💜💜💜💜💜💜💜Bola mata Jimin bergerak-gerak mengikuti semua tingkah Hoseok. Ia masih diam tak bertanya apapun meski sejujurnya penyakit keponya mulai menggerogoti.
"Seok... Sebenarnya ada apa??" Tanya Jin yang mulai kehilangan kesabarannya. Jin mendekat dan menepuk pundak Hoseok.
Pria dengan hidung mancung yang menjadi perhatian malah diam dan menatap kedua temannya sendu. Pikiran berkecamuk di kepalanya.
"Seok..." Jungkook datang dengan membawa keripik kentang dan duduk di sebelah Hoseok. Menatap teman sekamarnya yang kini mulai dekat dengannya.
Jungkook tahu, Jungkook paham dengan pikiran berkecamuk milik Hoseok. Ia juga bingung dan sedikit frustasi mengenai apa yang Hoseok alami saat ini.
"Kook... Jim, Jin Hyung... Aku... Sepertinya aku akan pulang esok lusa" putus Hoseok setelah berpikir keras semalaman suntuk. Hoseok harus segera membuat keputusan.
"Busan??" Tanya Jimin
"Iya.. memangnya kemana lagi aku akan pulang?", tanya Hoseok sedikit mengerutkan alisnya.
"Tapi libur masih lama Seok", ujar Jin mengingatkan.
"Iya... Tapi aku harus pulang, tenang saja.. aku akan mengurus semuanya" Hosoek tersenyum kuda, menenangkan teman-temannya mengenai keputusan ia pulang lusa. Tak ada pilihan lain dan Hoseok tak mau memilih yang lain.
.
.
.Jungkook kini terdiam di atas tempat tidurnya, menatap tempat tidur Hoseok di bawah tepatnya di samping jendela. Menatapnya lamat dan senyuman kecil terpatri di wajahnya.
Tempat tidur dengan seprai berwarna Hijau dan selimut hijau itu terlihat rapi dan dingin. Jungkook ingat betapa seringnya tempat tidur Hoseok berantakan karena kertas yang Hoseok sebut sebagai anaknya.
Pria Busan itu kini menyesal karena telah membenci Hoseok dengan alasan yang konyol. Jungkook menyesal tak mengenal Hoseok lebih dalam dulu.
Ceklek
Yoongi memasuki kamar dengan novel yang ia baca hampir semalaman.
Yoongi langsung melempar tasnya dan tiduran di kasur tercintanya dnegan tangan masih memegang buku.
"Kau baru pulang Hyung?" Tanya Jungkook seidikit melongokan kepalanya agar terlihat Yoongi.
"Iyaa... Ahhh... Melelahkan" Yoongi membalikan badannya dan terlentang, memposisikan tubuhnya dengan nyaman.
"Kudengar kau menjual lagu lagi" Jungkook ikut berbaring dan menatap langit-langit kamarnya.
"Hhmm" deheman Yoongi dari bawah membuat Jungkook kembali menyembulkan kepalanya.
"Berapa lagu??" Tanya Jungkook penasaran.
"Berapapun itu, apa itu urusanmu? Aku tidak kan mentraktirmu" Yoongi kembali membaca novelnya dengan hembusan nafas kasar.
"Ohhh... Apa itu novelmu yang hilang??" Tanya Jungkook menyadari novel yang dibaca Yoongi.
"Iya" jawab Yoongi sekenanya.
"Di mana kau menemukannya??" Tanya Jungkook penasaran.
"Kelas" Yoongi menutup bukunya dan kembali mendengus pelan.
"Kelas? Bukankah itu aneh?" Jungkook memicingkan matanya dan memikirkan sesuatu.
"Tak usah dipikirkan, aneh atau tidak yang penting novelku kembali", ujar Yoongi menatap Jungkook di kasurnya.
"Kook" sambungnya.
"Hhmmm" Jungkook hanya berdehem saja sebagai jawaban.
"Novel ini... Aku rasa.. aku tak sanggup membacanya" Yoongi menatap lamat sampul novelnya, cetakan nama penulisnya menyembul di pojok kanan bawah. Jari Yoongi mengelus pelan sampul dan menutup matanya pelan.
"Kenapa?? Bukankah itu novel favoritmu?" Tanya Jungkook heran, kenapa Yoongi sampai seperti itu dengan novel.
"Entah... Novel ini.. setiap aku membacanya bulu kudukku selalu berdiri. Ini bukan novel horor, tapi rasanya seperti sesuatu... Aahhh bagaimana aku menjelaskannya" Yoongi meletakan Novelnya di samping dan menatap Jungkook.
"Emmhh?? Aku... Tidak paham.." Jungkook Jujur, bahkan tak pernah Jungkook merasa sejujur ini.
"Tapi kook, biar bagaimanapun.. novel ini... Satu-satunya novel yang membuatku seperti ini, aku sangat menyukainya" Yoongi kembali meraih novelnya.
"Kau tahu? Dari kemarin malam sampai sekarang.. aku masih berada di halaman yang sama" informasi yang diberikan Yoongi mampu membuat Jungkook tercengang. Bagaimana mungkin seorang Min Yoongi menghabiskan berjam-jam hanya untuk membaca satu halaman?
"Aku selalu merasa darahku berdesir saat membaca halaman ini" lagi, Jungkook melotot heran dengan tingkah Yoongi.
Suatu hari akan ada orang yang menyesal
Suatu hari akan ada orang yang puas
Suatu hari akan ada orang yang bahagia
Suatu hari akan ada orang yang hancur
Suatu hari akan ada seseorang yang menghilang
Entah kapan hari itu...
Tapi, suatu hari dunia akan berubah.
Tak seperti dongeng yang berakhir bahagia
Tak seperti film yang hanya menghabiskan waktu beberapa jam hingga akhirnya muncul kata 'The End'
Suatu hari...
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Starlight (hopealone)
Fanfiction'Dia adalah seorang pria yang sangat bercahaya, bagaikan matahari di siang hari dan bulan di malam hari' Kerja kerasnya mengantarkan dia menuju sebuah kesuksesan gemilang dimata teman-temannya. Namun, semua orang tak pernah tau apa yang tengah ia pi...