Selesai dengan acara perjamuan yang sebenarnya acara penurunan mandat pengangkatan Bin tadi, Hyunjin langsung kembali ke kediamannya. Dan belum terlihat menginjak keluar lagi. Dia berdiam diri di dalam kamarnya hingga hari telah berubah petang. Bahkan Hyunjin hampir saja melewatkan jadwal makan malamnya jika sang dayang tak mengingatkan.
Menyadari hal itu, Hyunjin pun menyuruh dayangnya itu menyiapkan makan malam untuknya. Tidak banyak, hanya sekedar memenuhi nutrisinya pangeran saja. Lagipula Hyunjin sama sekali tidak merasa lapar. Jadi pasti ia tak akan berselera saat makan nanti.
Mendapat titah seperti itu, Minju pun bergegas menuju dapur kerajaan. Di tengah perjalanan, langkahnya terhenti saat ia berpapasan dengan sang penguasa yang menghentikan nya.
"Tunggu...!"
"Yang Mulia..,"
"Bukankah kau pelayanannya selir Hwang?"
"Iya, Yang Mulia."
"Mau ke mana kau sekarang?"
"Saya akan mengambilkan makan malam untuk, Nyonya yang sedikit terlambat dari biasanya, Yang Mulia."
"Begitukah..?"
"Iya, Yang Mulia."
"Baiklah.., siapkan juga untuk ku! Aku akan makan malam bersama di sana." Perintahnya.
"Akan saya segera laksanakan. Saya ijin undur diri, Yang Mulia."
"Ya.., pergilah."
Setelah Yongbok melangkahkan kakinya ke paviliun milik Hyunjin, dengan terburu dayang muda itu menuju dapur kerajaan untuk menyiapkan semua hal yang diperintahkan Rajanya tadi.
.
.
.
.
Perasaan Yoorim resah setelah kembalinya dari Aula Ratu tadi siang. Pikirannya campur aduk sejak kemarin karena perintah rajanya yang ingin menikah lagi. Ia sungguh tak percaya akan hal itu sebelumnya. Mengangkat seorang selir saja sudah mampu membuat darahnya mendidih. Apalagi ini, Yongbok ingin mengangkat istri pendamping untuknya.
Dan istri pendamping itu adalah selir Hwang. Satu satunya wanita raja yang sampai saat ini sudah mampu membuatnya merasa tersaingi. Dulu ia memang cemburu dengan para selir yang lain. Namun, kecemburuan nya itu hanya sampai pada tak ingin berbagi raja kepada mereka.
Akan tetapi kecemburuan nya terhadap selir Hwang lebih dari itu. Wanita itu dapat mengandung keturunan raja. Siapa yang tak cemburu dengan hal itu? Semua wanitanya raja pun pasti cemburu. Termasuk dirinya yang belum mengandung walaupun sudah lama dinikahi oleh Yongbok.
Lagi, menurut desas desus para pelayan, selir Hwang itu seorang wanita yang amat cerdas dan piawai dalam segala bidang, termasuk perpolikkan. Tentu saja karena hal ini, ia takut posisinya akan digeser. Ia tidak mau, posisi tertingginya di rebut. Ia tetap ingin menjadi penguasa.
Dan puncak keiriannya terhadap sang selir adalah wajah rupawan yang dimilikinya. Selama Ini dirinya selalu yakin bahwa dirinya lah wanita tercantik di sini. Tidak pernah menganggap selir lain ada yang mampu menandingi kecantikan nya. Namun selir Hwang mampu membuat dirinya merasa malu dengan wajahnya sendiri. Selir Hwang sangat indah dan memikat hati. Bahkan hanya beberapa saat dia memandang wajah sang selir sudah mampu membuatnya tertegun.
Bagaimana dirinya tidak resah kalau sudah begitu? Oleh sebabnya sekarang kakinya melangkah cepat menuju paviliun selir Hwang. Dia ingin menemui wanita itu. Tidak tahu tujuannya apa. Tapi dirinya rasa memang harus segera menemuinya.
Sampai di paviliun, Yoorim menolak pengumuman kedatangannya dan memilih langsung masuk ke dalam kamar sang selir. Sebenarnya Yoorim merasa heran karena paviliun ini terlihat sepi dari pelayan. Kemana perginya mereka? Walau begitu ia tetap berjalan dan dengan tergesa saat membuka pintu.
Yoorim membelalakkan matanya begitu ia melihat calon istri pendamping suaminya itu terlihat begitu intim bersama sang suami. Hatinya begitu sakit melihat hal ini. Meski selir Hwang, bukan orang pertama yang menjadi selir suaminya. Dan tentunya juga bukan orang pertama selain dirinya yang bisa berdekatan intim dengan rajanya. Tapi rasanya masih sesakit ini. Ia merasa marah dan cenburu melihat suaminya bersama dengan orang lain. Ia tidak suka, namun apa daya nya?
Selama ini dirinya selalu berusaha menyenangkan hati rajanya itu. Merawat diri dengan baik dan berdandan yang menarik agar suaminya itu tidak melirik yang lain. Nyatanya itu tidaklah berhasil. Terlihat dari di mana Yongbok yang hanya mengunjunginya sebulan satu kali dan maksimal tiga kali. Itupun hanya untuk membicarakan hal penting tentang istana. Jarang sekali pria itu bermesraan dengannya.
Yongbok lebih senang menggunakan waktu luangnya bersama para selir selirnya ataupun wanita wanita lain yang menarik perhatiannya. Dan ya, dia memang berbuat sedikit tidak adil kepada ratu cantik itu dalam urusan ranjang. Jadi wajar saja, jika Yoorim sangat haus perhatian dari dia.
"Masuklah dan segera sajikan makan malamnya! Jangan berdiri di sana dan menunggu makanannya dingin!" suara Yongbok di dalam memerintah.
Yoorim mengepalkan tangannya erat menahan sakit hatinya. Yongbok tidak menyadari kehadirannya. Dan mengira dirinya adalah pelayan yang mengatarkan makanan.
"Baik, Yang mulia." jawab Minju begitu mendengar suara dari dalam. Ia baru datang di tempat ini dan melihat ratunya juga berada di sini. Ia jadi sungkan bila langsung menyelonong masuk.
"Ra-ratu..," Minju berusaha meminta ijin kepada Yoorim.
"Masuklah...! Tapi jangan katakan sama sekali tentang ku kepada Yang Mulia!"
"Baik,Ratu. Saya permisi." buru buru Minju masuk ke dalam kamar. Ia tidak tahan dengan aura gelap yang dipancarkan sang ratu. Sangat dingin dan membuatnya menggigil.
Yoorim hanya sedikit menaikkan bibirnya untuk membalas dayang itu. Senyum getir. Akhirnya dirinya memilih kembali ke paviliunnya sendiri. Dan tidak jadi menemui selir Hwang yang ternyata sedang bersama dengan Rajanya.
Tbc
Ps. Istri utama adalah istri sah raja yang memiliki kuasa mengatur urusan dalam istana, Ratu. Istri pendamping adalah istri sah raja yang lainnya, maksimal berjumlah tiga orang, bukan ratu tapi berhak dipanggil Permaisuri juga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.