PROLOG

3.8K 517 95
                                    


HAPPY READING!

Nisan berbentuk salib besar itu menunjukan nama yang asing dimata Eren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nisan berbentuk salib besar itu menunjukan nama yang asing dimata Eren. Ia tidak mengenal mendiang, namun pria berambut pirang dengan janggut yang berwarna sama disampingnya ini mengenal mendiang; hingga menyempatkan waktu untuk ikut pemakaman.

Para pelayat mulai meninggalkan pemakaman mewah ini. Eren mengira mereka sepertinya dari kalangan orang-orang kaya, dilihat dari setelan berkabung mereka yang mahal.

"Berapa lama lagi kau akan berdoa untuknya?" Tanya Eren mulai bosan.

"Sebentar lagi, bagaimanapun dia adalah partner bisnis kita. Kalau kau mau, berkeliling lah sebentar." Kata kakak tirinya, Zeke Jeager. Mata itu kembali tertutup, mulutnya sibuk memanjatkan doa dengan kedua tangan yang bertaut di depan dada.

Wajah datar Eren terpantri. Berkeliling katanya? Ia pikir pemakaman ini taman bermain?

Sejauh mata elangnya memandang, yang Eren temukan hanyalah nisan-nisan besar juga rumput hijau yang terhampar jauh. Ia memasukan kedua tangan nya ke saku celana, lalu mulai berkeliling seperti yang diperintahkan Zeke.

Eren menghentikan langkahnya setelah berkeliling pada sayap utara pemakaman. Dari jauh, ia melihat seseorang mengenakan topi—berjongkok disalah satu makam yang nisan nya biasa-biasa saja. Entah dengan keberanian dari mana, ia mendekati seseorang itu. Terlihat dari postur tubuhnya, Eren meyakini orang itu adalah seorang gadis. Bahunya naik turun menahan tangis. Hingga akhirnya dugaan Eren terjawab ketika sudah berjarak satu meter dibelakangnya; ia seorang gadis.

Ia terisak seakan merasa sangat kehilangan.

"Orang yang mati takkan hidup kembali, seberapa banyak pun tetes air mata yang kau keluarkan, mereka akan tetap mati." Kata Eren, matanya menerawang jauh dengan kedua tangan yang masih setia tersimpan disaku celana. Namun Eren tau, sang lawan bicaranya terkejut mendengar itu hingga isak tangisnha hening sejenak.

Angin berhembus mengisi keheningan. Eren menunggu si gadis berbalik dan menatapnya.

"Kau benar-benar berkeliling rupanya," Nada gusar keluar dari mulut Zeke, dengan terburu-buru ia merangkul lengan Eren, "Cepat, kita harus pulang," Lanjutnya.

Zeke sepertinya tidak mempedulikan gadis bertopi itu—atau mungkin memang tidak menyadari keberadaannya. Dengan pasrah Eren mengikuti kakaknya. Namun sebelum itu, ia menoleh kebelakang untuk memastikan sesuatu.

 Namun sebelum itu, ia menoleh kebelakang untuk memastikan sesuatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan mata emerald milik Eren dan mata gadis itu bertemu.

Tatapan mata emerald milik Eren dan mata gadis itu bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabar baru prolog, up seminggu sekali ya xixi

𝟗 𝐓𝐄𝐍𝐒𝐈𝐎𝐍 𝐎𝐅 𝐄𝐑𝐄𝐍 𝐉𝐄𝐀𝐆𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang