Part 10

35 7 2
                                    


Min Yoon Gi

Hari ini aku merasa bahagia yang sangat luar biasa, aku bisa kembali tersenyum tapi ada fakta yang tidak bisa aku sembunyikan, aku begitu takut pada ibu dan ayah di rumah, semua terasa berbeda aku terlalu membenci tuhan, ia memberikan kami bahagia, tapi setelahnya kenapa harus ada air mata? Ayah memutuskan mengirim aku dan Hyun Jin keluar negeri setelah kami menyelesaikan sekolah kami disini, apa aku harus senang? Atau aku harus bagaimana?

Malam ini aku terlalu marah pada keputusan yang ayah buat, aku kecewa pada keputusannya aku tahu keputusan ini sepenuhnya adalah keputusan ibu, tapi ibu tak akan berbicara dengan mulutnya, malam ini rasaku begitu campur aduk hingga tak bisa berpikir jernih, aku berjalan menuju kamar ku dan mencari ponselku untuk menelpon Jin Hwan Hyung, tapi sayang sepertinya ponselnya mati, akhirnya aku menelpon Ara tapi seketika aku terdiam karena terkejut.

BRAK!!

Terdengar suara yang cukup keras dari lantai bawah, dengan segera aku berlari dan mendapati ayah yang pingsan dan guci yang pecah di sebelahnya.

"AYAH!!!" Teriakku dan Hyun Jin berlari menuju ayah.

Aku dan Hyun Jin membopong badan ayah ke kamar, kami tak berhenti menelpon untuk mengabari dokter keluarga kami, aku menunggu terus-terusan menunggu di depan kamar Ayah, tapi aku tak kunjung diberi informasi oleh ibu maupun dokter, setiap kali aku mencoba masuk kamar ayah selalu saja terkunci, sudah 2 hari aku menunggu kabar ayah tapi tak kunjung diberi juga, sepulang sekolah dan les aku memutuskan untuk menelpon Jin Hwan Hyung, beberapa kali aku menelpon tapi tak juga diangkat, akhirnya aku memutuskan menelpon Ara.

"Ara-ya.... Apa Jin Hwan Hyung ada di rumah?" Tanyaku setelah Ara mengangkat telpon.

"...."

"Aku ingin bicara padanya sebentar, berikan ponselmu pada Hyung." Ucapku meminta.

"...."

"Hyung cepatlah pulang! Bawa Ara bersamamu." Ucapku tergesa-gesa.

"...."

"Ayah pingsan dan sampai sekarang masih belum juga bangun, dokter sedang menangani Ayah sekarang."

"...."

"Aku sudah menunggu kabar ayah selama 2 hari tapi aku masih belum dapat informasi apa-apa." Ucapku menjelaskan.

"...."

"Baik Hyung." Ucapku dan menutup telepon.

"Hyung...." Panggil Hyun Jin.

"Ada apa?" Tanyaku.

"Ayah baik-baik saja kan?" Tanyanya.

"Percayakan semua pada dokter aku yakin ayah akan baik-baik saja." Ucapku menepuk pundaknya.

"Tapi ini sudah 2 hari, aku sangat takut Hyung." Ucapnya.

"Takapa Hyun Jin kita doakan ayah agar cepat kembali pulih." Ucapku mencoba menenangkannya.

Hyun Jin masih belum bisa menghilangkan kekhawatirannya, setelah 25 menit akhirnya Jin Hwan Hyung dan Ara sampai kerumah, mereka menghampiri kami di lorong dekat kamar ayah.

"Bagaimana keadaan ayah?" Tanya Jin Hwan Hyung.

"Dokter masih di dalam Hyung, aku sangat khawatir." Ucapku berbisik.

"Ayah akan baik-baik saja, percayalah! Aku akan coba masuk untuk mengetahui keadaan ayah." Ucapnya dan memasuki kamar ayah.

Kami melihat selintas di celah pintu yang terbuka, badan ayah sudah di penuhi dengan kabel-kabel yang menempel pada dadanya, selang oksigen sudah terpasang di hidungnya sesekali terdengar suara BIP pada mesin jantung, setelah Hyung masuk Hyung tak kunjung keluar, aku menyuruh Hyun Jin dan Ara untuk masuk ke kamarnya karena sudah terlalu larut, sedangkan aku, rasanya tak ingin beranjak dari depan kamar ayah, aku begitu takut dan khawatir seketika kenangan bersama ayah kembali terulang dalam benak dan pikiranku.

Strange Fate Of LoveWhere stories live. Discover now