Zila atau Bella?

359 44 8
                                    

Zila dan Gibran duduk di bangku cafe restauran dekat situ. Gibran terus menatap Zila yang dari tadi diam terus.

"Kamu kenapa?" tanya Gibran menatap lekat manik mata Zila.

"Aku gak papa," sahut Zila menyengir.

"Serius?" tanya Gibran sekali lagi.

Gibran melihat secara Rinci wajah Zila, ada satu sudut yang membiru akibat bekas tamparan.

"Permisi, mau pesan apa?" tanya pelayan sopan sambil memberikan menuh makanannya.

"Sepageti aja, samain," balas Gibran kepada pelayan.

Zila mengikuti apa yang diucapkan oleh Gibran. Pelayan kembali lagi kebelakang untuk membuatkan pesanan mereka.

Gibran melihat Zila dihapannya, senyum kecil timbul dibibir Gibran. Membuat Zila sedikit risih.

"Tumben kamu bawain bekal, untuk aku," ucap Gibran.

"Zila tadi masak banyak. Jadi ... Zila bawain untuk bos," balas Zila tersenyum kikuk.

"Gibran!" teriak Rizan dari kejauhan.

Gibran dan Zila menengok ke sumber suara. Terlihat dari kejauhan, Rizan yang sedang mengatur napasnya akibat lari.

Rizan kembali lari menghampiri mereka. Lalu duduk disamping Zila.

"Hay cantik," sapa Rizan manis. Zila membalas senyumannya.

Seketika Gibran jengah oleh mereka, Rizan biang kladinya. Baru saja ingin berduaan dengan Zila, ternyata ada yang ganggu.

"Oh, iya. Hari ini ultah Mamaku, kalian datang yaa," ujar Rizan.

"Diusahain," jawab Gibran datar.

Malam nanti memang hari ultahnya Yunda, mamanya Rizan. Yunda akan bertambahnya umur, namun usianya semakin tua.

Karena tidak mau kehilangan momen, Rizan yang sebagai anak akan mengadakan acara besar-besaran.

_

Salah satu ruangan seperti kapal pecah, pecahan kaca berserakan dimana-mana. Nampak kusud wajah Bella sehabis marah dan nangis.

"Aku tidak terimah!" geram Bella mengepalkan tangannya.

"Zila sialan!" teriak Bella melempar sebuah vas bunga.

Para pegawai yang diluaran sana pada berbincang-bincang, karena mendengar keributan dari ruang kerja Bella. Dikira Bella sedang depresi.

"Ada apa ini?" tanya Gibran tiba-tiba.

"Ini pak, Bella sedang ngamuk di dalam ruangannya," ungkap salah satu pegawainya.

"Mengamuk?" tanya Gibran sekali lagi, yang dibalas anggukan olehnya.

Penasaran! Gibran membuka pintunya, masuk pelan-pelan kedalamnya. Benar saja, ruangannya sudah hancur lembur. Emosi Gibran memuncak, perusahaannya diacak-acak oleh Bella.

"Bella!" bentak Gibran. Membuat Bella kaget dan berhenti menangis.

"Gibran," lirih Bella mulutnya bergetar.

"Apa-apaan kamu!" marah Gibran.

Bella tak menjawab, ia malah lari ke dalam pelukan Gibran. Sang empu membola, ketika tubuhnya didekap oleh Bella.

"Lepas!" berontak Gibran.

"Gak mau!" tolak Bella semakin mempererat.

Gibran membuang napas gusar, lalu di biarin Bella memeluknya.

Bos Gantengku GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang