Ha 6

157 25 4
                                    

"Naik keleta api.. tut tut tut!!" Nyanyian seorang anak menggema di sebuah mobil keluarga "ini bukan kereta api hobie.. ini mobil appa" protes seseorang di balik kemudi yang diketahui adalah ayah hoseok kecil

"kau harus mengganti liriknya bie" titah seorang perempuan di sebelah ayah hoseok

"ahhh.. baiklah eomma" hoseok manggut lucu menyetujui permintaan ibunya

"naik mobilnya appa, tut tut tut!!" Hoseok benar-benar mengganti liriknya

"itu tidak terdengar seperti suara mobil appa" protes ayah Hoseok lagi

"yaishhh.. lalu suaranya sepelti
apa?" Hoseok tampak berpikir keras dan menajamkan pendengarannya

"mobil appamu terlalu bagus, suaranya sangat senyap" timpa ibu hoseok menengok arah belakang dimana anaknya masih berpikir

"ahhh aku tahu!!" Hoseok mencondongkan tubuhnya "naik mobilnya appa... blum blum blum!" Hoseok nyengir setelahnya

"apa-apaan itu, itu lebih terdengar seperti mobil appa kecebur got" protes ayah hoseok lagi, dan istrinya hanya tertawa sedangkan hoseok mempoutkan bibirnya kembali berpikir

"bagaimana kalau ngeng ngeng ngeng" hoseok tidak mau menyerah

"hahahha.. terserah kau sajalah bie" putus ayah hoseok dan fokus pada jalanan

"appa, eomma.. kalian ingat film tlain to busan?" Tanya hoseok semangat, karena mendapat ide baru untuk pembicaraannya

"tentu saja, ibu tidak akan melupakannya" tentu saja ibunya tidak akan melupakan film itu karena ia menjerit-jerit saat zombie itu menyerang kadang reflek menendang suaminya.

"Kalau ada jombie disini bagaimana? Apa ibu dan appa akan menjadi heloik?" Tanya hoseok penasaran

"heroik? Kau bermimpi apa semalam bie?" Tanya ibu hoseok

"kita tidak akan menjadi heroik bie, tapi kita akan menjadi kandidat pertama menu makanan zombie hahahah" ayah hoseok tergelak begitupun ibunya

"kalian pengecut" hoseok nampak tak senanag dengan jawaban ayahnya

"hei, kau tidak sadar? Kau dan eommamu bahkan diajak olahraga saja tidak mau, mana mungkin selamat dari zombie" ujar ayah hoseok lagi

"ahhh.. iya..  Benal" hoseok manggut manggut setuju

"tapi kurasa eomma bisa jadi hero untukmu" ibu hoseok melirik arah belakang dan tersenyum manis

"sepelti apa?" Tanya hoseok berbinar

"Eomma akan menyuruhmu pergi dan menitipkanmu pada orang yang lebih kuat kemudian eomma akan jadi kandidat kedua menu makanan zombie.. hahahah... tidak seperti appamu yang mati duluan" ujar ibu hoseok dan tertawa cekikan melihat suaminya bersungut

"itu sama sajaaa" hoseok lagi-lagi mempoutkan bibirnya

"Sayang/appa!!!! Ada truk!!!!" Teriak hoseok dan ibunya bersamaan sedangkan ayah hoseok membanting setir agar tidak terjadi kecelakaan yang lebih parah

Duakkk!!!

Cccrrrssss

Mata hoseok terbuka perlahan, merasakan betapa kakinya amat sangat sakit terhimpit badan mobil

"appa.. sak.. kitt"

hoseok menatap ayahnya bermaksud minta tolong, tapi keadaan ayahnya membuatnya tercengang

"appaa...."

hoseok meraih ayahya yang sudah berlumur darah di pelipisnya, ayahnya menengok sedikit ke arah hoseok dan membuka kunci mobil kemudian tersenyum

"ka" pintanya, menyuruh hoseok pergi.

Hoseok menangis, ia tidak ingin ini terjadi. ini pasti mimpi.

Kepalanya ia gerakan ke arah ibunya yang tengah berusaha membuka pintu untuk hoseok keluar, kedaannya tak kalah menyedihkan dari ayahnya.

Hoseok meraung menahan sakit dan tidak tahan melihat kedua orang tuanya terluka parah, mobil yang hoseok naiki terjungkal dan terbalik.

Mengakibatkan hanya bagian pintunya dan ibunya yang bisa dibuka sedangkan ayahnya terjepit. Kaki sang ibu terlihat remuk dengan darah yang mengalir hoseok tidak sanggup untuk menahan air matanya

Ceklek

"Mereka masih hidup ayo keluarkan" beberapa warga mulai mendekat dan mengelurkan hoseok dan ibunya dengan susah payah, mengingat mereka juga terjepit parah.

"Appa..." tangan hoseok terus berusaha meraih sang ayah yang melempar senyum padanya

Duarrr!!!

Tiba-tiba ledakan terjadi pada mobil hoseok, sontak membuat hoseok termenung menatap kobaran api sedangkan sang ibu menangis sambil merintih kesakitan

"appaaaaa!!!!!!" Teriak hoseok sejadi-jadinya. Suaranya benar-benar terkuras tidak peduli kotak suaranya akan rusak.

"Eommaaa, appaaa" lirih Hoseok kecil

"kau sudah sadar nak?" Tanya seorang dengan pakaian serba putih

"eomma mana?? Appa dimana??" Tanya Hoseok menangis terisak. Tak kuasa melihat rintihan Hoseok, perawat segera keluar dan menghubungi dokter.

Pusara ibunya penuh dengan bunga berwarna warni karena ulah Hoseok.

"Maa... Paaa... Yang tenang di sana yaaa" Hoseok kecil mengusap nisan yang terpasang di pusara orang tuanya

"ayo nak, kita pergi" ujar lelaki gagah yang diketahui Hoseok sebagai seorang dokter.

Perlahan Hoseok berjalan mengikuti dokter yang berjalan lebih dulu. Hoseok sadar dengan kondisi yang terjadi sekarang, orang tuanya telah pergi dari kehidupannya dan sebelum kematian ibunya ia telah diurus untuk dititipkan ke sebuah panti asuhan. Hoseok tahu, ibunya telah menepati janji sebagai seorang heroik.

Bukankah Hoseok anak pintar??

Matanya sudah memerah rasanya lemas sekali, tapi ia tahu orang tuanya sangat ingin ia menjalankan hidup. Hoseok harus bisa bertahan dan membanggakan kedua orang tuanya.

Tbc

✓Starlight (hopealone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang