Ha37

121 21 8
                                    

Saat itu, Hoseok tengah memainkan ponselnya sembari berjalan menenteng belanjaan titipan ibunya.

Hoseok telah mendapat email untuk kelanjutan novelnya. Ia senang sekali mendapat respon begitu cepat.

Meski beberapa kali penerbit mengatakan dan berusaha membujuknya untuk tak berhenti menulis tapi keputusan Hoseok sudah bulat.

Ia merasa sudah tak lagi sanggup melawan kondisi fisiknya untuk terus menulis. Menyelesaikan novel kali ini saja sudah membuatnya senang bukan main.

Hoseok berjalan tenang awalnya, hingga kepalanya pusing tak tertahan. Berusaha mencari tempat sandaran tapi tak kunjung ia temukan.




Tiiiiiiiiiit




Bruaaakkkhh



Hoseok terpelangting menabrak aspal dan terguling. Ia sadar sebuah mobil telah menabraknya. Sakit menderanya tak karuan. Ia juga sadar darah telah mengalir deras di tubuhnya.

Berusaha menatap sekitar dengan sisa kekuatannya. Hoseok menemukan orang-orang yang telah mengerumuninya.

Seseorang memanggil ambulance dan yang lainnya tampak begitu khawatir. Hoseok tersenyum mendapati wajah khawatir orang-orang yang bahkan tak mengenalnya.

Ia berterima kasih


Matanya sudah sangat berat hingga ia melihat sosok yang tak asing di depannya.

Hoseok sadar, sosok itu tak dilihat orang lain karena semuanya tampak menembusnya.

Wajah sosok itu tampak lebih cerah dari biasanya. Ia tersenyum menatap Hoseok, giginya bahkan terlihat penuh di pandangan Hoseok.

Sebuah celurit panjang telah ia genggam dan meenghunuskannya tepat di depan leher Hoseok.

Saat itulah Hoseok sadar

Sosok yang selalu mengikutinya adalah malaikat pencabut nyawa.

"Jimin... Shala..h" ujarnya lirih.

.
.
.

Hoseok sempat dilarikan ke rumah sakit, mengahadapi alat-alat medis yang dipercaya ibu dan adiknya akan menyelamatkan Hoseok.

Ibu Jung terus menerus histeris sambil melihat pintu yang tertutup rapat sedangkan Hyenbi terus memeluk ibunya.

Kala itu Hyenbi benar-benar tulus berdoa untuk keselamatan kakaknya. Ia tak ingin kehilangan anggota keluarga lagi.

Sempat terpikir olehnya kenapa tak membuatnya mati saja kala itu? Kenapa membuat Hoseok terluka parah saat ini? Menyalahkan Tuhan adalah hal pertama yang Hyenbi lakukan saat tahu Hoseok akan dioperasi.

Namun sayang, ketulusan dan kebaikan hati Hoseok kini menjadi keburukan untuk semuanya.

Ibu Jung bahkan menyalahkan dirinya sendiri karena tak tahu Hoseok mengidap penyakit yang begitu ganas.

Hyenbipun awalnya sempat curiga karena Hosoek begitu pucat dan sering mengurung diri. Tapi, Hoseok bilang ia hanya kurang tidur dan kecapean. Hyenbi bodoh karena tak sadar kakaknya tengah melawan rasa sakit.

Tumor dan kanker darah, Hoseok tak bisa lagi diselamatkan karena kondisi Hoseok sudah buruk dari awal.

Ditambah ia begitu banyak kehilangan darah akibat kecelakaan dan beberapa tulang patah.

Hyenbi ingin memaki kakaknya karena tak bercerita apapun. Tapi apa yang harus Hyenbi lakukan? Jika Hoseok bercerita apa dia bisa membantu kakaknya? Sedangkan kondisinya saja tak memungkinkan.

Ibu Jung meremat Poto Hoseok kecil. Senyuman hangat Hoseok begitu ia rindukan.

Anak yatim piatu yang ia bawa sebagai anak pancingan itu sudah begitu ibu Jung sayangi.

Mewarnai hari-harinya dengan tingkah konyol dan luar biasa. Rasa hampa menghampirinya kala mengingat Hoseok sudah benar-benar meninggalkannya.

Ibu jangan sedih..
Kalau ibu sedih ayah pasti nggak suka...
Ayah pasti lagi lihatin ibu di Surgaa bareng Appaa, Eomma Seoki...
Ayah sayaaaang banget sama ibu, dan Hyenbi... Jangan sedih yaaa...

Kala itu satu-satunya orang yang menghibur Ibu Jung saat Hyenbi masuk rumah sakit pertama kali adalah Hoseok. Hoseoknya yang begitu penuh ketulusan.

"Seokiii... Kamu lihat ibu kan nak?.. ibu harap kamu udah kumpul sama orang tua kamu.." ibu Jung mengusap air matanya di pelukan anak gadis satu-satunya, Hyenbi.

Tak lama, dua mobil datang dan keluarlah beberapa orang.

Itu adalah Yoongi dan kawan-kawannya.

"Teman-temanmu telah tiba nak"










'tidak semua kisah akan berakhir dengan bahagia, tidak semua hal bisa kau dapatkan, apapun yang terjadi tetaplah bersyukur... Kau bukanlah poros dunia yang harus dibahagiakan... Hujan deras yang melanda bisa jadi adalah bencana untukmu tapi juga berkah untuk orang lain...'


End

Huwaaaaaa 😭😭😭😭😭😭

End... Beraaaaaattt...

Mana pas udah nulis ini akutuh nonton Upin Ipin yang puting beliung 😭😭 nangis banget, gimana kalo Upin Ipin matiiii 😭 kasian Opah kasian kak Ros 😭😭 puting beliungnya gede banget lagiii 😭

✓Starlight (hopealone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang