28

1K 147 53
                                    


.









.










.

Para pelayan menjauhi tempat pemandian setelah Yongbok memerintahkan mereka semua pergi. Dan hanya meninggalkan beberapa saja di depan pintu. Yongbok ingin Hyunjin sendiri yang mengurusnya membersihkan diri.



"Yang Mulia...," Hyunjin terkejut begitu tubuhnya ditarik ke dalam dekapan rajanya itu.


Apalagi pria itu dengan sengaja menarik ikatan bajunya hingga membuat dirinya hanya memakai pakaian dalamnya yang tipis dan membentuk lekuk tubuhnya. Yongbok menyentuh punggung itu. Menyusuri setiap lekukan indah yang terlihat jelas di depan matanya.


"Kau indah, Hyunjin." bisiknya seduktif, membuat bulu kudu Hyunjin meremang seketika.

"Yang Mulia, saya di sini untuk menemani Anda membersihkan diri. Bukan melakukan hal lain." jawab Hyunjin sedikit memberi jarak, agar dirinya tak terlalu menempel pada dada Yongbok.


"Tapi aku merindukanmu, Hyunjin. Sudah berapa lama kita tak bersama? Apa kau ingin menyiksaku begini?"



Teliga Hyunjin total memerah darah merasakan sesuatu yang mengeras di bawah sana. Karena posisinya yang duduk di pangkuan Yongbok yang berada di dalam kolam.


"A-apa Anda tidak bisa menahannya sampai nanti malam? Saya takut tidak bisa mengunjungi pangeran jika Anda minta sekarang."



"Tidak bisa sayang, sudah sangat keras. Kau merasakan nya bukan? Lagipula pangeran sudah berumur satu tahun. Dan sudah terbiasa dengan pengasuhnya. Kau tak perlu khawatir dan terus mengecek keadaannya."



"I-iya.., baiklah." Hyunjin mengangguk kepalanya tanda setuju.


Yongbok tersenyum miring, khas dirinya yang harus di akui terlihat sangat tampan sekali. Dia memulainya dengan ciuman mesra yang amat memabukkan dan penuh gairah. Meraup dan menghisap bibir ranum itu dalam dalam. Dilanjutkan dengan melucuti seluruh pakaian yang tersisa dalam diri mereka berdua.




"Yang Mulia.., " rintih Hyunjin begitu merasakan gerakan gerakan halus di bawah sana. Dia langsung membekap mulutnya saat merasa akan mengeluarkan suara aneh itu. Dia tidak mau orang lain mendengarnya.


"Jangan di tahan, Hyunjin! Aku suka mendengar nyanyian merdu yang keluar dari bilah merah mu ini."


"Di luar banyak dayang, euughhm...," Hyunjin tetap setiap menutup mulutnya.





"Mereka tidak akan berani menyuri dengar kita, Hyunjin."





"Tapiihh.., hhhh..., sa-saya malu. Saya mohoonn..,"



"Baiklah...,"

"AKU PERINTAHKAN SEMUA YANG DI PINTU DEPAN DAN PINTU BELAKANG SEGERA MENGOSONGKAN TEMPAT!!!"




Para pelayan yang tersisa pun segera pergi menjauh dari sana.






Dan tak menunggu lama, Yongbok memulai aksinya mengerjai Hyunjin. Membuat permaisuri cantik itu terus mengerang karena perbuatannya. Mereka melakukannya cukup lama, dari langit yang berwarna cerah hingga berubah menjadi gelap. Setelah satu sentakan terakhir itu, Hyunjin meminta Yongbok segera mengakhiri semuanya. Karena dirinya yang sudah cukup kelelahan meladeni pria itu.





Selesai dengan itu mereka segera membersihkan diri. Dan Yongbok mengajak Hyunjin beristirahat di kamar. Karena perbuatan Yongbok itu, Hyunjin harus membatalkan kedatangannya ke kamar sang pangeran. Semoga pangerannya tidak menangis mencari ibunya yang sedang dimonopoli ayahnya sendiri.




"Bahkan tubuh mereka sama-sama memuaskan nya."

Yongbok tersenyum kecil membawa Permaisuri cantiknya itu untuk segera terlelap. Memeluknya mesra dibalik selimut tebal yang melingkupi mereka.

.












.











.












.

"Sreek..," suara pintu digeser membuat orang yang berada di dalam ruangan itu mengubah posisi awalnya yang meringkuk menjadi duduk tegap.





"Si-siapa?"





"Ini saya, Nyonya."






"Tuan Han. Apa itu Anda?"





"Iya, ini saya, Nyonya. Bagaimana keadaan Anda saat ini? Apa rasa sakitnya sudah mulai berkurang? Maaf, baru bisa mengunjungi Anda sekarang."






"Sangat buruk, Tuan. Rasanya sakit sekali, seakan lebih layak jika sata tiada. Sampai kapan saya harus bertahan seperti ini?"





"Anda harus bersabar, Nyonya. Jika memang Anda benar-benar ingin bisa bertemu dengan kakak, Anda."







"Saya rasa ini sudah terlalu lama, Tuan. Ka-kapan saya dapat bertemu dengan kakak? Saya ingin bertemu dengan dia."





"Sesegera mungkin, Nyonya."





"Tapi.., hiks. Kapan? Apa Anda membohongi saya? Apa sebenarnya kakak saya telah tiada seperti Jeongin dan Jisong yang dibunuh dia? Tuan, tolong katakan yang sejujurnya."






"Saya pasti akan mempertemukan Anda dengan kakak Anda. Anda tidak perlu takut saya berdusta. Kakak Anda masih hidup sampai sekarang. Saya berani bersumpah atas nama langit. Tapi waktunya bukan sekarang. Anda cukup tahu bukan, bahwa Yang Mulia tidak menghendaki anda bertemu dengan kakak, Anda."





"Hiks..,kenapa dia begitu kejam?! Saya sudah menuruti keinginannya. Tapi mengapa dia tega memisahkan diri saya dengan kakak. Sa-saya .., saya sangat merindukan kak Hyunjin, tuan."


"Saya mengerti keadaan Anda saat ini, Nyonya. Mohon bersabar sedikit lagi."




"Aaakkkkkkhhhhh....!!"



"Nyonya....!!!!"







"Sakit.., hiks."







"TOLONG, SIAPAPUN YANG BERADA DI LUAR, SEGERA PANGGILKAN TABIB KIM!!!! NYONYA YEJI KESAKITAN...!!!"

Tbc

Ny. Yeji Hwang
13 tahun.
👇

 👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HwangieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang