°Fourty-Seven°

130 6 0
                                    

Sampai rumah Shierra membuka kantung plastik kecil yang berisi sendal. Alas kaki itu untuk di dalam rumah sangat lucu.

Dia membeli dua sendal seperti itu. Warna coklat dan warna abu-abu untuk Rey.

Dia membelinya di jalan tadi saat mereka mampir ke supermarket untuk membeli bahan-bahan makanan, tidak sengaja Shierra melihat tukang sendal di pinggir jalan dan matanya terpaku oleh sendal yang dia beli ini.

Padahal Rey sama sekali tidak tertarik dan berusaha keras menolak di belikan sendal tapi Shierra terlalu pemaksa. Tapi melihat Shierra senang Rey ikut senang.

"Mulai sekarang pakai sendal ini dirumah." Ucap Shierra nyengir lebar.

Rey hanya memutar kedua bola matanya dan mengangguk pasrah.

"Tapi kau harus memakai barang yang sudah kubelikan juga." Ucap Rey yang membuat Shierra terdiam.

Lalu Shierra melihat ke dalam tas belanja nya tadi.

Banyak sekali barang yang Rey belikan. Sebelum pulang juga Rey memaksa mampir ke Gucci lagi hanya untuk membeli sepatu yang senada dengan Dress ku satu lagi.

Well, ku akui ini terlihat sangat cantik. Tapi aku tidak ingin di cap buruk oleh keluarganya karena telah hampir menghabiskan uang putranya.

Dia juga membelikan beberapa anting dan parfumku juga parfumnya.

"Baiklah, ku terima. Tapi bukan berarti aku yang menginginkan nya ya? Kau yang membelikan nya." Ucap Shierra pasrah. Lalu dia membawa barangnya untuk balik ke kamarnya.

"Hey! Kau mau kemana?" Shierra berbalik dengan wajah bertanya-tanya.

"Kamarku lah." jawabnya.

"Bukan kah kita satu kamar?" Ucap Rey dengan wajah jahilnya ke arah Shierra.

Semburat merah langsung keluar dari pipi Shierra. Tapi cepat-cepat Shierra menggelengkan wajahnya, menyadarkan dirinya.

"Matamu!" Ucapnya kesal dan berbalik untuk masuk ke kamarnya.

Rey hanya terkekeh ringan disana.

•••

"Besok kau ikut aku ke kantor."

Shierra menghentikan tangan nya yang sedang mengaduk soup di panci.

Rambutnya yang di cepol dan sweater kebesaran di badan nya membuat dirinya kelihatan lucu dan unik.

Saat ini mereka berdua berada di meja dapur, Shierra yang sedang memasak soup dan Rey di sampingnya melihat setiap gerak gerik Shierra yang sedang memasak Soup.

"Kenapa?" Tanya Shierra yang masih fokus dengan masakan nya.

Saat ini dia sedang memotong-motong wortel dan juga daun bawang.

"Untuk meresmikan hubungan kita."

Shierra tersedak sekarang, dia sedang mencicipi bumbu soupnya.

"Apa kau yakin?" Shierra mengangkat sebelah alisnya ke arah Rey dan memasukkan wortel dan juga daun bawang yang sudah dia potong-potong.

"Ya." Ucap Rey mantap.

"Tapi, aku tidak yakin. Sorry."

"Kenapa?"

"Lagipula besok aku ada janji dengan Karen, jadi tidak bisa kesana." Shierra tersenyum simpul namun Rey merengut tidak suka.

Shierra mematikan kompornya dan mengambil dua mangkuk, menaruh soup untuk dirinya dan juga Rey.

Sebentar lagi musim dingin, hawa dingin mulai merebak masuk jadi Shierra memutuskan untuk memasak Soup.

Shierra menaruh dua Soup itu di atas meja makan.

"Aku akan menemani mu."

Shierra berhenti mengunyah tatapan kaget terpaku ke arah Rey.

"Apa kau yakin?"

"Ya. Karena tidak mungkin aku berdiam diri di dalam rumah sedangkan kau jalan-jalan. Itu tidak adil bagiku."

Shierra terkekeh ringan mendengar ucapan Rey yang seperti anak kecil.

"Terserah kau." Ucap Shierra dan kembali menghabiskan soup yang ada di mangkuknya.

•••

"Hai, Mr. Rey yang sok eksis." Rey menoleh dengan wajah kagetnya.

Dia ketahuan Shierra sedang berselfie ria di dalam kamar dan itu membuat dirinya sangat malu.

Shierra tertawa seperti melihat ada hal baru di diri Rey.

"Kau di panggil Assistenmu, tadi ada tamu ternyata dia Assistenmu." Rey langsung cepat-cepat bangkit berdiri untuk menemui Asisten nya.

Sedangkan Shierra berjalan ke arah kasur yang disana tergeletak handphone milik Rey. Orang itu meninggalkannya setelah berselfie ria, Shierra yakin pasti Rey 100% malu karena kepergok tadi.

"Bagaimana bisa dia melakukan hal yang tidak di lakukan oleh orang yang dingin?" Gumam Shierra sambil terkekeh mengingat kejadian tadi.

Tapi iseng-iseng dia membuka kamera Rey, niatnya hanya mencoba kameranya tapi dirasa bagus akhirnya dia ikut berselfie disana.

•••

"Apa yang kau lakukan?" Shierra kaget dan berbalik badan, terlihat disana Rey memergokinya sedang berselfie dengan handphone nya.

"Kenapa kau cepat sekali?" tanya nya masih memegang handphone Rey.

"Tentu saja,  hanya urusan biasa apa yang tidak bisa kulakukan? Dan..." Rey merampas ponselnya dari tangan Shierra.

"Apa yang kau lakukan dengan ini?" Rey mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum menggoda. Dia sedang menjahili Shierra.

"Uhm... Anu-- aku hanya meminjamnya sebentar."

"Untuk apa? Kau bilang tadi aku tukang Selfie tapi sepertinya ratu selfie sebenarnya adalah kau." Rey menunjukkan isi galerinya yang kebanyakan adalah foto Shierra.

"Betapa cantiknya." Rey tersenyum smirk mencoba menjahili Shierra.

"Hapus Foto itu!!" Shierra berusaha mengambil handphone Rey dari tangan Rey.

"Tadi sudah mencoba berfoto-foto, sekarang minta fotonya di hapus. Untuk apa di hapus? Mending kusimpan." Rey tersenyum simpul dan memasukkan handphone nya kedalam saku celana nya.

"Kau dasar!" Shierra menggeram kesal. Kesal karena di jahili Rey terus -terus an.

"Sudahlah, ganti bajumu dan kita berangkat." Shierra termenung seperti melupakan sesuatu.

Sedetik kemudian dia teringat dan langsung mengerjapkan kedua matanya.

"Sekarang?"

"Tentu, ayo." Rey keluar kamar lebih dulu.

Between You And Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang