Shierra sudah berada dirumah duluan sebelum Rey sampai dirumah.
Dia masuk ke kamarnya melewati kamar Rey, tepat saat dia duduk di atas kasurnya hujan turun dengan deras.
Dia menunduk dan menghela nafas, berusaha menghilangkan rasa sedih yang masih tertanam di dalam hatinya.
Suasana sekarang sangat mendukung dengan apa yang hatinya rasakan sekarang dan Shierra sadar, dia harus benar benar merelakannya mulai dari sekarang.
Lantas Shierra langsung mandi dan berganti baju, membuka kopernya yang sangat besar dan memasukkan semua baju-baju nya sampai baju kotornya.
Dia berencana untuk pindah ke apartement yang cukup jauh dari rumah Rey, dia berencana tinggal disana sampai dia selesai mengurusi administrasi kepindahan sekolahnya.
Yap! Shierra berniat pindah ke kampung halaman nya di Italia tepatnya berada di Milan.
Dia memutuskan untuk tinggal dirumah lama nya, dan melanjutkan sekolah disana bersama dengan Karen.
Itu akan sangat mengasyikan menurutnya.
Karena disini dia sudah lelah untuk disakiti, sudah lelah untuk mencari kebahagiaan lainnya.
Bahkan dia tidak pernah merasa tenang seumur hidupnya.
•••
Rey merasa ada yang mengganjal di hatinya sedari tadi sehabis mengantarkan Fiona dari rumah sakit dan panggilan dari ibunya secara mendadak tadi, langsung Rey tersadar bahwa dia lupa mengabari Shierra.
Rey langsung mencari ponselnya dan langsung mencari kontak Shierra.
Panggilan pertama.
tidak terjawab.
Panggilan kedua juga tidak terjawab. Sampai seterusnya.
Rey menggeram kesal sambil memegang gagang setir mobilnya.
Dia kesal jika berada di situasi khawatir seperti ini, akhirnya dengan cepat dia melajukan mobilnya menuju rumah.
Dia berharap Shierra sudah sampai rumah.
•••
Koper Shierra sudah terisi penuh oleh baju-bajunya yang disusun rapih, lantas Shierra langsung berdiri dan mengambil ponselnya yang habis di cas dari tadi.
Dia memasukkan kabel cas an ke tas kecil begitu pula dengan ponselnya.
Dia keluar dari kamar bersama dengan kopernya, dia berhenti sejenak setelah menutup knop pintu kamar Rey.
(note: masih ingatkan? Kamar Rey dan Shierra menyatu. Jadi kamar Shierra berada di dalam kamar Rey.)
Dia melihat seisi ruangan dan menarik napas dalam dalam, begitu berat meninggalkan tempat ini, yang menurutnya ada sedikit banyak kebahagiaan yang dia dapat disini saat bersama Rey.
Walaupun begitu Shierra harus kuat.
Yap! Shierra tidak boleh lemah hanya karena laki-laki! Ucapnya dalam hati berusaha menyemangati dirinya sendiri.
Dengan begitu, dia langsung menarik kopernya menuju pintu utama tepat saat dirinya sudah berada di teras rumah Rey, mobil Rey tepat berada di depan nya.
Mobil hitam itu berhenti mendadak dan seseorang yang berada di dalam mobil itu cepat cepat langsung keluar, dia panik melihat Shierra yang keluar rumah dengan koper besar di sampingnya.
"Apa yang kau lakukan?!" Teriak Rey sambil memegangi tangan Shierra, dia berteriak karena hujan masih sangat deras di luar sana.
Shierra yang bingung harus menjelaskan darimana, dia hanya menunduk diam.
1 menit.
2 menit.
Rey tetap menunggu jawaban dari Shierra, sampai 2 kata dari mulut Shierra yang membuat dirinya terkejut. Ralat, sangat sangat terkejut.
"We're done." Ucapnya dengan lemah dan begitu kecil.
(kita selesai.)Walaupun suara Shierra kecil, Rey masih dapat mendengarkan nya.
"What the hell are you talking about?!"
(Apasih yang kamu bicarakan?!) Teriak Rey makin tak mengerti.Shierra menarik napas dan mendongak kan kepalanya untuk melihat wajah Rey, ada sebercak rasa kesal di hatinya sekarang.
"We're done Rey! We're done!!" Teriak Shierra sambil menepis lengan Rey kuat kuat.
"Tunggu! Apa alasan kamu ngomong kita udah selesai huh?!"
"Ya, emang semua ini udah selesai! Semua ini udah kebongkar! Kamu bukan buat aku!"
Rey mengernyitkan dahinya dengan bingung.
"Apa maksud kamu ngomong kayak gitu?! Of Course, kamu buat aku karena aku Cinta sama kamu!"
"Bullshitt!! Bahkan, kamu ikut kan permainan dia?!"
Rey makin mengernyit tak mengerti.
"Permainan apa maksud kamu?"
"Sheriel! Kamu ikutan sama permainan dia kan?!"
Rey langsung membuat wajah heran.
"Apa? Sheriel bikin sebuah permainan?"
Shierra langsung terdiam, dia tidak berani melanjutkan perkataan nya. Dia takut kalau dia mengatakan hal tersebut Rey berubah menjadi sangat murka.
Ternyata dugaan Shierra salah, Rey tidak bersekongkol dengan Sheriel.
"Jelasin sama aku permainan apa itu? Apa yang udh dia kasih tau ke kamu? Dia bilang apa ke kamu?" Rey mendekat dan menggoncangkan kedua bahu Shierra.
Tapi Shierra hanya terdiam.
"Kemana kamu saat aku nunggu di parkiran kamu ga ada, kamu malah pergi sama temen aku." Shierra berusaha mengganti topik pembicaraan.
"Jangan berusaha ganti topik pembicaraan Shierra, kita lagi ngomongin Sheriel sekarang." Ucap Rey dengan nada yang dalam.
Shierra langsung tersenyum miring dan menepis kedua tangan Rey yang berada di bahunya.
"Udahlah, kamu emang ga pernah ngerti caranya memperlakukan wanita. Kamu ga ngerti kenapa aku nanya itu kan? Udahlah Rey, aku cape."
"Kita udah selesai, apa itu belum cukup?" Shierra menatap mata Rey dalam dalam.
"Oke, kalo kamu ga mau jelasin."
Rahang Rey terkatup rapat berusaha menahan kesal. Dia langsung memegang tangan Shierra dan menariknya dengan kencang memaksanya masuk kedalam mobilnya.
"Apa yang kau lakukan Rey!" Teriak Shierra dari dalam mobil.
Dalam hatinya saat ini berdegup kencang, dia takut Rey akan melakukan hal lain yang berada di luar dugaan nya.
Rey malah memasukkan koper Shierra kedalam bagasi, sebelum masuk kedalam kemudi dia bicara pada Shierra lewat kaca jendela mobil.
"Akan ku beri tau apa itu arti kata 'Kita selesai'." Ucapnya dengan dalam.
Lantas Rey langsung masuk kedalam mobil, tidak peduli jas nya basah akibat hujan dia langsung melajukan mobilnya menuju bandara.
Shierra yang tidak tau Rey akan membawanya kemana, hanya melihat ke luar jendela dengan perasaan tak karuan.
Karena saat ini dia takut, hanya untuk sekedar bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You And Me [END]
Teen FictionShierra kembali setelah 10 tahun, ia meninggalkan rumah yang dahulu ibunya bekerja disana, sampai dia punya sahabat Laki-laki. Namun Shierra sadar 10 tahun tidaklah cepat. Ia sadar banyak yang berubah. Semuanya berubah, tak terkecuali lelaki itu. Ia...