Min Ara
"Ara-ya, besok kamu akan kerumah sakit bukan? Apa aku perlu menemanimu?"
"Tidak usah Seonbae, aku akan pergi dengan ibu, aku yakin Seonbae juga sibuk bukan?"
"Ya! Akan lebih baik jika ada yang menemanimu bukan?" Saut Nayong.
"Aku akan bertemu dengan nenekku setelahnya, jika Seonbae menemaniku, aku yakin dia tidak bisa ikut les nantinya, lagi pula aku ingin menghabiskan waktu ku bersama ibu." Jawabku.
"Aku akan pergi duluan, terimakasih makanannya." Ucap Woong yang siap Berdiri.
"Jeon Woong! Kita pulang bersama saja, kita satu arah bukan?"
"Tidak, kita berbeda arah." Jawabnya.
"Ah... Benarkah?" Jawabku yang menatap Woong.
Woong pun meninggalkan kami semua, entah apa yang menghalangiku tapi aku malah merasa tidak nyaman dengan Won Jin Seonbae, ada apa denganku, apa ini memang efek dari kecelakaan dan lupa ingatan? Tapi bagaimana bisa aku tidak menyukai dia lagi?
"Ara-ya, aku akan menjelaskan sedikit tentang dirimu." Ucap Gugup Nayong dengan tiba-tiba.
"Hem?" Tanyaku bingung.
"Sebelum kamu hilang ingatan kita berjanji untuk mencari saudara kembarmu."
"A-aku punya saudara kembar?" Ucapku yang kebingungan.
"Akan aku jelaskan nanti ya." Ucap Woojin Seonbae memegang lenganku.
"Jadi dengarkan, kita mencari sodaramu dengan media sosial, dan aku dihubungi oleh beberapa orang tentang orang yang mirip denganmu."
"Aku tidak tahu ini benar atau tidak, Tapi aku meminta orang yang mengirimi foto yang sangat mirip denganmu untuk bertemu disini hari ini." Lanjutnya.
Entah kenapa aku terdiam dan merasa deguban jantungku yang cukup kencang.
"A-aku tidak tahu harus bagaimana?" Ucapku sedikit merasa takut.
"Nayong-ssi?" Sapa seseorang yang menghampiri kami.
"I-iya?" jawab Nayong mengalihkan pandangan pada orang tersebut.
"Saya, Hwang Ye Ji yang menghubungi anda melalu media sosial." Ucapnya.
"Si-silahkan duduk." Ucap nayong.
"Anda... benar-benar mirip dengan teman saya." Ucap Ye Ji Menatapku merasa takjub.
"Ye?" Jawabku bingung.
"Ah saya tidak bisa membawa teman saya kesini karena ada beberapa kendala, tapi saya akan menunjukkan fotonya yang lebih jelas."
"Ini." Lanjutnya memperlihatkan sebuah foto.
Aku terdiam, begitu juga dengan seonbae dan Nayong.
"Di-dia sangat mirip denganmu." Buka Soenbae.
"Apa aku bisa bertemu dengan dia?" Tanyaku Seketika.
"Ah... Itu aku tidak bisa memastikan, kami juga kehilangan kontak dengan dia dari beberapa minggu lalu, tapi aku akan mengirim alamat rumah tinggal dan juga nomor ponselnya."
"Ada apa sampai kalian kehilangan kontak dengan dia? Kalau boleh tau kalian Sekolah dimana?" Tanyaku merasa penasaran.
"Kami sekolah di JYP Senior High School, namanya Lee Chae Ryeong, ayahnya seorang polisi sedangkan ibunya sudah lama meninggal duni karena sakit, Chae Ryeong juga seorang trainee di salah satu Agency terkenal tapi entah bagaimana sempat ada rumor bahwa Chae Ryeong mengalami depresi dan akhirnya dia menghilang."
"Depresi? Kenapa?"
"Aku juga belum mendapat kejelasan dari dia, karena yang tadi aku bilang kita kehilangan kontak dengan dia."
"Aku sempat mendatangi rumahnya tapi disana juga seperti tidak ada orang, aku ingin bertemu dengan ayahnya, tapi aku tidak tau beliau kerja dikantor polisi mana dan divisi apa."
"Tapi... Kamu benar benar mirip dengan dia, maaf aku sedikit berlebihan tapi aku benar benar merasa takjub." Ucap Yeji tersenyum.
"Kami juga akan mencoba mencari keberadaan dia, jika kamu ada informasi lebih kamu bisa menghubungi aku lagi." Ucap Nayong.
"Baiklah, maaf aku mau membantu tapi tidak bisa maksimal maafkan aku."
"Tidak tidak kami merasa berterima kasih sekali atas inforasi darimu, sebelum pulang kamu ingin pesan minuman atau makanan dulu?" Tawar Seonbae.
"Tidak tidak usah, aku juga kebetulan sedang ada acara di dekat sini."
"Terimakasih Yeji-ssi."
"Sama-sama." Ucapnya dan pergi.
Aku hanya bisa terdiam, diantara takut dan juga bingung, entah aku harus bagaimana, aku... ingin bertemu dia.
"Ara-ya..." Panggil Nayong.
"Maafkan aku yang tiba-tiba membahas adikmu, tapi... aku pikir akan lebih baik kalau kamu tahu lebih cepat bukan."
"A-aku hanya tidak tahu harus bagaimana, aku terus terusan merasa aneh." Ucapku.
"Ara-ya, jangan terkejut kami akan menjelaskan sedikit demi sedikit kehidupanmu, aku tidak bisa menjelaskan secara rinci tapi aku yakin Nayong bisa membantuku menjelaskan semua kepadamu." Ucap Seonbae menatapku.
"Benar, jangan terlalu memaksakan, pelan-pelan saja." Ucap Nayong.
Malam itu aku mulai mengerti kenapa aku begitu takut untuk mengetahui kehidupan ku, tapi disisi lain aku tidak bisa diam begitu saja, aku harus bisa mengingat semua, fakta bahwa aku memiliki kembaran, fakta aku mencarinya, aku mulai mengerti, tapi... bagaimana bisa aku kehilangan saudara kembarku?
"Baiklah Min Ara, ayo kita robohkan tembok penghalang pikiranmu ini." Monologku.
Malam itu aku kembali kerumah sedikit terlambat.
"Dari mana?" Tanya Yoon Gi Oppa menghampiriku.
"Ah! Aku pergi dengan Nayong, dan bertemu dengan Won Jin Seonbae."
"Ah... apa kamu suda makan?" Tanyanya sembari membawa kursi roda.
"Eung aku sudah makan."
"Eum... Oppa." Panggilku lembut.
"Eung?"
"Boleh aku bertanya sesuatu?"
Sebenarya aku sedikit takut dan ragu, aku berpikir apakah yang aku lakukan sudah benar? bagaimana nanti kalau aku masih tak bisa menerima semua ini?
"Apa?"
Aku benar-benar terdiam.
"Hey, Ada apa?" Tanya Yoon Gi Oppa mengulang.
"Apa... apa aku memiliki saudara kembar?"
Dengan tiba-tiba Oppa menghentikan langkahnya, dan terdiam.
"Ara-ya, aku lupa aku memiliki PR yang harus aku kerjakan." Ucapnya setelah membantuku duduk diatas kasur.
"Oppa." Panggilku.
"Eung?" Jawabnya membalikkan badan menghadapku.
"Aku akan menunggu."
"Me-menunggu apa?"
"Aku akan menunggu kalian menjelaskan kehidupanku dan kembaranku, aku... akan menunggu." Ucapku.
"Oppa aku lelah tolong tutup pintunya jika kamu akan keluar."
"O! Eoh... Baiklah, Selamat malam Min Ara."
Aku merebahkan tubuhku yang lelah.
"Hah~ Aku memang ingin mengetahui kehidupanku, tapi... entah mengapa aku juga merasa takut, takut aku tidak menerima dengan segalanya. Hah~ Min Ara... apa yang sedang kamu pikirkan sih?" Monologku malam itu.
YOU ARE READING
Strange Fate Of Love
FanfictionMin Ara adalah seorang gadis yang menjalani hidupnya dengan sulit, dia tidak mengerti kenapa keadaan bisa menjadi seperti itu, sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang lelaki yang akan mengubah jalur cerita hidupnya. berbagi rasa, dan berbagi kena...