•Fifty-Four•

671 16 0
                                    

Setengah jam mereka menunggu dan ruang operasi tak kunjung selesai.

"Ini semua salahku."

"Rey, jangan seperti ini. Kita lihat kabar dari dokter dulu."

Rey hanya diam sambil terduduk.

Beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruang operasi.

"Disini dari keluarga Nona Sheriel?"

"Saya sahabatnya dok." Ucap Rey.

"Ok, mari ikut keruangan saya."

•••

"Maaf."

Dokter itu mulai mengucap salah satu kata yang membuat Shierra dan Rey khawatir. Mereka berdua berusaha menepis pikiran negatif dari keduanya.

"aku sudah berusaha sebaik mungkin, tapi darah yang keluar sangat banyak. Maaf, aku tidak bisa menyelamatkan Nona Sheriel."

Rey hanya duduk terdiam, aku mengelus pundak Rey berusaha membuatnya merasa lebih baik.

"Jika kalian berkenan, tolong hubungi keluarganya. Mayatnya akan segera kami masukkan kedalam peti."

"Kami turut berbela sungkawa atas meninggalnya Nona Sheriel, beliau terlalu muda untuk meninggal saat ini. Saya permisi, masih ada beberapa operasi yang menunggu saya."

Dokter itu dengan sopan keluar dari ruangannya.

Rey masih terduduk dan menyandarkan kepalanya dibahuku.

"Sudahlah Rey, ini bukan salahmu. Dialah yang memilih jalannya sendiri." Ucap Shierra sambil tetap mengelus pundak Rey.

"kau harus kuat okey? Ayo kita keluar dan beri tau kabar ini pada keluarganya."

Rey mengangguk dan kami keluar dari ruangan dokter, duduk di ruang tunggu dan Rey terlihat sibuk menelepon keluarga Sheriel.

•••

"Sheriel! Dimana Sheriel?!" Wanita paruh baya berlari ke arah Rey, air mata sudah menggenang di pelupuk matanya sedari tadi.

"Dia ada diruang mayat tante, dia sedang di dandani."

"Oh, tidak! Sheriel! Anakku pasti tidak akan mati secepat ini." dengan langkah kakinya yang rapuh dia berlari menuju kamar mayat.

Shierra menyadari sesuatu, dia tidak melihat ayah Sheriel dari tadi, hanya ada ibunya seorang yang datang kerumah sakit.

Shierra jadi yakin, Ayahnya Sheriel benar benar tidak menyayangi anaknya sendiri.

Dengan wajah sedih dia berucap di dalam hati "Sheriel yang malang." lalu menghela nafas.

Terlihat dari kamar mayat, Ibu Sheriel menangis tersedu sedu di samping peti mayat Sheriel.

"Siapa yang telah membuat dirimu seperti ini, nak?" Ucap ibunya sambil terisak

"Seharusnya kau katakan pada ibu, jangan tinggalkan ibu sendiri."

Hati Shierra teriris mendengarnya, dia jadi teringat mendiang ibunya.

Rey merangkul Shierra dan mengusap pundaknya.

Between You And Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang