Part 22

25 6 1
                                    

Author

Lagi-lagi Ara terbangun dini hari, dia menatap jam yang terus berdetak, waktu menunjukan pukul 3 pagi, dia memiringkan badannya dan menatap pada ponselnya.

"Apa aku bisa membaca ribuan pesan yang dikirim anak ini?" Monolog Min Ara melihat salah satu chat yang hampir menembus 3000 pesan.

"Im Nayong, aku memiliki teman yang sangat menyayangiku." Ucap Ara pelan menatap ponsel.

Pagipun tiba, Ara bersiap untuk memulai pengajarannya di rumah, dia memulai belajar pukul 9 pagi sampai dengan jam 3 sore.

"Bagaimana kesehatanmu Min Ara?" Tanya seorang Guru,

"Sudah lebih baik pak." Jawab Min Ara.

"Ini akan sedikit membingungkan tapi aku akan menjelaskan dengan perlahan."

"Aku akan berusaha mengejar pelajaran dengan cepat pak."

Min Ara menyelesaikan Sekolahnya tepat pukul 3 Sore, setelah selesaipun Min Ara tetap duduk dihadapan bukunya.

"Aku akan cepat terbiasa dengan semua ini." Ucapnya.

Setertinggal apapun Min Ara mampu untuk mengejar pelajaran dengan cepat, diingat bahwa dia adalah siswa teladan di sekolahnya, waktu pun bergulir dengan cepat, sejak ia pulang ke rumah belum sekalipun ia keluar lagi dari rumahnya itu.

"Im Nayong... datanglah kerumahku." Begitu tulisnya di chat room sahabatnya itu.

"Aku berangkat." Balasnya.

"Hah~ dia cepat sekali membalasnya." Ucapnya tersenyum dan tidak percaya temannya akan membalas secepat itu.

30 menit sudah berlalalu tapi nayong belum juga datang, Min Ara terus menunggu di ruang tamu, takut-takut bell rumahnya tak terdengar.

"MIN ARA......" Teriak Nayong langsung masuk dan memeluk Ara.

"Hei! Aku tidak bisa bernafas." Ucapnya menepuk pundak temannya itu.

"Apa kamu tahu aku menunggu pesan darimu."

"Untuk?"

"Aku tahu kamu sedang pemulihan, makanya aku akan ke rumahmu jika kamu menyuruhku kesini."

"Aku menunggu setiap hari!" lanjutnya.

"Maaf, aku terlalu sibuk dengan sekolah, terimakasih." Jawab Ara.

"Ya! Tapi bagaimana bisa kamu mengirim pesan yang hampir ribuan setiap harinya?" Tanya Ara.

"Ah... itu, apa kamu membacanya semua?"

"Belum, dan mungkin tidak bisa." Jawab Ara tertawa

"Karena aku sudah disini, cepat katakana apa saja yang kamu kirimkan." Lanjutnya.

"Oke, oke."

Tak terasa sudah 1 jam lebih meeka berbicara, banyak hal yang terjadi saat Ara terbaring koma di rumah sakit, fakta bahwa Ham Won Jin setiap hari datang tapi hanya mampu berdiri di depan kamarnya, Yoongi yang setiap hari mulai berlari, teman teman sekelas yang mulai menanyakan keadaan Ara, dan....

"Ara-ya... Aku akan pindah ke busan." Ucap Nayong terhenti.

Ara hanya terdiam, itu sangat tiba-tiba untuknya, dia hanya menatap diam Nayong.

"Ke-kenapa?" Tanyanya terbata.

"Ayahku ditugaskan disana, kesehatan nenekku juga menurun, aku akan menemani dia disana."

"Aku akan kembali saat kita berkuliah, tidak tidak aku akan menemui mu setiap sebulan sekali. "

"A-Ara-ya..." Ucap Nayong memanggil.

Strange Fate Of LoveWhere stories live. Discover now