Maaf kalo ada typo
____💜💜💜💜💜💜💜____
Minho mengatur nafasnya, melurskan kakinya dan menyeka peluh yang membanjiri wajah tampannya.
"Kerja bagus, tapi Seok... Sebaiknya kau istirahat saja besok, kau tampak tak sehat" Taemin memberikan minuman pada Minho dan Hoseok. Matanya menatap Namjoon dan yang laiinya yang kini tengah bersiap-siap pada latihan mereka.
"Aku tidak yakin sebenarnya" Hoseok meneguk minumannya dengan cepat.
"Apa maksudmu??" Tanya Taemin menatap Hoseok yang memejamkan matanya.
"Apa aku bisa mengundurkan diri??" Tanya Hoseok menunduk, ia merasa lemah akhir-akhir ini. Entahlah, mungkin karena jam tidurnya yang berkurang.
"Kau tidak mau menjadi Couple ku??" Tanya Minho dan langsung mendapat gelengan dari Hoseok.
"Bukan.. bukan itu.. aku... Aku merasa akhir-akhir ini kesehatanku menurun.. aku hanya takut jika aku malah jadi penghambat" jelas Hoseok dan mendapat anggukan paham dari Taemin.
"Aku mengerti... Tapi, tak ada yang seluwes dirimu Seok" ujar Taemin menatap Hoseok penuh arti.
"Kan kau ada" Hosoek dengan polosnya menatap Taemin.
"Kau lupa?? Aku tak bisa seegois itu Seok... Kalian, penerusku... Aku harus membuat pengalaman untuk adik tingkatku"Taemin tersenyum hangat, ia sudah yakin dengan mengutus adik tingkatnya menggantikan posisi emasnya.
"Kau hanya butuh istirahat Seok... Kurasa kau terlalu banyak kegiatan" ujar Minho dan mendapat anggukan dari Hoseok.
Pukul tiga tepat hoseok sudah keluar dari ruangan latihan, ia segera berlari kencang pasalnya kerja sampingannya dimulai pukul tiga tepat. Ya, Hoseok telat sekarang.
Kaki jenjangnya ia pacu cepat menerobos dan sesekali meminta maaf pada pejalan kaki yang ia tabrak. Hoseok lelah, tapi mau apa lagi?
Setelah sampai di toko Hoseok langsung menyapa Jimin dengan lambaian tangan.
"Maaf aku terlambat Jim" Hoseok langsung saja melesat ke ruang pegawai dan meletakan tas serta memakai rompi seragamnya.
"Duduk dulu, kau pasti lelah" sejauh ini Jimin menangani pelanggan dengan sangat baik sebelum Hoseok datang.
"Terima kasih Jim" sungguh Hosoek beruntung memiliki teman seperti Jimin, pria kecil dari Busan dan memiliki sifat malaikat. Hoseok menyayangi Jimin.
"Kau masih diikuti makhluk halus??" Tanya Jimin tiba-tiba membuat Hoseok mengernyitkan dahinya sebal.
"Kubilang jangan bahas itu Jim" Hoseok menghela napas, apa ia harus menarik kata-kata mengenai malaikat??
Ting
Hoseok langsung merogoh sakunya saat notifikasi masuk. Matanya membola kaget saat membaca isi pesan. Hoseok berusaha santai dan memasukan ponselnya di saku celana.
"Siapa?" Tanya Jimin penasaran.
"Hanya operator" jawab Hoseok sekenanya, pikirannya berkelumit sekarang. Bagaimana bisa ia mempunyai uang sebanyak itu?
Rasanya kepala Hosoek ingin pecah saja.
"Jim... Sebenarnya, boleh aku istirahat sebentar di ruang pegawai??" Hoseok ragu, tapi ia harus melakukannya.
"Ohh.. iya tentu... Aku tak masalah, istirahatlah dulu" ujar Jimin dan hoseok mengangguk sebelum pergi dari kasir.
Hoseok berjalan perlahan dan menutup pintu ruang pegawai pelan, ia tak mau memberatkan Jimin dengan segala hiruk pikuk kehidupannya.
Tangan Hoseok mendial no ibunya dan ia duduk bersandar. Tak lama menunggu ibunya segera mengangkat telepon.
"Ibu?? Apa uang ibu sudah habis??
"..."
"Baiklah kalau begitu, aku akan mentransfer lagi... Tapi, aku tidak yakin itu akan menutup" Hoseok lemas, bagaimana bisa uang sebanyak itu bisa ia dapatkan dengan mudah?
"Aku... Akan berusaha" Hosoek menutup teleponnya dan memejamkan matanya. Rasanya menyesakkan, pikiran hoseok langsung melayang pada Taemin. Tangannya tak segan mendial nomor Taemin.
"Halo"
"Ya Seok.. ada apa??"
"Mengenai lomba itu, apakah akan mendapat hadiah??"
"Tentu saja, itulah sebabnya kita ikut lomba"
"Apa hadiahnya??"
"Juara pertama akan mendapat tiket liburan dua pasangan, juara kedua uang Tunai, dan juara ketiga aku kurang tau" ujar Taemin.
"Emmhh... Aku... Bolehkah aku menginginkan hadiahnya??" Tanya Hoseok berbinar.
"Tentu, kau kan yang ikut lomba" ujar Taemin singkat.
"Aku ingin juara dua" ujar Hoseok meminta persetujuan lebih tepatnya, jeda beberapa lama kemudian Taemin menjawab.
"Aku tak keberatan, tapi bagaimana caranya agar kau bisa juara dua??" Tanya Taemin, mengingat sepertinya akan sulit mengincar juara dua.
"Kau membutuhkan uang ya??" Tanya Taemin tapi Hosoek tak membalas apapun.
"Aku mengerti... Tapi sekarang berpikirlah dan latihanlah agar kau bisa juara dua" Taemin mengerti Hoseok, sebelumnya Hoseok memang pernah bercerita bahwa ia adalah penerima beasiswa di sekolah ini.
"Aku akan berusaha" ujar Hoseok dan menghela nafas gusar.
"Diskusikan dengan Minho bagaimanapun bodohnya dia... Dia tetap couplemu nanti" ujar Taemin.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Starlight (hopealone)
Fanfiction'Dia adalah seorang pria yang sangat bercahaya, bagaikan matahari di siang hari dan bulan di malam hari' Kerja kerasnya mengantarkan dia menuju sebuah kesuksesan gemilang dimata teman-temannya. Namun, semua orang tak pernah tau apa yang tengah ia pi...