PART 32 END

25 4 1
                                    


Semua berlari kearah tubuh Min Ara yang sudah tergeletak di jalan dengan darah yang tidak berhenti keluar dari kepala dan juga mulutnya, Chae Ryeong langsung memeluk tubuh kembarannya itu dengan erat.

"Tidak, tidak... Min Ara buka matamu!!" Teriaknya.

Ara membuka matanya dengan semua tenaga yang tersisa dan kemudian tersenyum pada sang adik.

"Terimakasih untuk semuanya, bahagialah Lee Chae Ryeong." Ucapnya dan kembali menutup matanya.

Kini badan Min Ara semakin mendingin dan mulai melemas, Chae Ryeong memeluk Ara dengan sangat erat tak memperdulikan lagi baju gaun nan cantik yang sebelumnya dibelikan oleh Ara untuknya dengan tangisan yang pecah ia menggeleng tidak percaya sang kakak sudah pergi, ia baru saja ingin memulai bahagianya tapi kenapa tuhan malah mengambil Ara darinya.

"Ibu... ibu... tolong kakak siapapun tolong..."

Semua menangis di depan jasad Min Ara, dokter sudah menyatakan Min Ara meninggal ditempat, tapi keluarga tidak ada yang percaya dan terus menerus menyuruh dokter memeriksanya barangkali semua ini tidak benar.

"Kak, aku disini Ah Reum sudah pulang, aku... aku akan kembali kerumah, aku mohon kak buka matamu!!!" Ucap Chae Ryeong berteriak di akhir.

Won Jin yang seharusnya berangkat untuk memulai studinya harus rela kembali dan berlari setelah dia mendapat telpon dari Yoon Gi, lelaki itu berlari menyusuri jalanan mencari taksi untuk membawanya dari bandara.

"Min Ara... aku mohon katakan ini semua bohong... kamu bilang kamu akan menjaga hatimu untukku tapi kenapa kamu malah meninggalkan aku... tidak tidak... kamu akan membuka matamu lagi kan Ara? aku mohon." Ucapnya bermonolog selama di perjalanan.

"Ibu, Ayah... semua sudah selesai, ayo kita bawa Ara." Ucap Jin Hwan.

Ayahnya masih memeluk sang ibu yang lemas tidak sanggup menerima kenyataan kalau dia harus kehilangan sang putri, sekali lagi sang ibu menyesal karena tidak menyayangi Ara dengan layak sebelumnya penyesalan yang sangat besar membutnya terus meneerus memanggil nama Ara dan terus meminta maaf padanya.

"Sudah, sudah...." Ucap Ayah menenangkan.

Hyun Jin hanya bisa menangis dan terus memeluk tubuh Chae Ryeong yang tidak berhenti menangis menatap jasad saudaranya itu begitu juga dengan Yoon Gi yang menangis tak melepaskan lengan sang adik.

"Ayo... kita harus membawa Ara." Ucap Jin Hwan.

"Jin Hwan!" panggil Renjun dari arah belakang.

"Tunggu dulu biarkan mereka dulu." Ucapnya.

"Apa kalian sudah puas? Sekarang Ara sudah tidak ada... apa kalian berhak untuk menangis? Seharusnya kalian memeluk dan menyayangi Ara dari dulu! Untuk apa kalian menangis? Bahkan kalian tidak menyayangi dia!!" Akhirnya Jin Hwan meluapkan semua kekesalan yang sudah menumpuk dihatinya.

"Seharusny kalian menyayangi dia dari awal... seharusnya beri pelukan hangat untuk Ara. Seharusnya aku tidak melepaskan lenganku darinya dulu, seharusnya.... Seharusnya aku terus memegang dia tidak meninggalkan dia dalam kesepian." Lanjutnya dan berjalan ke jasad Ara.

"Jin Hwan, Ara sudah bahagia, dia tidak merasa sakit lagi, dia... tidak pernah menyesal, dia sudah merasa bahagia, tidak ada yang harus disalahkan lagi." Ucap Renjun menepuk pundak Jin Hwan.

"Min... A...ra...." Ucap Won Jin lemas melihat jasad Ara sudah mendingin.

"Ara-ya.... Aku disini, buka matamu... aku membatalkan jadwal penerbanganku, Ara... ayo bangun." Ucap Won Jin menangis membelai halus rambut Ara dan memegang lengan Ara.

"Aku mohon katakana kalau ini semua bohong." Lanjutnya.

------

Keesokan hari.

Semua sudah bersiap dan mengganti pakaian mereka dengan baju hitam mereka duduk berbaris di samping peti Ara, teman-teman dan guru guru dari sekolah mulai berdatangan dan memberi penghormatan terakhir untuk Ara.

"Maaf aku tidak bisa menepati janjiku, aku mohon jaga kakakku disana, dan tolong pastikan dia benar-benar bahagia sesuai dengan ucapanmu."

"Lee Chae Ryeong?" ucap jeno saat Chae Ryeong memasuki ruangannya.

"Eum." Jawab Chae Ryeong mengangguk.

"Senang akhirnya bisa bertemu denganmu, sebelum aku pergi." Ucap Jeno tersenyum.

"Min Ara... aku mohon jaga dia, ukir senyuman diwajahnya, jangan sampai dia menangis, aku mohon berikan kebahagiaan untuk dia." Lanjutnya.

"Maksudmu?" Tanya Chae Ryeong sedikit bingung.

"Ara... tidak pernah benar-benar bahagia, setiap hari adalah neraka baginya, tapi sekarang kamu sudah pulang, aku harap dia bisa bahagia, dan sekarang waktunya memberikan tugasku menjaga dia padamu, waktuku sudah selesai, aku mohon jaga dia setidaknya itu hutangmu padanya." Ucap Jeno tersenyum lagi.

"Maaf aku malah memberi kamu tugas yang berat, tapi bahagianya adalah kamu dan keluarganya, jangan biarkan siapa siapa menyakitinya lagi." Lanjut Jeno.

"Lee Jeno... maaf aku benar-benar gagal." Ucap Chae Ryeong bermonolog.

Min Ara seorang malaikat kecil yang tak pernah bahagia, aku harap kamu terbang dengan bebas dengan senyumanmu, semesta memang begini kejam, tapi tuhan mencintaimu dia tidak ingin kamu melihat dunia yang berat untukmu, tuhan sudah menyiapkan kebahagiaan lainnya untukmu, Selamat tinggal MIN ARA.

.

.

.

END.

END

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Strange Fate Of LoveWhere stories live. Discover now