Mimpi😲

440 45 11
                                    

"Bos takut?" tanya Zila sembari mengejek Gibran. Terlihat betul wajah Gibran sudah pucet basi.

"Tenang saja, aku tidak akan menyantetmu. Aku bawa ini semua ingin menyantet mantanku," ungkap Zila sambil tersenyum ke arah Gibran.

Glek!

Gibran berhasil menelan dalivanya, tapi tubuhnya masih tegang. Matanya terus melihat jarum dan boneka, tanpa berkedip sedikit pun.

Srett!

Zila mencabut golok dari sarangnya, membuat Gibran semakin tegang.

"Jangan macam-macam!" titah Gibran mundur.

"Zila tidak perduli," sahut Zila enteng. Tanpa berlama, golok langsung di layangkan di kaki kanan Gibran.

Clast!

"Ahhhhhh!" teriak Gibran tak karuan, lalu jatuh ke lantai.

Bokongnya mengenai meja, itu sangat sakit membuat dirinya merintis. Gibran memeganginya sambil berdiri.

"Huftt! Untung mimpi," lirih Gibran mengusap-usap dadanya.

Gibran melayangkan kakinya dilantai menuju kamar mandi. Pakaiannya dibuka semua, lalu mengguyur tubuhnya di shower.

15 menit berlalu, Gibran keluar menggunakan handuk dililit di pinggang lebarnya.

Dasi dan jas sudah dipasangkan ditubuhnya. Gibran membawa tas kantor dan keluar dari kamar miliknya.

_

Pagi ini, Bella sudah siap untuk melamar kerjaan di perusahaan Gibran. Ia bercermin sembari merapikan bajunya, setelah itu dia pun keluar menaiki taxi yang ia pesan.

1 jam perjalanan, taxi berhenti di gedung perusahaan yang menjulang tinggi. Bella keluar sambil membayar taxi. Bella berjalan kedalam dengan berjalan anggun seperti layaknya cewe biasa.

Padahal dirinya cewe nakal yang sangat dikenal di negara Amerika namun berbeda dengan di Indonesia. Ia menyamar sebagai cewe feminim.

"Mbak ini yang kemarin,'kan yaa?" tanya sekretaris Gibran.

"Iya, saya ingin ketemu sama kepala perusahaan ini. Apa dianya ada?" tanya Bella yang tak lupa tersenyum.

"Kebetulan ada mbak. Bosnya baru sampai tadi, mungkin sudah di ruangannya," jawab sekretaris.

"Saya permisi."

Bella memasuki lift nomor 16. Beberapa menit, dia sudah sampai. Bella berjalan di lorong itu sembari mang guling-guling rambutnya dengan tangan.

Bella berhenti, di depan pintu ruang kerja Gibran. Langsung saja dirinya mengetuk pintu

Tok,tok.

"Masuk!" teriak Gibran dari dalam.

Dengan senang hati Bella membukanya. Terlihat dari kejauhan, Gibran tengah sibuk dengan laptopnya.

"Permisi, pak," sapa Bella senyum. Gibran hanya berdehem tanpa menolehnya.

"Saya ingin melamar kerja di perusahaan Bpk," tutur Bella. Gibran mendongakan kepala, melihatnya dari atas sampai bawa.

"Duduk!" titah Gibran, Bella mengangguk dan duduk.

Bella memberikan surat lamaran kerja, disana Gibran membacanya dengan teliti.

"Hm, oke. Kamu saya terima," ujar Gibran tanpa tersenyum.

"Beneran, pak? Terima kasih pak," balas Bella kegirangan.

"Saya permisi," pamit Bella.




Tekan bintang⭐

Bos Gantengku GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang