Yongbok berjalan sendirian malam ini tanpa para kasim dan dayang yang mengekor di belakang nya. Terus berjalan hingga langkahnya terhenti di taman pavilium musim semi. Karena ia mendapati sosok gadis yang di rindukan nya tengah berdiri di dekat kolam ikan yang berada di taman itu.
"Yeji...," panggilnya dengan perasaan membuncah.
Ia merasa hidup nya yang gelap gulita seperti malam ini menjadi terang benderang. Ia merasa bahagia. Gadis pujaan nya kembali. Ya.., memang selama ini dia memiliki perasaan tulus terhadap gadis kecil itu. Dia tertarik bukan sekedar nafsunya saja. Tetapi hatinya juga benar benar telah terjerat oleh sosok cantik itu.
Dan Yongbok mengakui hal yang menurut sebagian orang akan mustahil dirasakan Yongbok selama ini terjadi. Ia jatuh cinta terhadap gadis cilik itu. Semua tentang Yeji mampu mengalihkan dunia nya yang kelam itu menjadi berwarna.
"Yeji..., Kau kah itu?" tergesa ia melangkah mendekati sosok yang ia rindukan keberadaan nya selama ini.
Sampai di depan nya, Yongbok meraih kedua tangan gadisnya itu. Semua wanita yang berada di kerajaan nya itu miliknya bukan? Digenggamnya tangan itu lembut. Kemudian menciumnya dengan menumpahkan seluruh rasa rindunya selama ini menunggu gadis cantik ini.
"Yeji.., aku benar-benar tak menyangka dirimu akan berada di sini? Kapan kau kembali sayang?"
"..." tak ada jawaban berarti yang di terima Yongbok. Gadis itu tetap diam,enggan merespon.
"Sudah berapa lama kita tak berjumpa? Kau tumbuh dewasa cepat sekali? Tak terlihat seperti gadis kecil saat kita bertemu untuk pertama kalinya dulu. Kau semakin cantik." puji Yongbok kepada gadis itu saat sadar bahwa Yeji nya tidak semungil dulu. Tubuhnya tinggi langsing. Juga wajahnya telah terlihat lebih dewasa dari sebelumnya.
"... "
"Yeji..., Kenapa kau diam saja?! Apa kau lelah? Apa kau butuh istirahat?" Yongbok mengangkat tangan kanannya mengusap pipi putih itu sambil bertanya sedikit khawatir karena tak menjawab apapun.
"Maaf Yang Mulia, tapi saya bukan Yeji."
Yongbok kaget suara Yejinya berubah kah? Memang masih sama sama lembut tapi yang ini terkesan jauh lebih dingin. Dan lagi, dia menjawab bahwa bukan Yeji. Lalu siapa gadis ini?
"Bukan..? Jelas jelas kau ini Yeji. Bagaimana mungkin aku salah orang?" tapi tentu Yongbok akan menyangkal dulu apa yang menjadi jawaban gadis itu. Karena dia yakin yang berada di depan nya ini adalah Yeji, permatanya keluarga Hwang.
"Apakah Anda tidak mengenali milik Anda sendiri, Yang Mulia?"
Yongbok tercenung dengan pertanyaan itu. Miliknya? Yeji miliknya kan? Lalu kenapa dia bertanya seperti itu?
"Yeji juga milik ku. Lalu maksud mu apa lagi?"
"Saya Hyunjin bukan Yeji, Yang Mulia."
"Hyunjin..?! Ah.. tidak mungkin. Hyunjin laki lak..., APAAA...?!!! KAU HYUNJIN..?!!!" Yongbok terkejut dengan jawaban wanita di depannya itu, atau bisakah dia masih menganggap nya begitu, sedang kenyataan nya ia tahu berbeda.
"Ya.., saya Hyunjin, Yang Mulia Paduka Lee." jawab Hyunjin tenang.
"Tidak mungkin, kenapa wajah kalian bisa semirip ini?! Aku ingat kau laki-laki Hyunjin. Tapi mengapa wajah mu...,"
Yongbok tak dapat melanjutkan kata katanya. Ia syok dengan pemikiran nya sendiri. Apa Hyunjin setelah diubah identitasnya, wajahnya ikut berubah? Mustahil sekali. Lelucon macam apa ini?
"Memang ada apa dengan wajah saya Yang Mulia? Mengapa anda sangat terkejut?"
"Seperti nya aku harus pergi sekarang. Yoorim pasti telah menunggu ku terlalu lama. Dan lagi beristirahat!!! Hari sudah terlalu larut untuk mu tetap terjaga selir Hwang." Yongbok memilih tidak menjawab dan mengalihkan topik.
"Terimakasih atas perhatian nya, Yang Mulia." Hyunjin menjawabnya meski berdecih dalam hati.
Ada apa dengan mukanya itu. Kenapa pria ini terlihat seperti sehabis bertemu hantu saja? Oh.. ataukah dia berasa tertimpa dosa setelah melihat nya. Entahlah, bukan urusan nya.
Setelah berbasa basi itu, Yongbok pergi dengan terburu menuju pavilum ratu meninggalkan Hyunjin sendirian di sini.
Tbc
Sasuhyunjin , wkkwkwkwkw Eh sasu atau ita ya🙄 Jangan lupa ramaikan book ini, Kalau ramai saye bakal sering up😊 Bye bye
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.