Ha26

64 12 3
                                    

Taehyung berjalan setelah ia turun di halte terdekat, ia merapatkan jaketnya karena memang hari ini cuaca tengah mendung. Berharap agar tak turun hujan saat ia tengah di jalan.

Jarak halte dan tempat yang ia tuju lumayan jauh, taehyung berdoa berulang kali agar ia tak kehujanan. Dengan setengah berlari taehyung menapaki jalan, air mulai turun.

"Aaahh... Sialan" taehyung mempercepat lajunya, ia tak mau kebasahan.

Beberapa orang mulai meneduh tapi taehyung terus menerobos hujan, pikirnya sudah kepalang basah. Lagipula jika ia menunggu hujan reda harus sampai kapan?

Tok tok tok!!

"Buuuuu!!!" Taehyung mengetok pagar rumah seseorang, tak ada bel di sana jadi Taehyung harus berteriak melawan derasnya suara hujan.

"Buuuuu!!! Buka pintunyaaa!!" Taehyung mulai mengguncang pagar tak karuan. Berharap kebisingannya itu terdengar sampai dalam rumah.

"Astagaa!! Tunggu nak!!" Taehyung lega mendengarnya, setidaknya suaranya tak perlu ia keluarkan lagi.

"Aahhh... Ibu lama sekali" keluh Taehyung saat wanita paruh baya itu membuka pagar dengan payung berwarna biru.

"Maaf babby bear, kau pasti kedinginan... Ayo masuk ibu siapkan air hangat untukmu"

.
.
.

Kamar asrama kini hening, Hoseok pulang kampung dan Taehyung pergi entah kemana. Jungkook mengerjakan PRnya dengan keheningan yang tak biasa, begitupun Namjoon yang menjahit baju bolongnya yang tak kalah hening.

Yoongi menatap kedua temannya agak bingung, biasanya kedua temannya itu tak betah jika hanya diam saling mendengar deru nafas.

Tapi, Yoongi tak protes karena bagaimanapun ia suka keheningan ini. Seperti kegiatan beberapa hari lalu, Yoongi kali ini juga memutar-mutar novelnya. Baru kali ini ia mempunyai novel yang enggan ia baca.

"Taehyung pergi ke mana sih?" Tanya Yoongi yang akhirnya penasaran juga.

"Mana kutahu" itu jawaban Jungkook sedangkan Namjoon hanya menggedikan bahunya acuh.

"Kau tak bertanya padanya Kook?" Tanya Yoongi lagi, biasanya Jungkook akan selalu tahu kemana Taehyung.

"Untuk apa?" Tanya Jungkook sinis, Yoongi sadar ada yang tak beres dengan hubungan pertemanan mereka.

"Kalian bertengkar?" Tanya Yoongi lagi.

"Ya... Kami putus hubungan" Jungkook berkata tanpa filter, menatap Yoongi yang berada di kasurnya.

"Kira-kira kapan Hoseok pulang?" Pertanyaan Namjoon membuat Yoongi menatapnya.

"Entah" Jungkook menjawab.

"Memangnya apa yang akan kau lakukan kalau dia pulang?" Tanya Jungkook, kepalanya ia sembulkan ke bawah menatap Namjoon yang tengah serius menjahit.

"Aku ingin minta maaf secara terang-terangan" ujar Namjoon menatap kepala Jungkook yang terbalik. Perlu diingat tempat tidur Jungkook tepat di atas Namjoon.

"Hhmmm" Jungkook kembali fokus pada pekerjaannya.

Yoongi yang mendengar itu kembali menatap novelnya. Ia harap Hoseok segera kembali.

Namun harapan Yoongi benar-benar seperti benang tipis yang jika ditarik lebih kencang itu akan putus kapan saja.

Hoseok tak kunjung kembali meski sudah sebulan lamanya. Jungkook bahkan sudah bertanya pada wali kelasnya tapi tak mendapat informasi apapun.

Jimin dan Jin juga kerap kali ditanyai Namjoon tapi keduanya tak tahu menahu kenapa Hoseok tak kunjung pulang.

Minho dan Taemin Uring-uringan karena Hoseok tak kunjung datang meski pertandingan sudah tinggal menghitung hari. Taemin sama sekali tak bisa menghubungi Hoseok.

"Namjoon!! Bisa kau jadi partner Minho?" Pertanyaan dari Taemin membuat Namjoon kaget. Jadi, sekarang Taemin menyerah untuk Hoseok?

"Tapi bagaimana kalau Hoseok datang?" Tanya Namjoon, ia tak enak merebut posisi Hoseok.

"Sampai saat ini dia tak juga datang, kau pikir perlombaan hanya untung-untungan? Aku melihatmu terus latihan tapi Hoseok mana? Melihat keadaan ini apa aku ini bodoh untuk terus percaya pada anak itu?" Tanya Taemin, meski ia agak tak rela melepaskan Hoseok tapi mau bagaimana lagi? Sebagai pemimpin ia harus tahu mana yang harus ia lakukan dan mana yang tidak.

.
.
.

Yoongi menatap lemari Hoseok, tak ada siapapun sekarang karena Yoongi memang bolos sekolah. Ia tengah didera rasa malas hari ini.

Tangannya ia julurkan ke lemari Hoseok, sudah lama sebenarnya ia penasaran tapi selalu ia urungkan karena ia masih tahu sopan santun.

Perlahan ia buka lemarinya, Yoongi tersentak sedikit saat melihat bahwa ternyata lemari Hoseok kosong. Hanya ada sekitar dua kaus dan celana kotor di sana.

Kertas yang Hoseok anggap anakpun tak ada, seperti Hoseok memang berencana lama di kampung halamannya.

Yoongi ingin sekali menghubungi Hoseok, ia punya nomornya tapi kalau ia menghubungi Hoseok ia akan tahu kalau Yoongi adalah anggota Fanschatnya yang berakun Syug.

Ia tutup kembali lemari Hoseok bertepatan dengan Namjoon yang masuk kamar.

"Sedang apa?" Tanya Namjoon, ia sempat lihat Yoongi memegang pintu lemari Hoseok.

"Aahh... Ituu" Yoongi sebenarnya bukan bingung mengelak, ia hanya bingung dengan perasaan anehnya.

"Lemarinya kosong?" Tanya Namjoon, Yoongi yang mendengar itu menatap Namjoon heran. Dari mana Namjoon tahu?

"Bukan hanya kau yang penasaran, aku lebih dulu membuka lemari itu dibanding kau" Namjoon membukan lemarinya sendiri, berniat berganti baju.

"Aku sudah tanya Seokjin di mana rumah Hoseok" ujar Namjoon yang tengah memakai kaosnya.

"Kau mau apa?" Tanya Yoongi, sebenarnya Yoongi tak bodoh untuk menyadari kalau Namjoon juga khawatir dengan Hoseok.

"Kalau kau mau ikut, liburan semester ini aku, Seokjin dan Jimin akan ke Busan menghampiri Hoseok" Yoongi tercenung, ia bingung sendiri.



Tbc

✓Starlight (hopealone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang