Ha31

66 14 2
                                    

Jimin mempoutkan bibirnua setelah mendengar ocehan-ocehan Jungkook. Seokjin hanya diam saja sedari tadi tanpa menginterupsi siapapun, ia menjadi pendengar yang baik hari ini.

Jungkook kesal saat Jimin mengungkit-ungkit kesalahan-kesalahan Taehyung di depannya. Mengatakan Taehyung tak punya etika, tak punya sopan santun, bahkan tak punya otak.

Jungkook selaku sahabat Taehyung merasa kesal mendengarnya. Tentu saja karena Jungkook tahu cerita dibalik semua sikap Taehyung selama ini.

Sebenarnya wajar saja Jimin maupun Seokjin menganggap Taehyung jahat atau sejenisnya. Toh, orang-orang hanya melihat Taehyung dari satu sisi.

Jungkook juga sebenarnya tak ingin marah pada Jimin, hanya saja hatinya tergerak saat sahabatnya itu terus dikata-katai hal buruk.

Menjelaskan segalanya adalah pilihan Jungkook untuk menutup mulut Jimin. Meski sebenarnya ia salah karena tak meminta ijin pada yang bersangkutan.

Jungkook pikir semuanya harus diluruskan. Bukan lagi salah Hoseok yang tiba-tiba membawa calon orang tua angkat Taehyung, bukan juga salah Taehyung yang jahil kelewat batas dengan dalih balas dendam pada Hoseok.

Keduanya hanya tengah tersesat di lorong waktu kesalah pahaman, itulah yang Jungkook yakini hingga ia bisa dengan lugas menceramahi Jimin.

Katakan sekarang Jungkook adalah Mario Tegas yang tengah menyamar di kehidupan Jimin.

Menampar Jimin dengan kata-kata mutiara yang diselipi kata umpatan. Seokjin yang mendengar Jungkook begitu lancar bagai rap Daechwita itu hanya mengangguk saja. Mengiyakan bahwa Jimin memang salah kali ini.

Tak pantas rasanya Jimin menghakimi satu orang tanpa melihat kedua sisi koin. Seokjin bahkan terkadang ikut serta menceramahi Jimin, berkata bahwa Jimin telah seenaknya menilai seseorang.

"Maaf" kata yang terucap Jimin, ia tak tahu kenapa ia bisa mengatakan hal buruk pada Taehyung yang ternyata menyimpan masa kelam.

"Apa aku harus minta maaf langsung pada Tae?" Tanya Jimin, ia agak tak enak juga. Sudah sering dia mengejek Taehyung, memakinya dengan umpatan kasar bahkan tanpa sepengetahuan Jungkook maupun Seokjin.

Jujur saja Jimin begitu benci Taehyung kala itu. Perlakuan kekanakan dan seenaknya Taehyung itu membuatnya kesal setengah hidup.

"Tak usah... Toh dia tak tahu kau mengumpatinya" Jungkook mencegah, jika Jimin tiba-tiba Meninta maaf itu akan sangat mencurigakan.

Bagaimana caranya Jungkook mengarang cerita kalau sudah begitu? Taehyung akan tahu kalau Jungkook membocorkan kisahnya, bagaimana kalau Taehyung marah besar?

Jungkook tak mau itu terjadi.

"Ngomong-ngomong Kook... Nanti liburan semester kalian semua ikut kita ke rumah Hoseok?" Tanya Seokjin mengalihkan pembicaraan.

"Entah... Tapi kurasa kak Yoongi akan ikut" Jungkook terlihat berpikir keras. Memang akhir-akhir ini Yoongi terlihat mengkhawatirkan Hoseok, tapi tak pernah Yoongi mengaku atau mengungkit kalau dia akan ikut pada liburan semester ini.

"Kalau Tae?" Tanya Jimin, keduanya diam menatap Jimin.

Apakah mereka harus membahas Taehyung lagi kali ini?

"Kenapa otakmu sempit?" Seokjin mendengus, bagaimana mungkin Taehyung suka rela ikut ke kampung halaman Hoseok? Katakan pada Seokjin keajaiban macam apa itu?

"Siapa tahu Taehyung menyesalkan?" Tanya Jimin lagi, kali ini Jungkook yang mendengus. Harusnya Jimin melihat amarah Taehyung kala itu. Bagaimana emosinya diaduk-aduk saat menceritakan kisahnya.

"Belum terlihat hilal kalau dia menyesal?" Kini Seokjin yang bertanya, sebenarnya ia juga penasaran dengan jawaban Jungkook.

"Belum" satu kata yang bisa Jungkook ucapkan. Jimin dan Seokjin mengangguk mengiyakan.

.
.
.

"Kak... Kakak baik-baik saja?" Tanya Hyenbi saat melihat sang kakak hanya duduk diam di samping ranjangnya.

"Kak..." Hyenbi menggoyangkan tangan Hoseok.

"Ahh...iya?" Tanya Hoseok, ia baru sadar kalau Hyenbi ternyata sudah siuman.

"Kakak baik-baik saja?" Tanya Hyenbi menatap Hoseok khawatir.

"Kakak baik-baik aja kok..." Hoseok mengelus kepala Hyenbi lembut, ia tak mau Hyenbi banyak pikiran saat tubuhnya tengah drop.

Hoseok mengelus kepala Hyenbi lembut sampai Hyenbi terbuai. Pikiran Hoseok berkecamuk.

Memang untuk kali ini biaya perawatan adiknya itu sudah tertangani, tapi tidak menutup kemungkinan keadaan Hyenbi akan kembali drop. Hoseok benci kenyataan itu.

Dilain sisi, selain memikirkan keperluan finansialnya Hoseok juga memikirkan hal lainnya. Salah satunya adalah Taehyung. Sahabat kecilnya yang sangat ingin ia ucapkan terima kasih.

"Seok..." Ibu Jung menghampiri Hoseok yang tengah termenung.

"Pulanglah... Istirahat ya.. ibu yang jagain Hyenbi.. kamu pasti cape" ucapan lembut itu membuat Hoseok terenyuh. Ia mengangguk menyetujui, jujur saja tubuhnya sangat lelah sekarang.

"Ibu hati-hati ya di sini..." Hoseok pamit pulang, sebenarnyaa Hoseok sudah pusing dari tadi. Tapi ia merasa masih bisa menahannya sampai Ibu Jung datang.

"Iya... Hati-hati di jalan nak"

Tbc

✓Starlight (hopealone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang