Min Yoon Gi
"Aku lelah, duduklah ada yang ingin aku bicarakan." Ucapku memegang lengan Ara.
"Kalau kamu ingin berbicara denganku pastikan aku akan selamat nanti di rumah." Ucapnya dan melepas paksa lenganku.
"Maafkan aku." Ucapku.
"Kamu tidak pernah salah, memang begini nasibku, aku pergi." Ucapku.
"Seandainya dulu.... Seandainya dulu aku tak pernah membuatmu diposisi ini, apa semua akan berbeda?" Ucapku.
Sudah lama aku ingin berbicara dengan Ara, apa kalian tau kapan terakhir aku benar-benar melepas tawa dengan Ara? 7 tahun yang lalu, saat kami masih di bangku sekolah dasar.
"Kalau saja aku tidak membuat Ibu membencimu, apa semua ini akan berubah?" Tanyaku lirih.
"KUBILANG INI BUKAN SALAHMU!!" Ucapnya berteriak.
Aku memandang Ara, untuk pertama kalinya aku menatap kedua matanya, air matanya mengalir begitu deras, semua terasa menyakitkan untukku, aku tidak tau lagi bagaimana caranya aku menjelaskan ini, tapi hati ku benar-benar terasa sakit.
"Ibu memang membenciku, aku hanya iri dengan kalian yang selalu mendapat kasih sayang Ibu, tidak tau apa alasannya, dan mungkin akan tetap berlanjut seperti ini, aku akan tetap di benci Ibu dan tidak akan ada yang berubah, semua akan tetap sama, tuhan memberiku neraka di dunia ini, itulah faktanya." Ucap Ara.
"Dulu, aku iri padamu kamu selalu menjadi juara kelas, bahkan mengikuti olimpiade, tidak seperti aku, aku selalu menjadi orang no.2 di sekolah aku tidak bisa mendapat kebanggaan dari ayah, sampai akhirnya ayah bilang kalau diriku ini payah, kalau diriku ini tidak berguna, untuk pertama kalinya aku membenci dirimu Ara, aku mengadu pada Ibu, dan Ibu akan membicarakan dengan Ayah, aku tidak tau kalau Ayah akan terdiam dengan ucapan ibu, dan aku tidak tau apa yang mereka bicarakan, setelahnya Ibu akan semakin kesal melihatmu, dan semakin membencimu." Ucapku menjelaskan.
Aku melihat kedua mata Ara yang kini memancarkan rasa kecewanya padaku, memang sudah sepantasnya begitu, sudah seharusnya Ara membenci aku.
"Aku ingin kamu bahagia Ara, aku akan berusaha sekuat tenagaku agar Ibu tidak menyentuh dirimu bahkan tidak sehelaipun rambutmu, aku jan-"
"Tidak perlu mengubar janji saat kamu tidak bisa menepati janjimu, sudah berapa kali aku mendengar ucapan itu, dan aku tidak ingin membencimu juga, jadi kamu tidak perlu menganggap dirimu salah, aku hanya akan menyalahkan takdirku." Ucap Ara memotong.
"Ara dengarkan aku."
"Aku tidak tau arah pembicaraan ini, aku pergi!" Ucapnya meninggalkanku.
"Ara-ya...Min Ara...." Panggilku mengejar.
"Yoon Gi-ya hentikan, dia tidak akan menggubrismu, biarkan dia sendiri dulu." Ucap lelaki di sebelahku.
"Won Jin-ah, sudah terlalu lama aku meninggalkan dia sendiri, apa yang harus aku lakukan." Ucapku mengeluh.
"Tapi apa kamu yakin hanya karena itu dia di benci ibumu? Ini hanya pemikiranku, tapi sepertinya itu bukan alasan yang bisa membuat ibumu menjadi membencinya." Ucap Won Jin
"Memang, ada perkara yang lebih besar dari ini, dan aku tidak bisa mengatakan kepadanya." Balasku.
"Lalu kenapa kamu berkata itu padanya? Toh juga dia tidak akan membencimu." Ucapnya.
"Ara sebenarnya memiliki kembaran, tapi sekarang tidak." Ucapku tiba-tiba.
"Maksudmu?" Won Jin terlihat kebingungan.
"Ibu tidak membenci Ara karena aku, Ibu membenci Ara karena saudara kandung Ara yang menghilang 12 tahun lalu, saat dia berusia 4 tahun." Ucapku bercerita.
"Heol, ini beneran?" Tanyanya semakin kaget.
"Ara kakaknya, dia bermain di taman dengan Ah Reum, sebetulnya aku yang salah yang meninggalkan mereka berdua di pinggir taman dan tidak aku awasi, entah bagaimana saat aku kembali hanya ada Ara di pinggir dan menangis, aku mencari Ah Reum tapi tidak aku temukan, saat aku kembali ke rumah aku mengatakan pada ibu dan ayah kalau Ah Reum menghilang, saat itu adalah saat aku merasa benar-benar takut dengan situasi yang sedang aku hadapi, aku tidak bisa berkata apa-apa aku berpikir bagaimana caranya agar aku tidak disalahkan, aku berkata pada ibu kalau ini semua karena Ara yang terus bermain dan aku harus menjaga Ara dan melupakan Ah Reum yang berada di pinggir taman." Ucapku merasa beban ku menghilang.
"Wah... aku benar-benar tidak bisa berkata apa apa, apa kamu sudah mencoba mencarinya lagi?" Tanya Won Jin, yang dibalas anggukan oleh ku.
"Lalu? Apa kamu benar-benar berniat akan menutupi ini semua? Jika aku menjadi kamu, aku akan berlutut meminta maaf pada Ara, entah kenapa aku menjadi kesal mendengarmu Yoon Gi." Ucap Won Jin dan meninggalkan aku sendiri.
Aku paham kenapa Won Jin kecewa padaku, aku juga begitu, aku terlalu membenci diriku, sampai sampai ingin mati rasanya, aku memang seorang pecundang aku membiarkan adikku menderita karena aku, aku benci diriku.
Aku kembali ke kelasku karena bel sudah berbunyi yang menandakan pergantian pelajaran, aku duduk di tempat ku dan mengeluarkan ponsel dan earphone ku, aku memutar lagu dan menatap jauh keluar jendela, aku melihat seseorang yang membawa tas dan berjalan keluar sekolah, aku melihat dengan seksama dan aku baru menyadari kalau itu adalah Ara.
"Ara?" Ucapku terkejut.
Aku berdiri dan meminta ijin untuk pergi ke toilet.
"Pak, saya ijin ke toilet." Ucapku sambil menatap keluar.
"Silahkan." Balasnya.
Aku mulai berlari saat keluar dari kelas, tapi sayang aku tidak bisa mengejar Ara, aku berpikir sebaiknya aku memang tidak berbicara dengan Ara, aku menyesal telah berbicara dengan Ara.
YOU ARE READING
Strange Fate Of Love
FanfictionMin Ara adalah seorang gadis yang menjalani hidupnya dengan sulit, dia tidak mengerti kenapa keadaan bisa menjadi seperti itu, sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang lelaki yang akan mengubah jalur cerita hidupnya. berbagi rasa, dan berbagi kena...