Ha 9

160 23 0
                                    

Tandai yang typo yaaa

--------------------------------------

Hoseok kembali berkutat pada berlembar-lembar kertas yang telah ia corat coret, disusun di sebelahnya dan sesekali kembali mencoret.

Mengetik sambil meminum kopi hangat membuatnya rileks, tak memperdulikan orang yang tengah berkutat di depan lemari beserta poto-poto karakter favorit di tangannya.

Ceklek

Seseorang datang dan langsung menjatuhkan dirinya ke tempat tidur, sepertinya kelelahan.

"Kenapa??" Tanya pria yang masih asik menata Poto dengan klip magnet di lemarinya.

"Aku lelah hyuuuung" keluhnya dan menahan isak tangis membuat Hoseok menatap teman sekamarnya itu.

"Apa?? Kau ingin mati?? Meminta rekomendasi agar matiblebih cepat?" Tanya pria pucat yang masih menatap Poto

"Ingin ku buatkan teh??" Tanya Hoseok reflek, rasanya ia kasihan dengan Jungkook yang masih menelungkup kan wajahnya di kasur Yoongi, si pria pucat.

"Ahh... Dia tampak lelah, teh akan membuatnya lebih baik" Hoseok cepat-cepat menyambung tawarannya, ia khawatir malah hujatan yang akan ia dapat.

"Buatkanlah jika memang begitu" Yoongi berjalan emnjauh dari lemarinya, menatap hasil karyanya dan tersenyum senang.

Hoseok Segeran keluar dari kamar menuju dapur asrama, tidak jauh mengingat kamar mereka paling dekat dengan dapur.

Hoseok mengaduk teh dan sedikit memasukkan daun mint berharap teh buatannya akan diterima baik oleh Jungkook. Hoseok senang saat respon Yoongi ternyata tak begitu buruk.

Ujung mata Hoseok menemukan bayangan yang selalu ia lihat akhir-akhir ini. Hoseok tak mau melihat, ia cukup trauma saat bangun tidur pernah mendapati bayangan besar itu berada di depannya. Hoseok takut, Hoseok takut akan sosok itu.

Trak

Seketika Hoseok mematung, mukanya pucat pasi susah payah ia telan salivanya dan bergidik ngeri.

"Kau sedang apa?" Tanya seseorang yang kemudian dapat membuat Hoseok tersenyum lega.

"Namjoonie" Hoseok menatap Namjoon senang, setidaknya bayangan hitam itu sudah pergi.

"Aku tanya, kau sedang apa" tanya Namjoon melihat Hoseok yang amsih diam

"Teh.. aku membuat teh dengan daun mint, kau mau??" Tanya Hoseok menwarkan, ia juga tak berniat mengatakan teh yang ia buat untuk Jungkook.

"Bolehkah?" Tanya Namjoon membuat Hoseok tersenyum dan mengangguk, senang rasanya teman sekamarnya sedikit demi sedikit membuka hati.

"Aku akan membuat lagi, ini untukmu saja" Hoseok menggeser teh nya dan langsung diterima Namjoon, tak butuh waktu lama membuat teh sebenarnya.

Hoseok berjalan keluar dapur meninggalkan Namjoon yang amsih meminum teh hangatnya dan buku di tangannya. Berjalan  dengan hati-hati sampai masuk ke kamarnya.

Masih dengan keadaan sama, Jungkook masih menangkupkan wajahnya sambil bergetar hebat. Jungkook menangis. Sedangkan Yoongi tiduran di kasur Namjoon sambil memainkan ponsel.

"Jungkook..." Panggil Hoseok memberanikan diri, ia ingin Jungkook menikmati teh nya.

"Aku sudah membuatkan teh, cobalah" Hoseok memberanikan diri duduk di pinggir kasur Yoongi yang kini ditempati Jungkook. Menepuk pundaknya pelan sebelum akhirnya Jungkook berusaha bangkit.

"Inii" Hoseok memberikan tehnya dan langsung diterima Jungkook yang masih sesenggukan dengan wajah yang memerah.

Menyeruputnya sedikit kemudian menatap Hoseok. Membuat Yoongi juga penasaran dan menatap keduanya.

"Ini... Enak... Terima kasih" Jungkook kembali menyeruput teh nya dan merasakan sensasi hangat di tenggorokannya.

Hoseok tersenyum dan menyipitkan matanya, sungguh ia senang mendapatkan kata manis dari Jungkook. Segera ia berdiri dan kembali ke tempat tidurnya melanjutkan rutinitasnya yang sempat tertunda.

"Aku ingin berhenti dari ekskul Vocal" tiba-tiba Jungkook bersuara, ia mengeluarkan bebannya yang menumpuk tadi.

"Kenapa?" Tanya Yoongi penasaran,  seingatnya Jungkook sangat suka apapun tentang menyanyi.

"Suaraku bagus kan Hyung??" Tanya Jungkook menatap Yoongi meminta jawaban.

"Emmhh... Lebih bagus dari aku dan Namjoon" jawabnya seadanya.

"Tapi kenapa pelatih selalu keras padaku?? Padahal Jin tidak pernah diperlakukan keras begitu" keluh Jungkook menatap cangkir teh nya.

Hoseok berhenti mengetik saat nama temannya disebut Jungkook, perlu Hoseok akui suara Jin memang stabil dan merdu. Ternyata itu membuat Jungkook terbebani.

"Kalau begitu usahalah lebih keras" Yoongi memberi saran dan mendapat atensi lebih dari Hoseok. Yoongi, pria dingin dengan kulit putih pucat itu nyatanya memiliki tingkat kepedulian yang tinggi.

"Kau akan menyerah?" Tanya Yoongi lagi, sepenuhnya Hoseok menatap Yoongi yang masih mengetik di ponselnya.

"Aku lelah Hyung" suara Jungkook benar-benar parau, sebenarnya sekeras apa pelatih dari club vocal? Hingga membebani Jungkook.

"Istirahat saja" Yoongi masih tak mengalihkan atensinya dari ponsel, entah ada apa sebenarnya.

"Kau ini niat tidak sih mendengarkanku?? Kenapa sibuk sekali dengan ponsel??" Jungkook menggerutu tak ayal ia kesal dengan Yoongi yang masih sibuk memainkan ponselnya.

"Ini... Aku akan bacakan sebuah motivasi untukmu" Yoongi tak ambil pusing dengan gerutuan Jungkook.

"Ini kutipan dari novel yang telah aku baca, aku hanya lupa halaman dan detail kalimatnya jadi aku Googling" Yoongi tersenyum cerah sebelum akhirnya membenarkan posisi duduknya.

"Tidak peduli seberapa banyak tetes hujan yang mengenaimu, kau harus tetap berjalan. Jika sakit, istirahatlah sebentar hingga kau siap menerjangnya kembali. Jangan menyerah, karena kau tak akan pernah sampai jika terus berteduh" Hoseok terpaku menatap laptopnya, suara Yoongi mengalun menyapa gendang telinganya. Hoseok tentu tahu, siapa yang membuat kalimat itu dan ada di novel mana. Hoseok tahu

Sungguh

Karena itu adalah novel pertamanya. Novel yang banyak menggambarkan perjuangan hidupnya.

"Kau daritadi sibuk mencari itu?" Tanya Jungkook keheranan dan mendapat anggukan dari Yoongi yang kembali bersandar pada kepala ranjang.

"Karena tiap aku merasa akan memilih menyerah aku selalu mengingat novel itu. Aku hanya berharap, semoga lebih banyak orang yang pandai memotivasi. Karena aku yakin banyak orang yang tak pandai memotivasi diri sendiri, itulah sebabnya motivasi dari orang lain snagat berarti" Yoongi terlihat tulus mengatakannya, ia sadar Hoseok masih tak bergeming dari duduknya. Yoongi sudah lama ingin mengatakan ini pada Hoseok secara tak langsung, hingga akhirnya Jungkook datang membawa waktu yang tepat.


Tbc

✓Starlight (hopealone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang