Bagian 14

1K 73 43
                                    

Happy reading

_
_
_
_
_

****


Karangan bunga duka cita memenuhi halaman rumah keluarga Bae.

Puluhan orang dari semua kalangan turut hadir dalam proses pemakaman nyonya besar Bae. Tragedi penembakan Seo Hyun Jin di lobby sebuah pusat perbelanjaan sangat menggemparkan publik. Sampai hari pemakaman sang penembak bahkan belum tertangkap.

Keluarga Bae sangat terpukul dengan kejadian itu. Terkhusus sang putri bungsu, Bae Suzy  bersama ibunya kala kejadian mengerikan itu terjadi. Kebahagiaan bisa pergi shopping secara bebas nyatanya hanya angan angan.

"Eomma kenapa meninggalkan Sooji. Appa! eomma tidak pergi kan? iya kan?" Suzy memukul mukul dada ayahnya yang diam saja. "Kenapa diam saja? Jawab appa! Jawab Sooji!"

Melihat ayahnya diam membisu, Suzy berjalan ke arah Sehun—mengguncang badan kembarannya itu agar menjawab. "Sehun-ah eomma masih hidup kan? Jawab Sehun! Jawab aku!" Triak Suzy histeris, badan Sehun kaku tidak mampu merespon.

Bae Yeon-seok membawa putrinya kedalam pelukan, memberi ketenangan. Tidak ada yang baik baik saja dalam keluarga Bae, semua hancur.

Suzy mendapat trauma mendalam, emosinya jadi tidak setabil. Gadis itu akan diam dengan pandangan kosong, setelahnya akan menangis tanpa suara, dan kemudian jadi sangat histeris.

Pemakaman dilakukan tertutup di komplek pemakaman khusus Bae family. Lagi lagi tangisan Suzy pecah di pelukan Joohyun kakak pertamanya. "Eonni aku penyebab eomma meninggal." Joohyun hanya bisa menangis memeluk adik kecilnya.

Di lain tempat Sehun duduk di lantai dingin bagian dari tempat pemakaman, menyembunyikan tangisan. Sama hal nya dengan kembarannya, Sehun amat sangat hancur, kematian ibunya tidak biasa ia terima. Ia berjanji sampai ke lubang semut sang pelaku akan ia cari.

**

"EOMMAAA!!" Jerit Suzy– lagi lagi ia bermimpi tentang kejadian timah panas menembus punggung sang ibu. Dimana semua mendadak hening, dunia Suzy berhenti saat itu juga.

"Sshttt... tenang ya Sooji harus kuat." Suzy menangis di dada Sehun yang langsung memeluk erat. Sudah seminggu sejak pemakaman, kondisi gadis itu semakin memburuk– mengalami mimpi buruk setiap malam, kondisi badan demam dan lemah.

Sehun terus mengusap kepala sang adik memberikan ketenangan. Didalam pelukan, sang gadis perlahan mulai tenang dan tidur kembali.

Sehun menatap lekat wajah tirus adiknya sebelum pergi bertemu ayahnya. "Bagaimana keadaan adik mu?" Sehun menggeleng pertanda jika tidak ada perubahan– keadaan Suzy malah semakin memburuk.

"Apa sudah ada titik terang?"

"Kepolisian sudah menganalisi kejadian, semua cctv sudah di cek tetap tidak ditemukan tanda tanda mencurigakan."

"Kita harus bergerak sendiri Appa! Jika pelaku dari lawan politik atau bisnis tentu kepolisian tidak bisa kita harapkan seratus persen!" Ucapan Sehun bukan hanya isapan jempol, karena sekarang apapun jika ada uang semua bisa terjadi. Bae Yeon-seok setuju dengan putranya.

Sehun menunjukan sebuah gambar peluru pada sang ayah. "Kita mulai dari sini, semua pembelian dan penjualan benda seperti ini di catat negara, penjual akan mudah dilacak.

Setelah putranya pergi, Bae Yeon-seok membuka ruangan rahasia yang berisi kaca besar dimana tertempel foto-foto, potongan surat kabar, dan beberapa kertas bertuliskan sesuatu.

Ride Or DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang