•Thirty•

185 10 1
                                    

Shierra sedang menggeret kopernya menuju pintu utama dan yang dia lihat sekarang adalah Seorang Pria dan wanita yang mungkin takdirnya tidak disatukan untuk bersama.

Siapa lagi jika bukan Rey dan Sheriel.

Disana Rey menggenggam kedua tangan Sheriel dan disana juga ada Hanna (Ibunda Rey).

Nyut, sakit itulah yang sekarang Shierra rasakan.

Tapi Shierra berhenti disitu melihat mereka berdua, Ralat! Dia melihat ke arah Rey seperti ada hal yang Rey ungkapkan disana.

Suara Rey terdengar sampai telinga Shierra walaupun samar-samar.

"Maaf Sheriel, aku tidak bisa menerima mu. Aku ingin semuanya kembali seperti semula, kita akhiri saja semua ini." Itu yang di dengar Shierra dari jauh.

Shierra kaget mendengar penuturan yang keluar dari mulut Rey.

"Rey! Apa maksudmu?! Ibu tidak mengajarkan hal itu padamu!" Tiba-tiba Hanna maju dan mendorong dada bidang Rey merasa tidak terima dengan perkataan yang keluar dari mulut Putra satu²nya itu.

Shierra berjalan mendekat pelan-pelan sambil menggeret kopernya saat pertengkaran itu terjadi tidak ada yang menyadari kehadiran nya kecuali Rey.

Rey sudah tau Shierra berdiri dari tadi disana, Rey merasakan itu.

"Ibu tidak bisa melarangku! Ini adalah pilihan masa depanku! Jangan pernah ganggu tentang kehidupan Pribadiku kecuali Urusan kantor karena itu yang kalian mau bukan?" Rey tersenyum miring menatap sinis ke arah Shierra lalu menarik lengannya dengan kencang menuju ke arah mobil Rey.

"Rey!! Dasar anak tidak tau diri!" Teriak ibunya dari jauh.

"Udah gapapa tante, kalo maunya Rey gitu gapapa." Ucap Sheriel berusaha menenangkan Hanna.

Dia melihat ke arah Rey yang sekarang memasuki mobil dengan Shierra yang berada di dalam mobilnya.

Lalu dia tersenyum sinis.

Melepaskanmu?
Tidak semudah itu, Nicholas Frey Adam.

•••

"Apa tidak apa-apa seperti ini?" Tanyaku khawatir sambil melihat kaca spion, melihat ke arah belakang dimana kami berdua meninggalkan rumahnya yang sangat besar itu dan masih berdiri disana, Hanna dan Sheriel melihat kepergian mobil yang kami tumpangi.

Aku bergidik ngeri saat tatapan Sheriel tertuju ke arahku dari kaca Spion, tatapan nya yang sangat sengit itu berhasil menuju ke arahku di sampingnya nampak Hanna yang masih menangis tersedu-sedu. Mungkin karena kelakuan putra nya ini.

"Bisakah kau tidak melibatkan ku dalam urusan mu?" Dia menengok ke arahku masih sambil sesekali menengok ke arah depan.

"Apa?" Jawabnya singkat.

"Urusanmu, seperti urusan pacarmu itu dan keluargamu." Ucapku kesal.

"Jangan tiba-tiba mengatakan hal yang tidak disangka kemudian menarikku seolah-olah kau mempunyai tameng selain mereka yaitu aku." Aku masih kesal padanya.

"Jadi kau tidak ingin aku menarik mu seperti tadi?" Tanya nya santai.

"Ya." balasku singkat.

Between You And Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang