01

3.3K 213 40
                                    

.
3.10.20

.


.


.


.


.

"Ayah...," Panggil si putri membuka pintu dengan nada riang tak menyadari ada sosok lain di ruangan itu selain yang di panggil nya ayah.

Tawa manis madu nya berhenti seketika ia sadar banyak pasang mata yang menyorot nya.

"Uuuhmm.., maaf ayah." Gadis cantik itu menunduk meminta maaf sesuai norma yang keluarga nya ajar kan. Terlihat manis dan anggun secara bersamaan.

"Tidak apa. Susullah kakak mu di pondok, Jie." Perintah pria berumur awal empat puluhan itu.

"Baik ayah, Jie pamit." Salam nya mengundur kan diri.

Setelah memastikan bahwa putri nya telah pergi jauh. Pria dengan kumis tipis itu beralih kembali kepada tamu di depan nya.

"Maaf tuan Han atas ketidak nyamanan nya."

"Tak apa..," Pria berbaju khas pengawal kerajaan itu membalas dengan tersenyum tipis.

"Ah..., iya. Silahkan diminum teh nya. Ini adalah teh hitam terbaik yang di kirim dari tanah selatan, tuan."

"Ahahaha...., anda menjamu saya terlalu hormat tuan Hwang. Saya hanya lah seorang pengawal saja."

"Anda tidak perlu merendah tuan. Justru saya sangat terpukau dengan kemampuan anda. Yang lulus akademi militer Kerajaan dengan predikat terbaik. Dan secara khusus di tunjuk Yang Mulia Raja menjadi pengawal pribadinya."

"Itu hanya lah sebuah keberuntungan yang tak sengaja saya terima, tuan. Bukan suatu hal yang perlu di junjung kan. Bahkan saya tidak ada apa-apa nya dengan keberhasilan anda menyelesaikan perkara yang membuat negeri ini goyah, tuan Hwang."

"Mari silahkan...," Kyungil mengangkat cangkir teh nya.

Selanjutnya dua pria dewasa berbeda umur itu larut dengan obrolan seputar pekerjaan mereka. Mulai dari berbagai khasus sipil dan juga tentang invasi yang dilakukan kerajaan mereka.

"Apa anda bermaksud memingit putri saya sebagai pendamping anda tuan Han?" Tanya Kyungil dengan wajah terkejut sekaligus terpancar raut bahagia.

Putri nya akan dipingit seorang pria yang sudah tidak diragukan kedudukan nya. Pria yang ia yakin pasti dapat menjaga putri nya kelak setelah ia melepaskan kesayangan nya itu. Apalagi dia sendiri tahu bagaimana pemuda itu sangat begitu hormat dengan wanita wanita yang pernah ditemui nya. Bukan hanya kata nya, tapi memang Kyungil melihat sendiri dengan kedua netra nya. Benar benar pria yang bertanggungjawab. Pria seperti ini lah yang diri nya ingin kan sebagai calon menantu nya kelak. Dan lagi, putri nya akan menjadi Nyonya Han. Karena ia tahu pemuda dua puluh lima tahun itu belum lah menikah sebelum nya.


"Bukan memingit tuan."

"Lalu bagaimana maksud anda tuan? Putri saya masih belum cukup umur untuk menikah tahun ini. Masih perlu lima tahun lagi putri saya genap berumur enam belas tahun dan siap menikah, tuan." Jelas Kyungil yang kebingungan dengan maksud si pemuda Han.


"Saya membawa ini...,"


"Apa ini tuan?"



"Itu mandat dari Yang mulia Lee yang mengharapkan putri anda, Hwang Yeji. Menjadi bagian dari istana Lotus, tuan Hwang." Jawab Jisung dengan senyuman manis yang kini terasa pahit di pandangan tuan Hwang.

Tbc

Memingit hampir sama dengan tunangan. Anggap aja di jaman ini wajar kalau para anak perempuan yang baru remaja sudah di pingit ya. Dan menikah setelah usia enam belas tahuntl, okey.😃

😃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HwangieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang