Jeon Woong
Hujan sudah berhenti aku dan noona berjalan berdampingan untuk kembali kerumah, aku mengantarnya terlebih dulu kerumahnya.
"Kamu kembalilah kerumah, jangan kabur lagi dari rumah." Ucapnya.
"Aku tidak bisa kembali kesana." Balasku.
"Ya! Kamu masih SMP, kalau bukan kerumah lalu kamu akan kemana malam-malam begini?" Bentaknya.
"Dan lagi kenapa kamu tidak bisa kembali kerumahmu sendiri?" Lanjutnya.
"Aku akan merindukan ibu kalau aku terus di dalam rumah itu." Ucapku berhenti berjalan.
"Ibumu?" Tanyanya berbalik menatapku.
"Em... ayah sudah menikah lagi, aku masih belum terbiasa memanggil dia dengan kata 'Ibu' aku merasa bersalah jika memanggilnya ibu." Ceritaku.
"Ibuku sudah meninggal 2 tahun yang lalu,karena kecelakaan mobil bersama dengan ku, aku selamat tapi ibu tidak , ibu meniggal ditempat karena kehabisan darah, aku sempat koma dan harus menjalani perawatan selama 1 tahun penuh karena itu aku lebih tua dari Hyun Jin." Lanjutku bercerita dia hanya menatapku dan mendengarkan ceritaku sampai akhir tanpa berkata.
"Itu bukan salahmu, jadi kamu tidak perlu merasa bersalah, aku yakin kamu adalah salah satu kebahagiaan yang di tinggalkan oleh ibumu untuk menemani ayahmu, terimakasih karena kamu sudah melewati itu semua Jeon Woong, aku yakin ibu mu akan terus merasa bangga padamu, sekarang maupun nanti." Tiba-tiba saja dia memelukku.
Aku merasa sesak, lelah rasanya terlihat baik-baik saja saat aku tidak merasa baik-baik saja, aku menangis, ini pertama kalinya aku menangis di depan dia, orang yang aku suka, entah kenapa aku merasa tenang mendengar ucapannya, aku semakin jatuh cinta padanya.
"Tidak apa menangis, tapi aku harap ini adalah tangisan mu yang terakhir, sekarang kembalilah kerumah, aku yakin ayahmu pasti menunggumu." Ucapnya.
"Ayah selalu memaksaku untuk memanggil dia ibu." Ucapku.
"Tak apa perlahan saja, aku yakin kamu bisa Woong." Ucapku memegang lengannya.
Aku dan noona duduk di kursi taman selagi menenangkan diriku.
"Ah apa ini, aku ingin terlihat keren dihadapan noona, aku malah menangis seperti anak kecil." Ucapku memecah kecangungan.
"Hahaha apa menangis membuatmu buruk?" Tanyanya.
"Mwo.... Jogeum(Ya Sedikit)." Ucapku tersenyum.
"Malam ini kamu kembalilah kerumah." Suruhnya.
"Aku-"
"Kembalilah, untuk hari ini." Ucap dia memotong.
"Baiklah kalau memang noona yang menyuruhku, aku akan kembali ke rumah." Balasku menurut.
"Sudah malam, aku akan pulang sekarang." Ucapnya berdiri.
"Em... selamat beristirahat noona." Ucapku melambaikan tangan.
"Neodo.(kamu juga)." Balasnya
"Ah! Hapus air matamu, kamu terlihat jelek!" Ledeknya.
"Araseo..." Ucapku tertawa.
Aku berjalan dan kembali pulang, awalnya aku tidak akan kembali ke rumah aku akan kembali ke apartement pemberian ibu dulu, tapi mulai sekarang aku akan mencoba menghadapi semuanya, aku akan semakin dewasa aku tidak boleh seperti ini lagi, begitulah pikirku.
Malam itu sudah menunjukkan pukul 12 malam, aku memasuki rumah dengan pelan saat aku membuka pintu aku melihat ayah yang sedang duduk di tengah rumah sembari memegang gelas minuman kerasnya, aku hanya terdiam dan tak bersuara, tak lama ibu tiriku keluar dari kamar dan menghampiri ayahku.
YOU ARE READING
Strange Fate Of Love
FanfictionMin Ara adalah seorang gadis yang menjalani hidupnya dengan sulit, dia tidak mengerti kenapa keadaan bisa menjadi seperti itu, sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang lelaki yang akan mengubah jalur cerita hidupnya. berbagi rasa, dan berbagi kena...