Bagian 6

1.2K 127 20
                                    

Happy reading......

_________

Sejak kejadian seminggu lalu Nam Joohyuk tidak pernah lagi absen dari perusahaan. Dia seperti robot, yang mana remot pengendali dipegang pria tua arogant yang ia panggil ayah.
Jisoo, sekertaris Nya bahkan ikut terbawa arus yang membawa Joohyuk, keduanya seperti orang yang maniak kerja karena selalu datang awal dan pulang terakhir.

"Depyeonim, kau diminta untuk ke ruangan Hoejangnim!" Ruang Joohyuk berada di lantai kedua paling atas, sedangkan ayahnya dilantai teratas. Butuh beberapa menit untuk memenuhi panggilan ayahnya.

Setelah memberi salam hormat, Joohyuk tetap berdiri menunggu ucapan pemilik N Company.  Dari raut wajah, Joohyuk sudah tau dipanggilnya ia bukan sebuah hal baik.

"Sebenarnya apa saja yang kau kerjakan hingga sekarang perusahaan sialan itu belum menghubungi!?"

Joohyuk hanya diam, menjawab tidak ada gunanya. Pria tua yang gila harta, dan pengakuan itu tidak akan menerima.
Joohyuk bukan tidak berusaha ia sudah berusaha mengirim beberapa proposal mengenai program program yang ia ciptakan. Namun, Bae Otomotif memang belum merespon satupun.

"Apa kau tuli?"

"Aku akan berusaha lebih keras lagi Abeoji." Tuan Nam tersenyum miring, berjalan menuju lemari yang berisi alat alat olahraga pukul. Dibawanya tongkat bisbol yang belum pernah Joohyuk lihat mendekat.

Nam Joohyuk pasrah, melawan hanya akan menambah masalah. Lebam di badanya bahkan belum hilang dan ia harus bersiap merasakan lagi.

"Aku ingin lihat seberapa keras kau berusaha."

Bughh

Joohyuk tetep berusahan berdiri tegap saat punggungnya dihantam sangat keras. Ia genggam kuat tangan disamping jahitan celana.

Bughh

Mata Joohyuk terpejam, ia rapatkan gigi mengeram merasakan perih di punggung. Nam Gong Yoo seperti psikopat yang merasa bahagia melihat korbannya tersiksa. Ia dorong putranya itu mengunakan ujung tongkat agar meninggalkan ruangan. "Kembalilah ke ruangan mu!"

Joohyuk berdiri didepan pintu menatap nama ayahnya, ia mengepalkan tangan kuat. Ia sudah seperti bom waktu yang ingin meledak saat itu juga menghancurkan sang ayah.

"Akhh.."

"Yaa bisa pelan pelan tidak!"

"Aduh! Kau ini bisa tidak sih?"

Jisoo benar benar ingin nyumbat mulut Joohyuk dengan kaos kaki miliknya. Bukanya terimakasih sudah di obati malah terus mengaduh. "Jika kau tidak diam obati saja dirimu sendiri!" Jisoo melanjutkan mengoles salep ke luka di punggung sahabatnya itu. Sesekali iya meringis tidak tega menyentuh lebam yang merah dan lumayan besar.

"Apa ada surat datang hari ini?" Jisoo berpikir sejenak, kemudian berjalan menuju tumpukan berkas di meja.

Terdapat beberapa tumpukan amplop coklat ditangan Joohyuk, tapi ada satu amplop yang membuat netranya berbinar. Di ujung amplop tertutup jelas nama perusahan Bae Otomotif.

"Hyuk?" Joohyuk tersenyum ke arah Jisoo, lalu mulai membuka amplop tersebut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ride Or DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang