Kamar asrama no 6 tengah hening sehening-heningnya. Tak ada satupun yang bersuara bahkan memecah keheningan, hanya deru nafas sajalah yang terdengar saling bersahutan di kamar.
Namjoon dan Jungkook duduk di ranjang Namjoon sedangkan Yoongi dan Taehyung berada di ranjang Yoongi. Keempatnya saling berhadapan, menatap satu sama lain.
Yoongi menatap semua temannya dan mulai merangkul Taehyung disebelahnya.
"Kita harus berbincang dengan serius" ujar Yoongi. Tak dipungkiri Yoongi memang dapat Namjoon andalkan.
"Apa yang mau dibicarakan?" Tanya Jungkook mulai membenarkan duduknya, ia juga mengambil bantal Namjoon di pangkuannya.
"Taehyung... Apa ada yang ingi. Kau sampaikan?" Tanya Namjoon tak menggubris Jungkook yang dari tadi tak diam mencari posisi nyaman.
"Apa yang kalian harapkan dariku?" Tanya Taehyung, Jungkook yang mendengar itu mengernyit heran. Jujur saja ia tak pernah mengharapkan apapun dari Taehyung.
"Jujurlah pada kami" jawab Yoongi, meskipun ia sudah tahu semua cerita dari Namjoon. Tapi, alangkah baiknya jika Teahyung sendiri yang menceritakannya.
"Ada apa Antara kau Dan Hoseok?" Tanya Yoongi lembut, perkataan Yoongi membuat Jungkook menatap keduanya serius. Jungkook jadi tahu arah pembicaraan serius ini.
"Hhhh" Taehyung menghela nafas, ia memalingkan wajahnya acuh.
"Aku ingat dulu saat Hoseok baru pertama masuk... Kau kan yang memprovokasi kita untuk menjauhinya?" Tanya Yoongi, meski dengan nada lembut tapi terlihat Taehyung tersinggung dengan perkataan Yoongi.
"Kau menyalahkan ku?" Tanya Taehyung.
"Tidak... Salah kami juga yang agak tak waras waktu itu" Yoongi sadar akan kebodohannya kala itu. Betapa bodohnya dia dengan pikiran kekanakannya menjauhi Hoseok karena hal yang tak elit.
"Kau begitu membenci Hoseok lebih dari siapapun Tae... Ceritakanlah... Bukankah kita semua sahabatmu?" Tanya Namjoon, ia ingin Taehyung jujur. Namjoon tak mau Jungkook terus saja bersitegang dengan Taehyung.
"Iya... Aku memang paling membencinya dari siapapun juga" jawab Taehyung, matanya menatap kaki yang ia goyang-goyangkan maju mundur dari ranjang.
"Kenapa?" Tanya Jungkook akhirnya, ia ingin tahu kenapa Taehyung begitu membenci Hoseok.
"Kook... Kau ingat anak tak tahu diri yang merebut calon orang tuaku?" Tanya Taehyung menatap Jungkook tajam. Ia yakin betul Jungkook pasti akan mengingatnya. Pasalnya Jungkook adalah satu-satunya orang yang Taehyung percayai kala itu, menceritakan semua yang ia alami dan saling berempati untuk masalah masing-masing.
"Maksudmu?" Jungkook menatap Taehyung bingung.
"Dia orangnya. Bukankah kau juga mengumpatinya? Bukankah dia jahat melakukan itu padaku waktu itu?" Tanya Taehyung mengingatkan Jungkook bahwa dulu Jungkook pun kesal pada Hoseok kecil.
"Sungguhkah dia?" Jungkook memang tak pernah tahu sosok Hoseok kecil, tapi mendengar cerita Taehyung di masa lampau Jungkook juga ikut emosi.
Yoongi yang mendengar itu mengusap kepala Taehyung pelan. Ia juga tahu betapa kesalnya Taehyung dari raut wajahnya saja.
"Tapi Tae... Bukankah tak adil membenci Hoseok untuk sesuatu yang bahkan bukan salahnya?" Yoongi masih dengan lembut mengusap kepala Taehyung.
"Kak!! Kalau saja aku yang diadopsi kala itu! Aku tak akan berada di jalanan seorang diri! Kalau saja aku punya keluarga saat itu aku tak akan bekerja keras untuk melunasi utang panti!!" Teriak Taehyung, ia sungguh marah mengingat masa sulitnya.
"Jadi kau tak ikhlas membantu ibu panti?" Tanya Namjoon agak kaget mendengar pernyataan Taehyung.
"Bukan aku tak ikhlas... Kalau saja aku tak ada di panti kala itu... Aku tak akan melihat ibu panti dipukulii..." Taehyung menunduk semakin dalam, ia begitu merasa dunia tak adil untuknya.
"Kenapa bukan Hoseok saja yang di sana? Kenapa harus aku yang melihat itu berulang kali" Taehyung menutup wajahnya. Ia ingat alasan kenapa dia berada di panti asuhan kala itu.
Ayah Taehyung adalah pecandu alkohol berat, kekerasan rumah tangga sudah bukan lagi hal aneh untuknya.
Tiap ia pulang sekolah waktu kecil tak pernah ia tak menemukan ibunya babak belur. Selalu saja ada lebam baru di wajah cantik ibunya.
Kalau saja ibu Taehyung kala itu tak menitipkan Taehyung ke tetangganya dapat dipastikan Taehyungpun ikut jadi korban.
Sore itu saat Taehyung bermain di rumah tetangganya, ramai-ramai terdengar suara yang membuat Taehyung merinding.
Saut-sautan warga terdengar heboh kala itu. Taehyung yang penasaran ikut keluar rumah tetangganya dan mencari tahu apa yang terjadi.
Ternyata polisi sudah tiba dan membuat garis pembatas dari pita polisi. Apartemen Taehyung dijaga ketat polisi.
Kala itu Taehyung tak mengerti apa yang terjadi. Namun saat ia dikirim ke panti asuhan akhirnya ia sadar, bahwa ibunya meninggal karena perlakuan ayahnya sendiri.
Ayah Taehyung dipenjara, ibu Taehyung dimakankan. Lalu Taehyung harus dengan siapa? Apa yang harus anak itu lakukan?
Berada di panti asuhan membuat Taehyung harus lebih dewasa dibanding teman-teman yang lain. Taehyung merasa ia harus menjadi teladan untuk teman-temannya, dan terbiasa menahan emosinya.
Ia senang saat semua orang bahagia tanpa adanya kesedihan, Taehyung suka saat canda tawa mengelilinginya.
Taehyung tak mau kehilangan itu semua. Itulah sebabnya Taehyung begitu menjadi anak yang ceria dan tak pernah terlihat bersedih.
Ia suka saat tingkahnya membuat semua orang tertawa apalagi ibu panti yang telah merawatnya bagai anak sendiri.
Tapi, tak bisa dipungkiri Taehyungpun iri dengan anak-anak panti lain yang sudah menemukan orang tua angkat baru.
Taehyung ingin sekali punya keluarga yang harmonis. Ayah, ibu bahkan saudara yang saling menyayangi. Taehyung ingin itu semua.
Usahanya selama ini membuahkan hasil, ada sepasang orang tua yang ingin mengadopsinya. Taehyung tak sengaja curi dengar waktu itu. Betapa bahagianya ia kala itu.
Namun, semuanya kandas saat ternyata ada anak lain yang menarik perhatian calon orang tua angkatnya.
Hoseok
Taehyung mulai benci Hoseok saat itu juga, meski tak pernah ia tunjukan. Kebiasaannya menyembunyikan emosi nyatanya terus berlanjut hingga Hoseok pergi ke rumah baru.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Starlight (hopealone)
Fanfiction'Dia adalah seorang pria yang sangat bercahaya, bagaikan matahari di siang hari dan bulan di malam hari' Kerja kerasnya mengantarkan dia menuju sebuah kesuksesan gemilang dimata teman-temannya. Namun, semua orang tak pernah tau apa yang tengah ia pi...