Hancur💔

539 52 33
                                    


_

Sepanjang perjalanan, Zila diam tak membuka suara. Wajahnya di paling kan keluar jendela agar tidak melihat wajah Gibran yang menyeramkan.

"Ehh gadis bego, hadap sini!" ketus Gibran. Dengan berat hati, wajah Zila menghadap Gibran.

Zila menelan salivanya saat tatapan tajam milik Gibran bertemu dengannya. Zila menderetkan giginya dengan nafas naik turun.

"Ngapain kaya gitu?" tanya Gibran datar.

"Eng-gak," elak Zila menetralkan nafasnya.

Sementara Rizan yang tengah menyetir, cuman bisa sabar dengan mereka berdua. Seharusnya dia yang bersama Zila bukan Gibran. Namun apadaya dirinya, ia hanya menurut saja.

1 jam perjalanan, kini mobil telah sampai di pantai. Banyak pengunjung yang pergi kesana, udarahnya segar, airnya jerni, serta banyak tempat buat bersantai.

Merek bertiga keluar. Rizan memutar mobil setelah itu menggandeng tangan Zila, membuat Gibran kesal.

Gibran melepaskannya tangan mereka dengan kasar, lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Gibran kenapa?" tanya Zila polos.

"Gak tau," jawab Rizan. Akhirnya mereka memasuki kawasan pantai. Zila hanya mengekor dibelakang Rizan agar dirinya tak tersesat.

Rizan mendekati pedagang es kelapa lalu memesannya. "Esnya 2, pak," pesan Rizan di bales anggukan oleh pedagang tersebut.

Zila duduk di bangku dengan posisi menghadap pantai. Rizan tersenyum sembari duduk disampingnya.

"Pembantu itu kemana sih? Berani bangat ninggalin gue!" omel Gibran sambil jalan yang membuat sorotan mata tertuju padanya.

Gibran masa bodo dengan mereka, ia lebih fokus mencari keberadaan Zila dan Rizan. Matanya tertangkap dengan sesosok wanita serta lelaki yang sedang bercanda.

"Ck! Mesrah-mesrahan ternyata!" sengit Gibran mengepalkan kedua tangannya.

Gibran berlari menghampiri mereka. Dirinya bertolak pinggang. Dua instan yang sedang bercanda pun langsung mendongakkan kepalanya ke arah Gibran.

"Dari mana?" tanya Rizan berdiri memposisikan tubuhnya.

"Bukan urusan kamu!" jawab Gibran ketus.

Gibran langsung menarik pergelangan Zila dan meremasnya dengan kuat mengakibatkan Zila merasakan sakit pada pergelangan tangannya.

Zila mencoba melepaskan tangannya namun tenaganya lebih kuat dari dirinya.

Plak!

Tamparan Gibran kali ini benar-benar membuat semua tertuju pada dirinya. Zila yang di tampar mendadak jadi diam, sedangkan Rizan ia kaget dengan perlakuan Gibran.

"Gibran!" bentak Rizan yang rahangnya mulai mengeras.

"Akibat lo ngajak pembantu sialan ini!" tegas Gibran tak kalah membentak.

"Ma-maafkan Zila, gara-gara Zila kalian berantem," ujar Zila menunduk.

"Mood gue jadi ancur karena kalian berdua!" bentak Gibran berlalu pergi.

Zila menangis sesenggukan sembari menunduk. Tangannya mengusap air matanya berkali-kali.




oOo
Tekang bintang⭐

Bos Gantengku GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang