UNLOCK SCENE : Before You Go

1.1K 131 4
                                    

Pagi ini, kediaman Eren sedikit sibuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, kediaman Eren sedikit sibuk. Ini karena si empu akan kembali ke Jerman secara mendadak. Namun, tidak bisa dibilang begitu juga—sebab laki-laki itu sudah memikirkan rencana ini 3 hari sebelum gala The Ackerman. Tapi bagi Zeke, keputusan Eren untuk kembali ke Jerman sangatlah mendadak. Ia jadi berpikir, Eren memutuskan hal itu hanya karena Y/N hampir diculik. Padahal sebenarnya tidak.

Zeke duduk di sofa tunggal ruang tamu rumah Eren. Kopi panas tersedia di meja yang tepat berada dihadapannya—namun sayang, Zeke belum meminumnya sedikitpun, karena sibuk memperhatikan para pelayan yang membawa beberapa koper ke halaman untuk dimasukan kedalam bagasi mobil.

Yelena dan Floch muncul dari lorong ruang tv. Menyadari ada yang datang, Zeke langsung melempar pandangan kearah Yelena dan Floch yang kini mendekatinya.

"Kalian akan tetap disini?" Tanya Zeke.

Floch dan Yelena duduk disebrang laki-laki itu.

"Sepertinya begitu," jawab Yelena seadanya. Sementara Floch mendengus.

"Ia baru kembali beberapa bulan, dan langsung pergi lagi ke Jerman?" Floch bersandar pada punggung sofa, "sepertinya dia melupakan kasus perusahaan hanya karena gadis itu."

Zeke terdiam. Kepalanya dipenuhi banyak asumsi. Namun ia memilih diam sebab ingat perjanjian diatas kertas beberapa hari lalu.

Zeke rasa, Eren sengaja menjauhkan Y/N supaya laki-laki pirang itu tidak bisa memantau kelakuan si gadis. Atau mungkin Eren memiliki tujuan lain? Karena Zeke mulai meragukan.. tentang kemungkinan Eren kembali ke Jerman karena kesal Erwin menempatkan gadis itu dalam bahaya? Tidak, itu konyol.

"Sedang apa kau disini?"

Suara Eren membuat ketiganya menoleh. Laki-laki itu berjalan mendekati Zeke, Yelena dan Floch dengan tatapan datar.

Merasa pertanyaan itu untuknya, Zeke berdiri dari kursi.

"Apa kau yakin akan kembali ke Jerman?" Tanya Zeke saat Eren berada tepat dihadapannya.

"Jauh-jauh kesini hanya untuk bertanya itu?" Eren melempar tatapan tajam, "jika aku tidak yakin, aku tidak akan menyuruh para pelayan mengemasi barang-barang ku dan juga barang Y/N." Jari Eren menunjuk para pelayan yang kini mulai kembali masuk ke dalam rumah.

"Eren, sepertinya kau mulai terobsesi dengan gadis itu." Ucap Floch dengan nada sarkas.

Yelena yang duduk disebelahnya hanya diam. Tidak berniat membuka suara.

Eren berbalik menghadap Floch dengan wajah datar, "Terobsesi ataupun tidak, sepertinya itu bukan urusanmu. Benar begitu, Yelena?"

Yelena mengangguk sebagai jawaban. Floch mendengus, kemudian pergi dengan rasa kesal.

Zeke menghela napas, mencari kesabaran dari sikap adiknya. Zeke kemudian membawa Eren keluar rumah untuk berbincang sebelum Eren benar-benar pergi. Eren mengikuti dengan tenang, hingga kemudian Zeke mulai berbicara.

"Jika kau pergi, kursi wakil direktur akan kosong—"

"Aku akan mengurus perusahaan walaupun aku di Jerman." Potong Eren.

Zeke menatap adiknya, "Apa kau sengaja menjauhkan nona Anderson dari pengawasanku?"

"Untuk apa aku melakukan itu? Aku yakin Y/N memang yang terbaik untukku."

Laki-laki berambut pirang itu terdiam, sementara Eren menatap lurus kedepan dengan datar, seolah menunggu Zeke melontarkan pertanyaan. Keheningan itu berubah jadi rasa canggung.

Sebagai kakak, Zeke selalu berusaha bersabar dengan sikap adiknya, namun Eren selalu keras kepala. Jadi, Zeke harus apa?

"Eren, bagaimana dengan Mikasa?"

Zeke tau Eren meliriknya dari sudut mata. Laki-laki bermata emerald itu hanya diam, hingga Zeke kembali melontarkan pertanyaan.

"Bagaimana jika Kenny bertanya tentang hubungan kalian kepadaku? Sejujurnya, aku lelah dengan sikapmu. Tidak bisakah kau mengerti sedikit saja, Eren? Kesampingkan ego mu, dan lihat lah penderitaan orang lain."

Eren menghadap Zeke dengan rahang yang mengeras.

"Lihat lah penderitaan orang lain? Kau sendiri tidak lihat penderitaan ku, Zeke. Selama ini aku tidak mencintai Mikasa." Eren menarik kerah kemeja Zeke, "jangan mengajari aku ketika kau saja masih bodoh."

Eren melepaskan Zeke, kemudian meninggalkan laki-laki itu diam seribu bahasa. Satu-satunya jalan hanyalah membiarkan Eren membawa gadis itu bersamanya. Namun, sampai kapan?

"Harapanku hanya ada pada perjanjian diatas kertas itu." Gumam Zeke, sambil membenarkan kerah bajunya.

" Gumam Zeke, sambil membenarkan kerah bajunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Double update cieee

𝟗 𝐓𝐄𝐍𝐒𝐈𝐎𝐍 𝐎𝐅 𝐄𝐑𝐄𝐍 𝐉𝐄𝐀𝐆𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang