•Fourty•

141 9 0
                                    

"Hey, ada apa?" Rey kembali ke tempat duduknya sambil mengernyitkan dahi nya bingung.

Bingung melihat wajah Shierra yang kembali muram sambil menatap layar ponselnya.

"Apa kau yang memfotonya?" Shierra memberi unjuk foto Sheriel yang berada di ponsel Rey.

Rey terkejut dan baru ingat, kalau foto Sheriel belum semuanya dihapus.

Itu karena dirinya terlalu malas menghapus foto-foto yang berada di galeri.

"Ya... T-tapi, aku bisa jelaskan--"

"Tidak usah, ayo pulang. Aku sedang tidak mood." Shierra memotong perkataan Rey. Dia menaruh ponsel Rey di atas meja dan bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju mobil.

Terlihat saat mengatakan kata kata itu wajah Shierra langsung nampak datar bahkan dia meninggalkan Rey sendirian dan masuk kedalam mobil duluan.

Rey menghela nafas dan mengusap wajahnya kasar merutuki sifat malas dan bodohnya itu.

Dia menunduk melihat kopi Shierra yang bahkan hanya di seruput sedikit, lalu dia mengambil ponselnya dan menghapus semua foto foto Sheriel.

Jujur Rey tidak suka menyimpan foto Sheriel tapi Sheriel lah yang suka berfoto menggunakan ponsel Rey.

Alasan Sheriel sendiri karena dia ingin Rey menyimpan fotonya dan Rey lupa menghapusnya.

Lalu terjadilah seperti ini.

Well, cukup memusingkan.

Selesai membayar pesanan Rey kembali masuk ke dalam mobil, dia menoleh ke arah Shierra tapi Shierra malah memalingkan wajahnya ke arah jendela enggan di liat oleh Rey.

Rey menghela nafas dan dia berfikir, mungkin Shierra butuh waktu sedikit jika sudah tenang baru lah dia menceritakan semuanya.

•••

"Nona Sheriel, saya menemukan informasi terbaru malam ini."

Sheriel mengangkat satu alisnya heran lebih ke arah penasaran.

"Tentang apa?"

"Tuan Rey dan juga Shierra."

Sheriel mengangkat kedua alisnya terkejut, dia masih duduk di atas bangku meja bar dirinya sedang berada di klub saat ini dengan pakaian sexy nya dan juga minuman yang barada di tangan nya. Satu tangan nya memegang ponselnya.

"Baik atau buruk? Jika baik. Aku tidak mau dengar berita baik dari mereka membuatku kesal. Jadi, ceritakan saja buruknya." Senyum Sheriel penuh misteri.

"Ini hanya berita buruk tidak ada berita baik."

Sheriel semakin terkejut mendengarnya.

"Oh ya? Bukan kah mereka baru saja memberi tau pada seluruh wartawan tentang hubungan mereka? Lalu kenapa sekarang tiba tiba merenggang?" Tanya Sheriel penasaran kepada orang suruhan yang sedang ia telpon sekarang.

"Nona dengarkan penjelasanku dulu, Tadi saya liat Tuan Rey dan juga Shierra berhenti di samping kiri jalan yaitu ke arah Kedai kopi. Awalnya mereka ingin menikmati suasana disana sepertinya. Namun tak lama Mood Shierra hancur terlihat dari wajahnya yang langsung muram sambil menatap ponsel Rey. Kebetulan Rey tidak ada disana sepertinya dia ke kamar kecil dengan penasaran saya mencoba berjalan di belakang Shierra sambil sesekali melirik apa yang di tatap Shierra sampai membuat wajahnya langsung muram. Ternyata Shierra cemburu dengan Nona Sheriel lantaran dia melihat foto Nona Sheriel yang berada di ponsel Rey. Seperti itulah kira-kira." Lapor suruhan nya itu.

Sheriel tersenyum miring, pikiran liciknya mulai bekerja kembali.

"Bagus. Gajimu besok akan ku naiki jadi 50%" Ucap Sheriel dan langsung mematikan sambungan secara sepihak.

Dia menekan diall telepon dengan sangat cepat lalu telepon nya di letakkan kembali ke telinganya.

"Hallo, ada apa?" Jawab seorang lelaki di sebelah sana.

"Besok, lakukan Rencanamu seperti kemarin." Ucap Sheriel tersenyum miring.

"Aku tidak mau, rencana darimu gagal."

"Yakin lah padaku, besok Rencana mu pasti berhasil, Daniel." Ucap Shierra tersenyum miring.

•••

"Hei, Shierra! Apa kabar? Kenapa wajahmu begitu murung?" Aku menoleh ke arah kiri dengan wajah Terkejut terlihat Daniel disana dengan senyum lebarnya.

"Uhm... Tidak apa." Jawabku singkat dan kembali memandang ke arah koridor sekolah sambil berjalan dengan cepat menuju gerbang sekolah.

"Apa kau mau satu kelompok denganku?" Ucap Daniel dengan cepat sebelum kakiku melangkah lebih jauh.

"Kelompok?" aku berbalik badan menoleh ke arahnya dengan pandangan bertanya.

"Iya, kelompok. Bukan kah kita disuruh bikin proposal perkelompok?"

Aku langsung mengingat ucapan Bu Tantry tadi.

"Ah ya, boleh jika kau mau." Aku tersenyum simpul dan berbalik badan hendak pergi keluar dari pekarangan sekolah.

Namun langkah ku terhenti karena ucapan nya lagi.

"Bagaimana kalau kita berangkat bersama untuk membuat proposal? Kita bikin nya dirumah Jessy kan?"

Aku mengangguk membenarkan dan aku berpikir sedikit, mungkin tak apa jika berangkat dengan Daniel toh dia sekarang jadi kelompokku.

"Baiklah." Ucapku meng-iyakan.

•••

"Nomor yang anda tuju tidak aktif, silahkan menelepon beberapa saat lagi."

Rey berdecak sebal di depan teras rumah, melihat ke sekeliling berharap perempuan itu kembali.

Siapa lagi kalau bukan Shierra yang sedang dia khawatirkan sekarang.

Awan mulai gelap, matahari mulai turun berganti dengan bulan namun Shierra tak kunjung mengangkat telepon dari Rey dan itu membuat Rey kesal sekaligus khawatir.

"Kemana anak itu?" Gumam Rey pada dirinya sendiri.

Dari jam 3 sore, Rey menelepon Shierra namun telepon nya tidak kunjung di angkat sampai jam 6 Sore ini.

Tidak lama terlihat mobil Range Rover hitam masuk ke dalam pekarangan Rumah Rey. Rey menatap tajam mobil itu, dia tau siapa orang yang sedang mengemudikan mobil itu.

Daniel melihat Rey yang berdiri di teras rumah dengan memiringkan senyum nya, dan Rey tau apa yang sebenarnya Daniel pikirkan.

Terlihat Shierra membuka pintu mobil dan turun dari mobil setelah itu dia mengucapkan terima kasih pada Daniel kemudian masuk ke dalam rumah. Dia tidak menghiraukan ada Rey disana, dia malah melenggang masuk.

Sedetik kemudian tangan Shierra di cengkram Rey dan Shierra mengaduh kesakitan.

"Aw, lepaskan Rey!" Shierra berteriak sambil berusaha melepaskan tangan nya dari cengkaram Rey.

"Ada apa denganmu?! Kau pulang denganya dan tidak menjawab telponku!" Rey terlihat marah sepertinya.

"Tolong lepaskan, aku lelah. Nanti aku jelaskan" Ucap Shierra melemah.

Rey menghela nafas lalu melepaskan cengkraman tangan Shierra, membiarkan Shierra masuk kedalam rumah lebih dulu.

Rey kembali menatap daniel dengan pandangan tajam. Daniel yang melihat pertengkaran kecil di depan matanya hanya bisa tersenyum miring ke arah Rey dirinya merasa senang. Lalu Daniel melajukan mobilnya pergi dari pekarangan Rumah Rey.

Rey tetap berdiri di teras rumahnya sampai mobil Daniel benar-benar pergi.

Dan Rey baru merasa bahwa dirinya benar-benar terancam dengan kehadiran Daniel.

Dia merasa suatu saat nanti Daniel akan ikut masuk ke dalam hubungan nya dengan Shierra.

Between You And Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang