Ha 20

137 18 2
                                    

Maaf kalo typo

Selamat menikmati....

____💜💜💜💜💜💜💜____

Hoseok terdiam bagai patung porselen saat melihat wajah serius Hanbin yang tengah mendengar beberapa lagu ciptaannya. Di dalam hatinya ia berdoa agar dimudahkan jalannya. Jika Hanbin melihat mungkin ia akan mendapati Hoseok tengah komat Kamit membaca mantra.

Hanbin membuka matanya perlahan, membuka headphone ya dan meletakkan dengan lembut di atas meja. Menatap Hoseok yang gugup setengah mati menunggu komentarnya.

"Ba.. bagaimana??" Tanya Hoseok memberanikan diri. Kini Hoseok tengah berada di salah satu ruangan behind art. Ruangan didominasi berwarna putih itu sangat menenangkan dan nyaman. Meski ada sofa di belakang kursi monitor yang tampak nyaman Hoseok memilih berdiri di sebelah Hanbin.

"Bagus... Tapi, di beberapa lagu mu yang lain aku tidak mendengar ciri khasmu dan sesuatu yang membuat orang ketagihan" jawab Hanbin, keluar dari bangku kebesarannya dan mengembil gelas untuk ia minum. Berjalan perlahan ke arah Sofa dan membiarkan mata Hoseok terus melihat pergerakannya.

"Tapi... Apakah akan ada yang menawar??" Tanya Hoseok berharap, ia ikut mendirikan dirinya saat melihat Hanbin menepuk-nepuk sofa kosong di sebelahnya.

"Untuk tiga lagumu kemungkinan besar ada... Tapi sisanya aku tidak yakin" ujar Hanbin setelah meneguk habis segelas air putih. Hanbin pria dengan mata berat itu tersenyum tulus.

"berapa untuk tiga lagu??" Tanya Hoseok lagi.

"Aku akan berusaha agar hasilnya sesuai yang diharapkan... Aku tidak bisa menjamin hasil untuk sebuah karya seni" ujar Hanbin senyuman  tulusnya tak ia lepas, Hoseok jadi lega setidaknya dengan lagu yang ia buat bisa membantu Hyenbi menjalankan operasi.

"Bagaimana adikmu?? Apa sudah ditangani??" Tanya Hanbin saat Hoseok mulai tersenyum lega.

"Iyaa... Tadi pagi ibuku menelepon dan katanya Hyenbi akan dioperasi siang ini" jelas Hoseok, tentu Hoseok bercerita masalah Hyenbi pada Hanbin agar ia mau membantunya menjual lagu ciptaannya. Meski Hoseok tahu lagu ciptaannya tak akan selaris milik Hanbin apalagi Yoongi.

"Permisi" Yoongi datang dengan bertumpuk lembaran di tangannya. Pria kecil dengan kulit putih itu tak mengindahkan kehadiran Hoseok dan langsung bergegas ke meja monitor.

"Kau ingin rekaman??" Tanya Hanbin menatap Yoongi yang kepayahan menyusun kertas.

"Hmmm" jawab Yoongi enteng, Hoseok akui Yoongi sebelas duabelas dengan Hanbin. Mereka banyak menciptakan lagu dan tak sedikit juga manajer para artis membeli lagu mereka. Hoseok sebenarnya bingung, kapan Yoongi menciptakan lagu-lagunya? Seingatnya dia hanya tidur, sekolah, makan dan membaca novel.

"Ini?? Untuk saundtrack??" Tanya Hanbin membaca salah satu kertas milik Yoongi.

"Ya..." Jawab Yoongi seadanya.

"Bisa kau membantuku memonitori??" Tanya Yoongi entah pada siapa.

"Kau bicara pada siapa??" Tanya Hanbin polos, ia yakin Yoongi bisa melihat Hoseok disampingnya.

"Padamu bodoh" ujar Yoongi dan masuk ke ruang rekaman dengan membawa dua lembar lirik.

"Sini Seok" Hanbin menepuk kursi di sebelahnya agar Hoseok ikut mendengar lagu baru Yoongi. Tangannya menggapai Headphone dan jari kurusnya ia letakan pada tombol sembari ia melihat lirik yang diberikan Yoongi.

Hanbin tampak serius mendengarkan dan sesekali memberi intrupsi agar diulang Kembali. Yoongi pun tak kalah serius saat ia mengulangi apa yang dirinya anggap salah. Waktu berlalu, hingga pukul 4 sore kegiatan merekam lagu milik Yoongi tinggal satu lagi.

"Baguss..." Hanbin bertepuk tangan saat rekaman telah selesai.

"Terima kasih bin, Seok" ujar Yoongi saat keluar dari ruang rekaman. Ia melakukan peregangan dan mendudukkan dirinya di sofa. Menghela nafas panjang sebelum akhirnya mengeluarkan suara kelelahannya.

"Kudengar barusan adikmu di operasi Seok" ujar Yoongi tiba-tiba membuat Hoseok kaget.

"Ahh.. kau mendengarnya.. " Hoseok tampak menggaruk tengkuknya kikuk.

"Aku tak tahu dia sakit apa, tapi aku akan memberikan uang dari hasil dua laguku untukmu... " Yoongi tampak berkemas dan membereskan kembali kertas-kertasnya.

"Ehh.. serius??" Tanya Hoseok, ini sungguh rezeki nomplok untuknya. Lagu ciptaan Yoongi pasti laku besar dan itu sudah tak diragukan lagi.

"Ini untuk adikmu, aku juga punya adik dan aku tidak mau nasibnya malang seperti adikmu" Yoongi keluar dari ruangan sambil membawa kertas yang bertumpuk barusan.

"Kau beruntung Seok" ujar Hanbin tersenyum tulus. Hoseok senang mempunyai orang seperti Hanbin yang begitu ramah.

"Ahh... Ini berkatmu, kalau saja tadi kau tak menahanku duduk di sini saja mungkin Yoongi tak akan berkata begitu" ujar Hoseok tak emnampik rasa senangnya.

"Ohhh.. benarkah?? Hahahaha... Aku memang pembawa keberuntungan, dan semoga lagumu ini juga tertular keberuntunganku" Hanbin sumringah dan bersandar santai di kursinya.

"Iyaa.. semoga" Hoseok senang bukan main. Ia harus segera mentransfer uang yang ia miliki sekarang untuk pegangan ibunya dan Hyenbi setidaknya untuk makan ibunya di rumah sakit.

"Aku pergi dulu Hyung... Terima kasih sudah mau membantu" hoseok melesat saat Hanbin mengangguk.











Tbc

Maaf yaa... Updatenya nggak nentu hariii...

✓Starlight (hopealone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang