Hyunjin masih belum melakukan apapun sejak usaha terakhirnya yang berakhir gagal itu. Dia masih belum sempat mengusahakan hal lainnya. Karena seolah semuanya telah diatur untuk mencegah nya bergerak lebih jauh. Dirinya yang jatuh tadi dengan sigap diurus oleh para pelayanannya untuk rutinitas pagi.
Setelah nya juga, dia tidak bisa bergerak leluasa, saat para pelayan wanita muda itu memegang tubuhnya untuk di poles sedemikian rupa. Padahal dirinya tidak memerlukan itu semua. Dia seorang pria, pria tidak ada yang bersolek berlebihan begini. Tapi panggilan nyonya itu menyadarkan nya. Dia sekarang hidup seolah menjadi wanita sungguhan, bukan pria. Tentu saja para wanita itu bersolek, terlebih dia adalah seorang selir. Miliknya raja yang setiap saat harus tampil mempersona.
Selesai dengan urusan itu. Hyunjin masih belum ada kesempatan lagi. Sebab setelah semuanya dibereskan, datanglah sajian yang harus dia makan. Ia tentu menolaknya pada mulanya. Namun para pelayan itu dengan gigih memaksanya menyuap. Dan akhirnya dengan terpaksa pun, dia menelan makanan makanan yang terhidang. Meski jumlahnya tidak banyak.
Ternyata itu semua masih belum berakhir. Ia pikir setelah menyajikan sarapan untuk nya. Para pelayan itu segera menjauh dari nya. Tapi nyatanya, pelayan yang baru saja membawa nampan makanan nya pergi. Kini berganti pelayan yang lain nya membawakan sebuah tonik kepadanya. Dan kepala pelayan itu, lagi lagi memaksanya meminum ramuan yang membuat nya menjadi ingin mual setelah mencium baunya.
"Nyonya, hamba mohon sedikit saja sudi meminum tonik ini..! Anda, akan segera pulih jika bersedia meminum nya. Saya sangat mengawatirkan kesehatan Anda, Nyonya." melasnya.
Hyunjin benar tidak tega melihat nya. Sosok ini membuat nya teringat akan ibunya yang telah tiada gara gara raja tak tau diri itu. Dada nya menjadi sesak. Dan hampir saja ia meneteskan air mata.
" Nyonya, anda baik baik saja? "
" Baiklah, saya akan meminum nya, Nyonya...,"
"Ah..., tidak. Nyonya.., jangan panggil saya seperti itu. Saya sungguh tidak pantas. Panggil saja saya dayang Shin saja, Nyonya."
Setelah nya cairan berbau menyengat itu berpindah tangan ke Hyunjin. Ragu ragu ia mencobanya. Namun baru saja mengecap di ujung lidahnya, Hyunjin langsung menghentikan nya.
"Nyonya.., apa anda yakin tonik ini untuk pemulihan saya?" tanya Hyunjin, dia masih memanggil dayang Shin dengan panggilan nyonya. Karena pada kenyataannya dia masih belum terima jika dirinya saat ini menjadi seorang selir.
"Tentu saja, Nyonya. Saya yang memesan nya sendiri dari tabib pagi ini.
" Jangan berbohong, nyonya. "
"Saya tidak pernah berbohong, nyonya."
"Jika ini untuk kesehatan saya. Tapi kenapa rasanya seperti ramuan penguat kandungan? Saya ahli dalam meracik obat, Nyonya. Anda jangan mencoba menipu saya. "
"Saya tidak pernah berdusta. Tapi perkataan anda memang benar. Tonik ini untuk membantu pangeran ataupun putri bertahan, Nyonya. Kesehatan anda sekarang kurang baik. Oleh sebabnya, pangeran ataupun putri butuh penguat." jelas kepala dayang itu.
"Pangeran? Putri? Apa yang anda maksud? Apa hubungannya dengan saya?!!"
"Anda sedang mengandung, Nyonya."
"Mengandung...??!!"
"Bruukk...,"
Setelah mengetahui fakta mengejutkan tersebut. Hyunjin tak sadarkan diri lagi. Ia terlalu syok mendengar kabar tak boasa itu.
Tbc
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.