Ha25

73 18 6
                                    

Pagi hari adalah sebuah petaka bagiku
Aku ingin malam lebih panjang dan aku ingin terpejam lebih lama
Bisakah esok hari tak datang padaku?

Yoongi menutup bukunya dan meletakkannya di nakas, menatap lemari di depannya yang penuh dnegan stiker kumamon.

'Semoga saja Hyenbi sembuh total'

Perkataan Jimin yang ia dengar pagi tadi membuatnya menghela nafas gusar.

'aku tak tahu apa yang akan terjadi pada Hoseok nanti, jika Hyenbi kenapa-napa'

Yoongi ingat betul kedua teman Hoseok itu tengah berbincang dengan serius di depan loker.

'Hoseok pasti hancur meski Hyenbi bukan saudara kandungnya'

'oh? Bukan saudara kandung?'

'Hoseok itu dari panti asuhan, Tante Jung mengadopsinya'

Aku tak tahu apa yang akan terjadi padaku esok hari
Apakah matahari akan menyinari ku?
Seperti sinar bulan yang menemaniku?

Ceklek

"Ohh... Hyung, kau tidak sekolah?" Taehyung melempar tasnya ke atas tempat tidurnya.

"Aku bolos" jawab Yoongi datar

"Hah?? Aku tak salah dengar??" Taehyung menatap Yoongi heran.

"Aku malas" Yoongi menarik selimutnya sampai menutup seluruh tubuhnya.

"Apa ada masalah?" Tanya Taehyung sambil membuka kancing bajunya.

"Tak ada, aku hanya butuh berpikir"

.
.
.

"Kau mengenal Tante Jung??" Jimin mengangguk mendengar pertanyaan Jin.

"Suaminya dan ayahku berteman"
.
.
.

Hoseok berjalan di pematang sawah, ia sengaja memperlambat jalannya. Sudah lama ia tak menghirup udara segar di desanya, ia memang rindu tapi ia lebih rindu saat-saat ibu dan ayahnya masih lengkap.

Hoseok menatap langit sore, terdiam sejenak untuk menghela napas. Ia lelah sebenarnya, tapi ia tak boleh menyerah untuk kesembuhan adiknya.

Ialah harapan satu-satunya ibu saat ini, Hoseok selalu mengingat pesan Eomma nya sebelum ia meninggal untuk selalu membalas budi pada siapapun yang berbuat baik padanya.

Selama ini keluarga Jung begitu baik padanya sampai benar-benar menganggapnya anak kandung, Hoseok tak boleh membuat ibu Jung bersedih.

Ngiiiiiiiiing

"Aakkhhhh"

Kepala Hoseok sakit sekali bagai ditusuk paku besar, lututnya lemas dan ia mulai berjongkok untuk menahan sakit.

Pandangannya mulai kabur, samar-samar ia melihat sosok hitam itu lagi tengah berdiri di dekat pohon dengan akar yang besar.

Hoseok takut.

Matanya ia pejamkan lagi agar ia tak melihat apapun yang membuatnya takut, katakan ia bodoh karena jika saja sosok itu berbahaya Hoseok pasti mati sekarang karena pasrah.

Perlahan pusing yang menderanya menghilang digantikan dengan hidungnya yang mimisan.

"Astaga" Hoseok mengusap darah yang mengalir dan matanya langsung tertuju pada pohon tadi, namun tak ada siapapun di sana.

Ia menatap sekeliling memastikan bahwa ia hanya sendirian dan benar tak ada siapapun selain dirinya di sana.

"Ahhh... Apa benar itu hantu ya?" Tanya Hoseok, ia tiba-tiba mengingat Jimin dan beberapa jimatnya.

Tbc

✓Starlight (hopealone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang