•Thirty-six•

120 9 0
                                    

"Kau harus menjelaskan sesuatu." Aku mendongak menatap Reese.

"Apa?" Aku bertanya dengan singkat dan kembali menulis materi kuliah untuk besok.

"Sesuatu, kau dan Rey. Katanya kau ingin menjelaskan. Apa kau lupa?" Reese memutar kedua bola matanya sebal.

"Ck kau saja belum bertanya." Jawabku melirik ke arahnya.

"Baiklah kita bahas tentang pertanyaanku yang tadi saja."

"Aku tidak tau." Sambarku cepat.

"Tidak tau apa? Jangan membuatku bingung Shierra."

Aku menghela nafas lelah sambil menaruh bolpoint ku di atas meja.

"Aku tidak tau harus menganggapnya apa. Di satu sisi dia sudah menganggapku pacar, kau tau? Rey orang yang keras kepala dia pasti tidak akan peduli dengan kalimat penolakan ku. Jadi aku tidak tau harus bagaimana." Ucapku memelas.

"Kalau begitu terima saja." Ucapnya dengan santai.

"Terima? Yah, segampang itu mengucapkan." Ucapku melihat ke arah lain dan tiba-tiba ponselku berdering.

Aku melihat nickname nya.

Boss menyebalkan.

Memutar kedua bola mataku sebal dan mengangkatnya.

"Ada apa?" Jawabku langsung to the point.

"Hari ini, kau ikut aku ke kantor oke? Aku tau sekarang ini sudah jam pulang kuliahmu. Aku sudah berada di parkiran menunggumu." Aku mendengus sebal.

"Bisakah kau tidak memarkirkan mobilmu disana?"

"Tidak bisa. Ku tunggu disini, bye."

Tuutt...tuutt...

Sambungan langsung terputus secara sepihak, aku menggeram dengan kesal hendak menghancurkan ponsel yang berada di genggamanku.

Tapi tidak jadi karena aku masih sayang dengan ponsel pemberian ibuku ini.

Aku langsung mengambil tas dan hendak pergi.

"Hei! Hei! Kau mau kemana?" Teriak Reese mencegahku untuk pergi.

"Rey sudah menjemputku, aku tidak mau semakin menjadi pusat perhatian. Jadi aku ingin cepat cepat pergi, lain waktu akan ku ceritakan dengan detail. Dadah." Ucapku melambai sambil tersenyum.

Terlihat muka Reese yang tampak bete di tinggalkan olehku begitu saja.

•••


Tik tok tik tok.

Menit demi menit berlalu. Aku sedang menunggu Rey selesai Rapat dan sekarang aku berada di kantin perusahaan nya.

Tadinya Rey ingin membawaku ke kantor Rapatnya tapi aku menolak mentah mentah dan kabur kesini sambil menunggunya.

Sudah setengah jam aku menunggu tapi belum ada tanda tanda dia selesai rapat.

Ting!

Aku menunduk dan melihat ponselku. Ada 1 pesan masuk.

Boss Menyebalkan:
"Kau ada dimana? Tunggu aku di depan lobby. Rapatku sudah selesai dan kita langsung pulang."

Aku menghela nafas lelah tidak mengerti dengan jalan pikiran nya. Dan tidak tau tujuan nya, kenapa dia membawaku ke kantornya.

Rey sungguh sangat tidak jelas.

"Baiklah."

Sent!

Aku berdiri lalu keluar dari kantin menuju lobby.

Disana terlihat Rey berdiri dan beberapa karyawan yang berlalu lalang menyapa dirinya, dia juga tersenyum dengan ramah.

"Ah terlihat Ramah di depan publik, sungguh sangat terlihat pencitraan." Ucapku dalam hati sambil melihat ke arahnya dengan sebal.

Setelah sampai di dekatnya, dia tersenyum dan menarik ku keluar dari gedung perusahaan nya.

Tiba-Tiba dari arah kanan Para Wartawan berlarian menuju ke arahku ralat ke arah Rey.

Jepretan kamera mereka tak henti hentinya mengenai wajahku, aku bisa menduga flash flash kamera mereka bisa membutakan mataku sekarang juga.

Banyak pertanyaan yang keluar dari mulut wartawan tentang diriku, siapa diriku, apakah aku pacarnya atau hanya orang biasa.

Dengan pedenya Rey menarik pundakku mendekat ke arahnya dan berucap dengan mantap.

"Kenalkan dia kekasihku, namanya Shierra." Ucapnya sambil tersenyum.

Hening seketika dari para wartawan. Namun kamera tidak henti-hentinya menjepret.

Aku langsung melotot dan menoleh ke arahnya.

"Apa maksudmu?! Kau bilang kita hanya akan pulang kerumah!" Ucapku teriak tertahan ke arahnya.

Namun Rey tidak memperdulikan kata-kataku dia hanya tersenyum pada para wartawan. Salah satu wartawan yang melihatku teriak tertahan ke arah Rey, dia malah tertawa ringan.

"Aku tau bagaimana rasanya, pasti kau malu kan?" Ucap wartawan itu padaku. Aku hanya diam melihat sekeliling ku yang hanya ada wartawan yang balik melihat ke arahku dengan tatapan maklum.

"Kalau begitu saya permisi."

Rey malah tersenyum pada para wartawan dan dengan pedenya menarik ku pergi menuju mobilnya.

Saat Rey pergi Flash-flash kamera malah makin menjadi jadi dan para wartawan berlari ke arah Rey tapi tidak bisa karena mereka di hadang Bodyguard yang Rey suruh.

"Satu pertanyaan lagi tuan Rey! Ku mohon, satu pertanyaan lagi!" Ku dengar wartawan berteriak dari jauh memohon pada Rey. Banyak juga wartawan yang masih mengeluarkan pertanyaan nya tapi itu semua tidak di gubris oleh Rey. Rey hanya berjalan santai sambil merangkul pundak ku dan membawaku menuju mobilnya.

•••

PERNYATAAN HEBOH DARI JUTAWAN TERMUDA TENTANG HUBUNGAN NYA.

Sheriel menaruh I-pad ke atas meja dengan kasar, dia menggeram kesal.

Dia sehabis melihat media gosip yang menyebarkan berita itu, membuat dadanya menggebu-gebu karena kesal.

"Jony!" Sheriel memanggil orang kepercayaan nya.

"Ya nona." yang di panggil langsung datang ke arahnya.

"Tolong cari Informasi mengenai semua teman dekat ataupun teman tidak dekat dari Shierra." Jony mengangkat satu alisnya.

"Untuk apa nona?" Tanya nya bingung.

"Aku tau bagaimana caranya untuk melengkapi hubungan mereka agar lebih sempurna." Jony semakin heran.

"Kenapa dengan cara itu Nona?" Sheriel tersenyum Smirk. Terlihat sangat licik.

"Karena aku ingin melihat se erat apa hubungan mereka. Saat aku berusaha menghancurkan nya."

Between You And Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang