XXXIV. Accidentally

1.7K 205 67
                                    

Y/N baru saja menyelesaikan pekerjaan rumahnya ketika bel itu berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Y/N baru saja menyelesaikan pekerjaan rumahnya ketika bel itu berbunyi. Siapa gerangan datang pada jam 10 malam?

Tak ingin bel itu terus di tekan yang berkemungkinan membangunkan Orion, Y/N bergegas pergi ke pintu depan dengan menilik dari jendela; memastikan sang pelaku penekan bel berkali-kali itu.

Ah, dia Jean. Batin Y/N merasa lega ketika tau yang datang ternyata adalah sahabatnya.

Tanpa basa basi, Y/N membukakan pintu rumahnya perlahan sembari menduga bahwa kata pertama yang akan Jean ucapkan adalah permintaan maaf.

"Maafkan aku untuk bertamu larut malam, Y/N."

"Aku sudah menduga kau akan mengucapkan itu," ujar Y/N dengan nada bercanda. "Masuklah, diluar dingin."

Jean mengangguk dan segera masuk kedalam rumah Y/N, tak lupa sebelum itu ia menutup pintu lalu segera mengekori wanita tersebut menuju dapur. Y/N mempersilahkan Jean untuk duduk di pantry sementara ia menyuguhkan secangkir kopi.

"Tidak biasanya, Jean."

Kata pembuka dari Y/N membuat laki-laki itu mengangguk. Telunjuknya sibuk memutari bibir cangkir kopi dengan isi kepala yang rumit.

"Ya, maafkan aku karena datang tiba-tiba." Jean menatap Y/N, membaca ekspresi wajah wanita itu.

Y/N menggeleng kepala, "Tidak, tidak masalah. Lagi pula sepertinya ada hal yang sangat penting untuk dibicarakan."

Jean menatap Y/N dengan lamat-lamat.

"Aku akan menikah dengan Historia," laki-laki itu memberi jeda, "dua pekan lagi."

Ada keheningan yang tercipta sesaat setelah Jean menyelesaikan perkataan nya. Y/N tidak menunjukkan ekspresi apa-apa sebelum akhirnya memberi tanggapan dengan senyuman bahagia.

"Bukankah itu kabar baik?" Y/N terkekeh, "selamat! akhirnya kau akan menikah."

Kabar bahagia. Ya, itu memang kabar bahagia. Namun ada satu beban yang memberatkan pundak Jean ketika permintaan Historia harus ia kabulkan.

"Aku bahagia, namun sebagian dari diriku hanyut dalam sesuatu yang sangat berat untuk aku lakukan."

Y/N memiringkan kepalanya, "kau bisa bicarakan itu kepadaku. Bukankah kita sahabat?"

Jean menghela napas; helaan napas terberat yang pernah ia lakukan seumur hidupnya.

"Aku mencintai Historia, namun tanpa aku duga aku harus melakukan ini."

Alis Y/N bertaut, bertanda bahwa wanita itu tidak menangkap maksud dari penuturan Jean. Laki-laki itu mengeluarkan sesuatu pada saku nya. Sebuah undangan mewah disodorkan kehadapan Y/N tanpa ragu; membuat perhatian wanita itu teralih. Tinta emas yang mengukir nama Jean dan Historia sekejap membuatnya iri.

"Kuharap setelah malam ini, kita tidak lagi menghubungi satu sama lain."

Y/N tertegun ditempat. Matanya terpaku pada undangan itu. Wanita itu memang berniat untuk tidak menyulitkan Jean, namun jika Jean yang mengatakan itu sendiri, dirinya bisa berbuat apa? Walaupun begitu, ada sedikit goresan yang tercipta di hati Y/N. Seolah seluruh organ nya berhenti detik itu juga.

𝟗 𝐓𝐄𝐍𝐒𝐈𝐎𝐍 𝐎𝐅 𝐄𝐑𝐄𝐍 𝐉𝐄𝐀𝐆𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang