Episode 11 : Tawuran

38 29 0
                                    

Assa memegang tali tasnya di depan rumah. Sangat lama, ia menatap depan pintu rumah Marvel yang ada di seberang, namun tak kunjung ada cowok berparas ganteng itu muncul.

Mulut Assa cemberut. Ia mondar-mandir sendiri di depan rumah, karena Assa begitu menantikan kehadiran Marvel, hingga cowok itu membuka pintu rumahnya.

Assa menjerit."Heaa."

Marvel menatap lurus ke depan. Ia menggaruk jidatnya yang tak gatal saat memperhatikan Assa yang joget lagi dangdutan.

"Lucu," gumam Marvel menggeleng, ketika Assa tahu Marvel memperhatikannya, buru-buru Assa membuang muka. Ia sangat malu dan membuat pipinya merah merona bagai dijatuhi ribuan bunga sakura.

Marvel memutar wajahnya dengan malas. Assa bersiap diri, karena ia tahu Marvel akan menggodanya seperti hari-hari sebelumnya, tapi nyatanya tidak. Marvel malah melunyur begitu saja di hadapan Assa, seolah-olah ia tak pernah mengenalnya.

Wajah Assa berubah murung "Marvel kenapa? Gue salah apa?"

"Jangan-jangan dia berusaha narik ulur hati gue," batin Assa, mencoba untuk menghilangkan pikiran negatif itu.

Rok selututnya terangkat saat sebuah motor dengan kecepatan tinggi menghampirinya. Tanpa berkata sepatah apapun Marvel memberi kode agar Assa mau menaiki motornya, namun Assa malah bersikap jual mahal.

"Gak usah gengsi. Naik gak? Kalau lo gak naik, gue cium lo sekarang," tegas Marvel, membuyarkan lamunan Assa. Gadis itu tak sengaja menatap langsung ke mata Marvel, membuat mereka jadi bertatapan.

"Jadi lo mau dici--," belum sempat Marvel meneruskan kalimatnya, Assa sudah menggeleng dengan cepat.

"Gak. Gila lo!" tukas Assa memilih menuruti perkataan Marvel, takut kalau ia nekat.

"Kalau lo udah baper, bilang ke gue, tapi kalau dilihat-lihat lo udah baper kan?" tebak Marvel ketika mereka terjebak lampu merah di jalan raya.

"Ngomong apaan sih, siapa yang baper coba?" balas Assa mencubit pinggang Marvel, sedangkan Marvel malah melirik ke arah kaca spion untuk melihat ekspresi Assa yang sudah tersenyum sendiri. Malu akan sikapnya.

"Lo kira gue gak ngerti cewek. Lo imut, kalau senyum tadi, " sahut Marvel tersenyum simpul.

"Lo itu cuman gak sadar kalau lo itu baper, baru gue cuekin dikit aja lo udah mati-matian bangun pagi buat ngeliatin gue di depan rumah. Ngaku gak lo?" tebak Marvel.

Assa membelalakkan matanya. "Lo tahu? jadi cowok peka banget sih," keluh Assa menghembuskan napasnya dengan kesal.

"Aneh lo. Semua cewek mau cowoknya peka, kenapa lo gak?" Marvel melipat tangan di dada saking jenuhnya karena menunggu lampu merah, tapi asal bersama gadisnya, kejenuhan itu berubah jadi senyuman malu membuat Assa jadi salah tingkah.

"Gue pastikan lo jatuh cinta sama gue Sa," sambung Marvel sambil melajukan motornya menuju ke sekolah.

"Kalau gue tetap gak jatuh cinta sama lo gimana?" Assa menyahut ragu, lalu Marvel menjawabnya, cukup tenang.

"Liat aja nanti. Gimana kalau kita taruhan, kalau dalam waktu satu bulan gue bakal buat lo jatuh cinta sama gue, dan lo harus buat gue benci sama lo."

KALOPSIA [ Selesai ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang