Welcome pembaca♥
PerihPeluk juga mau ngucapin terimakasih sama kalian yang udah vote dan menyukai cerita yang author buat, semoga kalian bisa ambil pesan di setiap cerita yang aku buat dengan cinta dan kasih sayang ini :) sweet
Selamat membaca ya kesayangan author
Sudah siap menuju ending?let's read
<>
Bagi Dilan hidup hanya satu kali, mengapa tidak berusaha untuk menikmati sisa waktumu. Lelaki itu keluar dari dalam mobilnya. Dia sekarang sudah lulus kuliah dan berniat menjemput Assa atas perintah Marvel, padahal hampir dua tahun dia mencari keberadaan gadis itu, namun tak kunjung ada jejaknya, hingga dia kepikiran untuk mengunjungi panti asuhan Assa dulu.
"Gue akan selalu yakin Sa, kalau lo adalah jodoh Marvel selamanya dan sekarang gue mau jemput lo. Hidup gue udah lebih baik Vel, Sa," gumam Dilan.
Dengan langkah yang gugup, Dilan melangkah masuk ke dalam panti asuhan. Dia melihat gerombolan anak-anak, tapi tak kunjung melihat Assa.
"Permisi, maaf bu."
Dilan menatap wanita paru baya yang tercengang, karena kedatangan orang asing yang langsung mengiranya adalah seorang donatur.
"Saya mau ketemu perempuan namanya Assa bu. Dia dulu tinggal di panti asuhan ini katanya bu." Dilan membuat Ibu Jes tersenyum.
"Kamu adalah orang pertama yang mencari Assa," sahut ibu Jes, tanpa melanjutkan kalimatnya. Ibu Jes membawa Dilan untuk masuk ke dalam ruangan tersendiri di belakang bangunan panti asuhan, lalu ibu Jes membuka kunci pintu dari ruangan sempit itu dan mempersilahkan Dilan masuk.
Dengan hati-hati Dilan masuk ke dalamnya dan menemukan Assa yang duduk menatap jendela. Auranya terlihat kacau dan pembawaannya seperti manusia linglung.
"Sa?" panggil Dilan, tapi Assa tetap tidak menyahut. Dia malah menaruh kepalanya di lipatan lututnya.
"Aku Dilan Sa. Aku mau jemput kamu. Tubuh kamu kok kurus Sa?"
"Kamu sakit?" Dilan mengguncang-guncangkan bahu Assa yang tidak bergeming sedikitpun.
"Sa, jawab aku. Kamu sakit?" Dilan sangat khawatir melihat tubuh Assa yang hanya tinggal tulang belulang, bak tubuh tanpa dibalut daging. Wajah Assa juga berubah menjadi jelek, terlihat sekali rahangnya yang menonjol dengan sapuan hitam di pipinya.
"ASSA!"
"Jawab gue. Lo kenapa? Apa lo sakit Sa?"
Dilan mengusap rambutnya ke atas, lalu menatap Assa yang begitu memprihatinkan. Apakah Dilan terlambat untuk menjemputnya?
Ibu jes yang tidak tega, terikut masuk ke dalam sana dan menceritakan mengenai penyakit Assa.
"Assa menderita penyakit HIV/AIDS."
"Bagaimana hal seperti itu bisa terjadi?"
Flasback
Tahukah kalian, hal apa yang paling menyakitkan ketika tumbuh menjadi remaja, jawabannya adalah saat semua orang sudah tidak peduli pada kita. Kita diacuhkan dan bahkan dijauhi. Kehancuran masa remaja adalah awal dari perjalanan dewasa yang menyakitkan.
Assa merentangkan kedua tangannya, membiarkan angin dingin menyusup tubuhnya. Dia rindu dibelai oleh angin dan dimanjakan awan. Gadis itu selalu murung dan berdiam diri sejak kedatangannya ke panti asuhan Sejahtera. Dia hanya bilang bahwa dia kesakitan dan kelelehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALOPSIA [ Selesai ] √
Teen FictionTerlahir sebagai anak yang tidak diketahui asal usulnya membuat Assa harus dibesarkan di panti asuhan. Ia diadopsi oleh keluarga kaya raya, hingga membuatnya melupakan sahabat kecilnya yang mengidap keterbelakangan mental. Saat menginjak usia remaja...