan membangunkan Selly secara halus dan lembut.

Lorong Kematian [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang