Suasana pagi menjelang siang di aula istana sama seperti biasa. Sang raja bersama para penjabat istana lainnya sedang berdiskusi tentang masalah politik juga kebijakan kebijakan untuk memajukan kerajaannya. Yang menurut sebagian besar rakyatnya itu membunuh mereka.
Padahal semua itu tak sepenuhnya benar. Memang benar Yongbok raja kejam dan otoriter, tak punya hati lembut dan kasih sayang. Bahkan perilakunya terkesan menindas dan memeras rakyatnya.
Tidak, dia sebenarnya tidak bermaksud seperti itu. Dia hanya ingin semua berjalan sesuai aturannya. Agar negerinya mampu bersaing dengan negeri - negeri lainnya. Ia tidak suka negerinya di remehkan. Jika terlalu lunak dalam hal peraturan. Oleh sebabnya ia memberlakukan aturan dan hukum yang ketat di negerinya.
"Apa semalam yang ku lihat benar bukan Yeji? Apa aku salah penglihatan?"
"Aku yakin itu adalah Yeji ku. Tapi kenapa dia memperkenalkan diri sebagai Hyunjin?"
"Itu mustahil sekali mereka memiliki pesona yang sama. Sekalipun mereka bersaudara, mereka berbeda. Yeji seorang gadis dan Hyunjin seorang lelaki. Mana mungkin..?!"
Yongbok sama sekali tidak bisa fokus dengan apa yang para menteri nya adukan. Pikiran nya terus berkelana mengingat wajah cantik yang dimiliki Hyunjin sama persis dengan kecantikan Yeji yang membuatnya buta. Mana mungkin laki-laki bisa secantik itu? Dan kenapa baru hari ini ia tahu akan wajah tak terduga milik kakak dari wanita pujaan nya tersebut. Ke mana pergi nya penglihatan nya selama ini? Kenapa dia baru tau?
"Yang Mulia...,"
"...."
"Yang Mulia Lee..," penasehat kerajaan sedikit menaikkan volume suara nya agar si raja menanggapi panggilannya.
Yongbok terperanjat dari lamunannya mendengar panggilan itu. Sebisa mungkin dia memasang lagi wajah dinginnya seperti biasa. Dan duduk dengan tegap menghadap para bawahannya.
"Iya, penasehat Kim. Jadi menurut mu aku harus membangun jembatan dan bendungan lagi begitu..,"
"...," Junmyeon terkejut dengan jawaban rajanya.
Apa maksudnya ini? Apa diskusi mereka selama dua jam tadi, tidak Yongbok dengarkan sama sekali? Jawabannya sangat melenceng.
" Sepertinya Anda sangat letih Yang Mulia. Apa sebaiknya kita bahas masalah lumbung padi kerajaan di pertemuan besok?"
Mendengar jawaban itu, Yongbok merasa malu karena sepertinya fokusnya terpecah gara gara memikirkan selirnya itu. Buru buru dia mengiyakan usulan sang penasehat dan tak lama setelahnya ia membubarkan pertemuan itu.
"Kasim Yoon."
"Iya, paduka."
"Panggilkan pengawal Han menghadapku sekarang di ruang baca!!"
"Baiklah Yang Mulia. Segera saya laksanakan, permisi." setelah sang kasim pergi, Yongbok sendiri melangkah pergi ke perpustakaan nya yang berada tak jauh dari aula.
.
.
.
.
"Anda, memanggil saya Yang Mulia?"
"Iya, Han. Aku ingin menanyakan suatu hal padamu."
Jisung berjalan lebih dekat ke arah sang raja. Dan berdiri tepat di sebelahnya.
"Apa yang ingin Anda ketahui, Yang Mulia."
"Hyunjin..,"
"Nyonya Hwangie baik baik saja, Yang Mulia. Nyonya dalam keadaan sehat."
"Siapa Hwangie..?"
"Itu nama wanita yang Anda berikan kepada tuan muda Hyunjin, Yang Mulia. Apa Anda telah melupakannya?"
"Ah.., benar. Kenapa aku bisa lupa jika namanya bukan Hwang Hyunjin lagi. Tapi Hwang Gie."
"..,"
"Tapi masih ada yang tidak aku mengerti tentangnya."
"Sesuatu apakah itu, Yang Mulia?"
"Mengapa wajah Yeji dan Hyunjin bisa sama? Seingatku dulu, wajah Hyunjin tidak seperti itu. Dia sangat berbeda sekarang. Apa sesuatu telah terjadi padanya?."
"Tidak ada yang berbeda, tuanku. Sejak dulu memang selir Hwang memiliki rupa serupa dengan nona Yeji. Yang berbeda saat ini hanyalah pangeran telah bertumbuh lebih baik dalam kandungan, Nyonya Hwang itu saja."
"Benarkah..?! Tapi kenapa dulu aku melihatnya berbeda?"
"Mungkin Anda kurang mengenalinya saat ini. Karena wajah Nyonya tidak penuh luka dan lebam seperti dulu."
Ah.., iya. Kenapa dia bisa melupakan hal itu. Saat pertama jumpa dengan Hyunjin di tempat penyiksaan dulu. Wajah Hyunjin memang hampir tak terlihat seperti manusia. Banyak luka, lebam, bengkak dan membiru karena penyiksaan yang ia perintahkan. Memang sekejam itu dulu ia menghukum Hyunjin. Dia terlalu murka karena kehilangan wanita yang di idam idamkan nya waktu itu.
Tbc
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.